Renjun masih berada di cafe tempat dia bertemu dengan Mark tanpa ada niatan untuk pergi dari sana. Ntah kenapa dia akan merasa sangat bersalah jika Mark tak bisa melupakan perasaan nya padanya. Dan itu benar-benar sangat menyiksanya.
Drrtt....Drrtt.... Drrtt....
Renjun melihat telpon dari Haechan dan langsung mengangkatnya.
"Ya?"
"Ren kau dimana? Kenapa belum datang? Semuanya sudah ada disini."
"Ah aku lupa, aku akan segera kesana."
"Jangan lama, aku tunggu diluar."
"Ne." Renjun langsung mengakhiri panggilan itu dan diapun langsung pergi ketempat perkumpulan itu.
At. Restoran xxx.
Taxi yang ditumpangi oleh renjun akhirnya sampai dan renjunpun langsung melihat Haechan yang menunggu diluar dan langsung menghampirinya.
"Chan?"
"Akhirnya kau datang, ayo kita masuk." Ucap haechan dan keduanya masuk kedalam restoran itu.
"Apa semuanya datang?"
"Hmm, bahkan sih dokter yang tak pernah bekerja juga datang."
"Maksudmu?"
"Choi Beomgyu, aku bingung kenapa dia bisa datang, padahal dia kan dihukum. Dan seingatku ini hari pertamanya."
"Sudahlah itu bukan urusan kita sama sekali." Ucap renjun dan Haechan hanya memutar malas bola matanya.
Di meja.
Beomgyu melihat renjun yang baru datang dengan tatapan marahnya berbeda dengan yang lainnya yang langsung menatap senang atas kehadirannya itu.
"Maaf saya terlambat."
"Tidak masalah dokter huang. Ayo duduk dokter." Ucap sungchan semangat dab renjun pun duduk lalu acara makan malam bersama itu berjalan dengan lancar.
Beomgyu melihag kearah renjun dan diapun berdecih.
"Ada apa dokter Choi? Apa kau sedang kesal?" Ketus Haechan.
"Anio, tapi bukankah tidak sopan saat semuanya minum tapi tidak dengan dokter Huang, itu sangat-sangat tidak sopan kan? Atau memang dokter huang sebenarnha tak mau menyambut dengan baik mereka semua." Datar beomgyu.
"Saya tidak begitu dokter Choi hanya saja saya ti—"
"Kau akan membuat alasan?" Renjun yang tak ingin memperpanjang masalah lantas meminum bir itu satu gelas sekali teguk membuat Haechan membulatkan matanya seketika.
"Ren?" Kaget Haechan.
Tak.
Renjun melihat kearah semuanya dengan wajah yang memerah.
"Ren, kau baik-baik saja?"
"Hmm, permisi tolong segelas bir lagi." Ucap renjun dengan nada mabuk.
"Tidak ada bir lagi renjun, kau sudah mabuk." Ucap Haechan tapi renjun hanya meracau hingga akhirnya tertidur dengan menggunakan tangannya sebagai bantalan kepalanya.
Sion melihat hal itu lantas mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto renjun tanpa semuanya ketahui. Dan diapun mengirim pesan pada jaemin.
Hyung.
Send a picture.
Hyung, sepertinya Renjun ge sangat mabuk, aku ada di restoran xxx, kami mengadakan acara makan malam. Kau harus menjemput renjun ge kemari.
Aku akan sampai 30 menit.
Setelah melihat balasan pesan itu, sion pun memasukkan ponselnya kedalam sakunya.
Sedangkan beomgyu juga mengirimkan pesan ntah kesiapa hingga beberapa menit kemudian semuanya kaget karena kedatangan Choi yeonjun selaku direktur rumah sakit itu.
"Direktur Choi? Ada apa datang kemari?" Kaget Haechan sembari menyelimuti renjun dengan mantel milik renjun. Yeonjun hanya diam saja melihat kearah renjun yang mabuk lalu melihat kearah beomgyu.
"Sepertinya acara malam ini selesai saja. Kalian pasti juga sudah mabuk. Kalian bisa pulang ke rumah masing-masing dan karena tak ada yang searah dengan dokter Huang, sepertinya direktur Choi bisa mengantarkannya bukan?" Ucap beomgyu membuat yeonjun mengerti maksud dari beomgyu yang mungkin ingin membuat skandal antara dirinya dan renjun.
"Tidak perlu dokter Choi, renjun ge akan dijemput oleh calon suaminya. Dia sudah ada didepan." Haechan menatap kaget pada Sion yang langsung berdiri dan diapun mendekat pada renjun lalu membantu renjun berdiri.
"Aku akan membantu." Ucap Haechan yang juga membantu sion membopong renjun. Sungchan yang sudah mabuk melihat hal itu dan diapun langsung mengikuti sion keluar.
Sesampainya mereka diluar, mereka melihat jaemin yang memang sudah sampai dan langsung mengambil alih renjun dari Haechan juga sion. Renjun yang mabuk itu membuka matanya dan diapun mendongakkan kepalanya hingga dapat melihat jaemin.
"Jaemin? Jaemin hiksss.... Aku harus bagaimana hiksss...." Ucapnya sembari menangis dan jaemin hanya bisa melihat sion dan Haechan dengan tatapan datarnya.
"Renjun ge terlalu mabuk Hyung, makanya dia seperti itu."
"Kenapa dia minum banyak?"
"Dia tidak minum banyak Jaemin-ssi. Hanya saja renjun memang payah dalam hal minum, dia akan mabuk walaupun hanya segelas bir." Ucap Haechan. Jaemin mengerti lalu diapun menggendong renjun dan memasukkan kedalam mobilnya begitu pula dengan dia yang masuk kedalam mobil dan pergi begitu saja.
"Kita tidak akan punya keponakan dari mereka secepat itu bukan sion?"
"Kau mabuk, cepatlah pulang atau aku tinggal." Datar Sion lalu membungkuk pada haechan dan pergi lebih dulu. Sungchan ikut membungkuk dan mengejar sion. Haechan hanya menggelengkan kepalanya lalu diapun menghubungi salah satu kakaknya untuk menjemputnya.
Sedangkan beomgyu melampiaskan amarahnya didalam toilet dengan yeonjun yang mrnunggu diluar.
Ceklek.
"Kenapa kau masih disini?"
"Bukankah kau menyuruhku kemari untuk menjemputmu?"
"Jangan bercanda, aku memintamu kesini agar kau mengantarkan renjun pulang dan aku bisa membuat skandal antara dirimu juga dia hingga dia tak bisa menikah dengan Na Jaemin. Tapi kau malah tak mengerti." Kesal beomgyu dan akan pergi tapi terhenti karena yeonjun mencekal tangannya.
"Lepas." Ketus beomgyu. Yeonjun tak melakukannya dan diapun langsung mendekat hingga jarak mereka sangat dekat.
"Jangan mencoba mempermainkan ku hanya karena aku memiliki perasaan padamu, ingat itu Choi Beomgyu." Ucapnya lalu menghempaskan tangan beomgyu dan pergi begitu saja membuat beomgyu kesal setengah mati karena semuanya gagal begitu saja.
🍁🍁🍁

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh dari Kakek (jaemren)
FanfictionVersi PDF akan mulai dijual pada tanggal 31 Desember 2024 pukul 09:00 sampai pada tanggal 30 Januari 2025 ya🤗 Na Jaemin terpaksa mengikuti perjodohan dengan pria cantik nan sederhana Huang Renjun, dia bahkan memberikan batasan pada pria mungil itu...