10

3.4K 324 6
                                    

Renjun berlari menuju ruangan operasi dimana pasien yang merupakan gadis kecil itu akan di operasi dalam beberapa jam kedepan. Dia melihat brankar gadis kecil itu akan masuk bersama dengan beberapa suster dan Haechan selaku dokter yang bertanggung jawab atas operasi.

"Tunggu!"  Haechan melihat kearah renjun yang berlari dan diapun langsung memegang tangan gadis kecil itu, bahkan orangtua dari gadis kecil itu tak keberatan mengingat renjun adalah dokter yang selalu di ceritakan anak mereka. Lagian ini salah mereka juga karena mereka tak bisa memiliki banyak waktu untuk anak mereka yang bahkan sedang berjuang.

"Kau harus bertahan hmm? Dokter akan lebih banyak bermain denganmu, begitu pula dengan orangtuamu. Kau mengerti kan?" Ucap renjun menahan airmatanya.

"Hmm, aku mengerti dokter. Aku akan berusaha, tapi jika tak bisa tolong jangan sedih mengerti? Ini untuk dokter selagi menunggu, nanti kembalikan padaku lagi. Oke? Jangan bersedih, dokter masih punya samchun itu, kalian akan menikah bukan? Aku harap kehidupan kalian bahagia." Ucapnya sembari memberikan cincinnya pada renjun, renjun hanya diam saja dengan airmata yang mengalir pada matanya itu walaupun sudah dia tahan sebisa mungkin.

"Dokter huang, kami harus segera membawa pasien masuk kedalam ruang operasi." Ucap Haechan dan renjunpun berdiri lalu melepaskan tangannya dengan berat hati pada gadis kecil itu.

"Aku akan menunggumu disini, jangan takut. Mengerti." Ucap renjun dan gadis kecil itu hanya menganggukkan kepalanya saja. Dan setelahnya gadis kecil itu juga dokter dan suster tidak terlihat lagi dan pintu ruangan operasi tertutup rapat dengan lampu yang menyala menandakan operasi berlangsung.

Renjun menyandarkan tubuhnya pada dinding dan menutup matanya juga menggenggam dengan erat cincin milik gadis kecil itu. Sang ibu dari gadis kecil itu mendekat dan berdiri disebelahnya sembari menyandar.

"Terimakasih dokter huang, karena mu anak kami tak merasa kesepian."

Renjun membuka matanya dan melihat ibu dari gadis kecil itu.

"Tak perlu berterimakasih, yang penting saat anak kalian sembuh, kalian harus lebih mementingkan nya jangan yang lain. Luangkan waktu untuknya."

"Hmm. Kami pasti akan melakukannya." Ucap sang ibu dan renjun hanya menganggukkan kepalanya. Disaat bersamaan salah satu suster menghampirinya.

"Maaf dokter Huang, pasien atas nama pimpinan Na Siwon ingin menemui anda."

"Tapi—"

"Tidak masalah dokter, nanti jika operasi selesai kami akan mengabarimu segera dan mengabari mengenai kondisinya."

"Istri saya benar dok, kau harus melakukan tugasmu."

Renjun lantas menganggukkan kepalanya dan diapun langsung pergi menuju ruangan Siwon.

















At. Na corp.

Jaemin kembali dari bertemu dengan renjun dan meletakkan kontrak itu di dalam laci meja kerjanya lalu diapun duduk sembari menyandarkan tubuhnya. Lalu diapun teringat gelang yang diberikan oleh gadis kecil itu. Lalu mengambilnya dari saku dan menatap gelang itu.

"Bagaimana mungkin gadis kecil seperti itu bisa mengatakan hal yang sangat tak sesuai dengan usianya? Kenapa dia lebih dewasa?"

Flashback:

Jaemin yang akan pulang setelah mendapatkan tandatangan untuk surat kontrak nikah nya dan renjun berhenti karena gadis kecil yang tadi sempat menghentikannya dengan renjun.

"Samchun, bisa kita bicara sebentar." Jaemin lantas menganggukkan kepalanya lalu diapun mengikuti gadis kecil yang berjalan seperti dia sangat sehat namun nyatanya tidak, nyawanya bisa melayang kapan saja.

Di salah satu lorong rumah sakit, gadis kecil itupun duduk di bangku dan jaemin mengikutinya.

"Ada apa?" Datar jaemin, jangan salahkan kenapa dia datar tapi salahkan saja sikapnya yang sudah mendarah daging itu.

"Apa samchun benar-benar pacar dokter huang?" Jaemin hanya menganggukkan kepalanya.

"Tolong jangan buat dokter huang menangis. Dia sangat baik, dia berhati malaikat. Dia lebih mendahulukan orang lain dari pada dirinya sendiri samchun. Dokter huang bukan orang yang kuat dia hanya pura-pura kuat, karena aku sering melihatnya menangis seorang diri. Jadi, samchun harus berjanji membuatnya bahagia. Oke? Dan ini untuk samchun, anggap saja samchun akan selalu mengingatku dan janji samchun." Ucap gadis kecil itu lantas memberikan cincinnya pada jaemin.

"Siapa namamu?"

"Jang minji." Ucapnya.

"Aku berjanji." Ucap jaemin karena beranggapan anak itu akan lebih baik jika dia berjanji.

"Terimakasih samchun, kalau begitu aku permisi dan maaf mengulur waktu samchun." Ucap gadis kecil bernama minji itu lalu diapun membungkuk pada jaemin dan pergi sedangkan jaemin hanya menatap cincin ditangannya juga gadis kecil secara bergantian.

Flashback end.

Jaemin lantas memasukkan cincin itu kedalam sakunya dan kembali melihat pekerjaannya, biar bagaimanapun dia harus fokus dengan pekerjaannya saat ini. Dia juga tak perlu memikirkan gadis kecil yang bahkan dia tak kenali itu.





















































🍁🍁🍁

Jodoh dari Kakek (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang