Renjun keluar dari ruang operasi dan diapun melihat jaemin yang berdiri dengan wajah datarnya, dia hanya mengira jaemin tengah menunggu kekasihnya yang jelas renjun sangat tahu sekali. Jadi, renjunpun ingin melewatinya saja.
"Saya ingin bicara denganmu." Datarnya membuat renjun seketika berhenti dan diapun langsung melihatnya.
"Bisa saya bicara dengan kau ditempat yang lebih private?"
"Ne. Mari." Ucap renjun lalu berjalan lebih dulu, tanpa mereka berdua sadari kalau beomgyu melihat itu semua dan mengepalkan tangannya.
"Kau lihat saja Huang Renjun, kau akan menderita. Aku akan pastikan hal itu." Batinnya.
Sepanjang melewati lorong renjun terus disapa oleh para pasien juga para pekerja di rumah sakit itu, membuat Jaemin hanya diam saja dengan wajah datar dan tak mengerti apa kelebihan calon istri pilihan kakeknya itu.
Hingga renjun terpaksa berhenti dan diapun langsung berjongkok seketika pada pasien yang terlihat masih sangat muda bahkan kecil.
"Hai. Kenapa?"
"Dokter huang, kata dokter Lee aku akan di operasi lagi nanti sore. Apa bisa kita bermain sebentar? Aku sangat takut kalau harus langsung melakukan operasi."
"Hmm baiklah, tapi sebentar lagi ya. Soalnya dokter ada keperluan dulu sebentar, oke?" Ucap renjun tersenyum. Gadis kecil itu lantas melihat kearah jaemin yang hanya menatap datar.
"Itu calon suami dokter huang bukan? Aku tahu dari mama." Ucapnya tersenyum dan renjun hanya menganggukkan kepalanya. Sontak saja gadis kecil itupun langsung mendekat pada jaemin dan menarik celananya agar jaemin berjongkok. Sedangkan renjun hanya menatap bingung. Jaemin lantas berjongkok dihadapan gadis kecil itu. Dan gadis kecil itupun mendekat untuk berbisik pada jaemin.
"Samchun, aku punya firasat buruk kalau operasiku tidak akan berhasil nanti, jadi tolong jaga dokter huang ya. Dia sangat baik. Aku menyayanginya, dia bahkan mengatakan kalau aku seperti anaknya juga. Jadi, tolong jaga malaikat ku ya samchun." Bisiknya. Lalu gadis itupun menatap jaemin dengan senyuman polosnya. Jaemin hanya mengangguk dengan wajah datarnya, ntah kenapa dia tak menyangka kalau anak sekecil itu bisa mengatakan hal yang sangat tak terpikirkan sama sekali.
"Dokter huang, sampai jumpa nanti.' Ucap gadis kecil itu sembari tersenyum dan melambai seketika. Jaemin dan renjun sama-sama berdiri lalu renjunpun kembali berjalan dengan jaemin yang mengikuti dari belakang dengan banyak pikiran di kepalanya.
Di ruangan renjun.
Renjunpun mempersilahkan jaemin untuk duduk dihadapannya dan diapun langsung duduk lalu menatap jaemin.
"Ada apa jaemin-ssi?"
"Ini." Renjun menatap bingung map yang di berikan oleh Jaemin itu.
"Buka saja. Itu adalah kontrak nikah kita." Ucap jaemin datar. Renjun kaget tapi dia mengontrol ekspresi nya dengan baik dan diapun langsung membuka mapnya dan membaca kontrak nikah itu.
Kontrak pernikahan.
1. Hanya bersikap sebagai suami istri di depan orangtua dan orang umum.
2. Tidak boleh mengatur ini dan itu.
3. Tidak mengatur urusan pribadi masing-masing.
4. Tidak akan melakukan sentuhan berlebihan apalagi sex.
5. Tidak perlu bersikap sebagai suami-istri saat hanya berdua.
6. Tidak satu kamar.
7. Hanya menikah dalam waktu satu tahun."Satu tahun?"
"Ya, saya tak berencana melakukan pernikahan ini seumur hidup, lagian saya juga sudah punya kekasih dan tak akan memutuskannya sama sekali. Jadi, kau tak perlu menjadi istri yang sewajarnya." Datarnya.
"Tapi?"
"Saya mengatakan setahun karena saya yakin dalam waktu setahun harabojie akan sembuh, dan kita bisa berpisah. Kau keberatan?" Renjun hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Tandatangani." Renjun lantas mengambil pena nya dan menandatangani dengan airmata yang dia tahan agar tak keluar. Juga rasa bersalah pada keluarga Na yang lainnya. Terutama pada Na halbojie.
"Ini untukmu dan ini untuk saya." Ucap jaemin memberikan satu pada renjun, renjun hanya diam dan menerimanya. Dan jaeminpun pergi dari ruangan itu, renjun menatap kontrak itu dengan airmata yang mengalir dan rasa bersalah di relung hatinya.
"Maafkan renjun, ma ba, yeye, nai nai, Na halbojie, mommy, Daddy, sion." Monolognya.
Jaemin berjalan di lobby rumah sakit dan terhenti karena sang kekasih berada dihadapannya jaemin berusaha untuk biasa saja karena semua orang tahu saat ini kalau kekasih jaemin adalah Huang Renjun bukan Choi Beomgyu.
"Hyung? Bisa kita bicara berdua?"
"Maaf tapi saya tak mengenal anda. Jadi permisi." Ucap jaemin datar lalu diapun pergi begitu saja membuat beomgyu kesal tapi dia juga tak bisa melakukan banyak hal untuk saat ini, apalagi dia tak mau sampai dikatai pelakor nantinya. Diapun langsung kembali ke ruangannya dengan rasa kesal yang sangat memuncak.
Kembali lagi ke renjun, diapun memasukkan kertas kontrak nikah itu kedalam map dan meletakkan di laci meja ruang kerjanya di rumah sakit saja, karena pasti akan aman. Dari pada harus diletakkan di apartemennya. Lalu diapun keluar untuk menepati janji dengan gadis kecil yang ingin bermain dengannya.
Disini renjun sekarang sedang berada di taman rumah sakit dengan gadis kecil yang sibuk bermain dan tersenyum membuat renjun ikut tersenyum. Lalu diapun melihat Haechan yang menghampiri dan duduk disebelahnya.
"Dia sangat bahagia sekali. Padahal dia menghadapi hal yang berat didalam tubuh mungilnya itu." Ucap Haechan.
"Hmm, kau benar haechan. Dia gadis yang kuat." Ucap renjun tersenyum.
"Hmm, bahkan lebih kuat dari orang dewasa." Ucap Haechan.
"Kenapa dia harus melakukan operasi lagi? Apa terjadi hal yang sangat buruk?"
"Tubuhnya tak menerima dengan baik ginjal barunya juga sel kankernya terlalu cepat menyebar, karena itu harus segera di operasi kembali." Ucap Haechan.
"Apa kemungkinan operasinya akan berhasil?" Ucap renjun menatap Haechan karena sejak tadi dia melihat gadis kecil itu.
"Kau pasti tahu jawabannya renjun. Karena aku tak akan berbohong padamu soal ini." Ucap Haechan dan renjun kembali melihat gadis kecil itu dengan tatapan sendu nya.
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh dari Kakek (jaemren)
FanfictionNa Jaemin terpaksa mengikuti perjodohan dengan pria cantik nan sederhana Huang Renjun, dia bahkan memberikan batasan pada pria mungil itu dan selalu diikuti olehnya. Apakah pernikahan mereka akan berakhir atau perasaan akan mengubah awal permulaan m...