Sudah dua hari sejak terakhir kali percakapan mengenai perjodohan itu dan Siwon tak pernah mengungkit saat dia mengunjunginya karena renjun benar-benar memutuskan merawat Siwon secara langsung. Dia juga sudah punya jawabannya saat ini, tapi saat akan kembali berjalan diapun berhenti karena anak dari pemilik rumah sakit itu berdiri dihadapannya.
"Bisa kita bicara berdua dokter huang?" Renjun hanya mengangguk lalu diapun mengikuti beomgyu, jujur dia tak tau apa yang ingin di katakan oleh beomgyu karena yang dia tahu adalah beomgyu sangat membencinya.
Sesampainya di lorong yang cukup sepi beomgyu berhenti membuat renjun ikut menghentikan langkahnya dan diapun melihat beomgyu berbalik dan menatapnya datar.
"Aku tahu kau di jodohkan dengan na jaemin, tapi dia terpaksa melakukannya karena kesehatan pimpinan Na." Renjun kaget karena beomgyu bisa tahu, tapi dia juga bingung dan berpikir apa beomgyu sangat mengenal keluarga na juga?
"Aku kekasih Na Jaemin. Dan aku hanya ingin memberitahu padamu kalau aku tak akan pernah melepaskan Na Jaemin. Bahkan jika dia menikah denganmu sekali pun. Kau harus ingat, dihatinya hanya ada aku. Dan lagi, aku pastikan kalau bukan kau yang meninggalkannya maka dia sendiri yang akan meninggalkanmu. Camkan itu baik-baik." Ucapnya lalu diapun pergi begitu saja. Renjun terdiam mendengarnya, dia tahu kalau ini tetap akan salah tapi dia tak bisa membuat siapapun kecewa saat ini, ditambah kondisi pimpinan sangat drop, dia tak mau pimpinan Na kenapa-napa, jadi biarlah dia berkorban sampai batasnya. Saat dia sudah mencapai batasnya maka dia akan mundur dengan suka rela.
Tanpa disadari olehnya, seseorang dengan setelan jas melihat semuanya dan diapun langsung pergi begitu saja.
Di ruangan rawat Siwon.
"Jadi? Dia mengatakan hal itu pada renjun?"
"Iya pimpinan."
"Tetap awasi dia. Jangan sampai dia melewati batasnya dan kumpulkan semua bukti keburukannya juga keluarganya. Biarkan cucuku melihat betapa busuknya dia."
"Baik pimpinan."
Ceklek.
Siwon melihat pintu yang terbuka dan diapun langsung tersenyum melihat renjun yang datang dengan senyuman.
"Pagi Na halbojie."
"Pagi renjun." Dan orang kepercayaan Siwon tadi langsung membungkuk dan pergi dari ruangan itu.
"Bagaimana keadaan Na halbojie?"
"Sudah membaik."
"Syukurlah. Aku akan memeriksa na halbojie dulu." Ucap renjun lalu diapun memeriksa dan mencatat dalam catatan kesehatan baru Siwon tentang perkembangan kesehatannya.
"Renjun?"
"Iya halbojie?"
"Bagaimana? Kau sudah ada jawabannya?" Renjun terdiam dan diapun menutup matanya sebentar lalu kembali membukanya.
"Hmm, aku akan melakukannya halbojie. Aku tak ingin mengecewakan siapapun."
"Makasih Renjun." Ucap Siwon sangat senang
"Makasih juga karena memilih renjun sebagai anggota keluarga Na."
"Hmm, posisi itu pantas untukmu." Ucap Siwon.
"Posisi yang pantas itu hanya dimata halbojie bukan dimata calon suamiku nantinya." Batin renjun. Siwon tahu kenapa renjun terdiam tapi dia tak akan membiarkan siapapun mengacaukan keluarganya apalagi menyentuh menantunya.
Ceklek.
Keduanya melihat kearah pintu yang terbuka menampilkan taeyong yang datang dengan sion yang mengantar ibunya karena perintah sang ayah, ayahnya tadi ingin ikut tapi harus pergi rapat dengan jaemin.
"Pagi renjun."
"Pagi imo."
"Pagi ge."
"Pagi sion."
"Kau harus memanggilnya mommy sekarang nak, bukankah kau sudah setuju dengan perjodohan itu?" Taeyong dan sion kaget mendengarnya dan menatap renjun tak percaya.
"Kau serius nak?"
"Hmm, aku hanya tak ingin ada yang kecewa lagi."
"Makasih nak. Dan selamat datang dalam keluarga kami." Ucap taeyong lalu memeluk calon menantunya itu.
"Makasih karena memilihku imo." Ucap renjun membalas pelukan taeyong dan taeyong pun melonggarkan pelukannya.
"Sekarang panggil aku mommy dan Daddy pada suamiku mengerti? Anggap kami keluargamu dan anggap sion adikmu. Kau bisa menyusahkan nya." Renjun hanya mengangguk.
"Aku bersedia kau susah kan ge." Ucap sion dan renjun hanya tersenyum juga merasa keluarga ini sangat hangat. Dia seperti tidak sendirian lagi.
"Coba katakan." Renjun menatap bingung taeyong.
"Kau sangat menggemaskan sekali. Coba panggil aku mommy." Ucap taeyong mencubit pelan pipi renjun yang sedikit chubby.
"Mommy." Ucapnya pelan. Taeyong lantas tersenyum senang.
"Aaaa senangnya karena mendengarmu memanggilku mommy. Akhirnya aku punya anak sub yang akan bisa kuajak apapun." Senangnya dan renjun hanya tersenyum.
At. Na corp.
Jaemin dan jaehyun tengah rapat dengan pemegang saham terbesar perusahaan mereka itu.
"Sebenarnya ketua, banyak yang sangat tertarik dengan kehidupan Presdir Na, mengingat Presdir Na pasti sudah memiliki kekasih bukan? Jadi banyak kolega ingin Presdir Na datang dengan kekasihnya mengunjungi salah satu acara tahunan para pengusaha muda. Saya rasa akan ada baiknya jika Presdir Na datang dengan kekasihnya ketua."
"Bagaimana jaemin?*
"Aku tak suka kehidupan pribadiku diusik."
"Tapi ini bagus Presdir, semua orang bisa tahu dan akan bagus untuk perusahaan."
"Kapan acara itu akan berlangsung."
"Malam ini ketua."
"Saya pastikan Presdir na akan datang." Ucap jaehyun dan jaemin hanya menatap tak percaya ayahnya itu lalu rapat pun selesai dan meninggal jaemin juga jaehyun berdua.
"Apa maksud daddy! Kau memperbolehkan membawa kekasihku?"
"Tidak. Tapi calon istrimu. Pilihan halbojie "
"Apa kau sudah gila dad!"
"Tidak, aku mendapatkan kabar dari mommymu kalau dia menerimanya karena rak ingin membuat siapapun kecewa, maka kau jangan mengecewakan kami, terutama dia. Berusahalah saling mengenal dan tinggalkan kekasihmu itu. Atau jabatanmu adalah taruhannya. Ah, datang ke ke rumah sakit, kau harus menjemputnya disana. Aku akan memberitahu soal ini pada ayahku dan dia." Ucap jaehyun lalu diapun langsung pergi meninggalkan jaemin yang benar-benar sangat kesal dan menahan sumpah serapah yang akan keluar dari dalam mulutnya saat ini.
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh dari Kakek (jaemren)
FanfictionNa Jaemin terpaksa mengikuti perjodohan dengan pria cantik nan sederhana Huang Renjun, dia bahkan memberikan batasan pada pria mungil itu dan selalu diikuti olehnya. Apakah pernikahan mereka akan berakhir atau perasaan akan mengubah awal permulaan m...