29

1.3K 229 6
                                    

Setelah selesai makan siang, renjun dan jaemin berjalan bersama menuju lobby sedangkan Haechan yang mengerti langsung pergi lebih dulu dengan alasan mengecek pasiennya.

"Kenapa tiba-tiba kemari jaemin? Bukannya tadi pagi kau juga datang?" Ucap renjun bingung, membuat yang ditanya langsung berhenti, dan itu juga membuat Renjun ikut berhenti seketika.

"Ada apa jaemin?"

"Aku datang kembali karena aku merindukanmu." Ucap jaemin menatap tepat pada mata indah serupa rubah itu. Renjun yang mendengarnya kaget hingga wajahnya memerah seketika dan dia juga menunduk karena Jaemin yang berhasil membuatnya benar-benar sangat malu sekali. Sedangkan jaemin hanya tersenyum melihat reaksi renjun yang cukup menggemaskan itu.

Sementara itu, di dalam ruangan Professor Park terlihat beomgyu yang datang karena dipanggil olehnya.

"Ada apa Professor Park? Kenapa kau sangat berani sekali memanggil orang yang memiliki saham terbanyak nomor dua di rumah sakit ini?" Ucap beomgyu datar.

"Saya hanya ingin menjalankan perintah dari atasan saya."

"Perintah? Perintah apa?"

"Mulai hari ini kau akan dihukum dan diharuskan selalu datang jika ada yang mendesak termasuk operasi setiap dibutuhkan." Ucap Professor Park.

"Apa?! Berani sekali kau memberikan ku hukuman itu, itu hukuman milik dokter huang." Marah beomgyu.

"Saya hanya menjalankan perintah dari direktur. Jika kau ingin protes maka katakan saja padanya secara langsung." Ucap Professor Park membuat beomgyu lantas langsung keluar dengan wajah marahnya menuju ruangan yeonjun.

Ceklek.

Yeonjun menatap datar pada beomgyu yang datang dengan wajah marahnya itu karena dia sudah tahu kalau akan begini akhirnya.

"Kau berani sekali padaku?! Kalau bukan karena aku sudah dapat dipastikan kau tidak akan sampai di posisi yang saat ini." Marah beomgyu.

"Apa maksudmu?" Datarnya.

"Berani sekali kau memberikan hukuman dokter huang padaku."

"Karena itu keputusan dari pemilik rumah sakit yang baru, kau juga harus jaga etikamu Choi beomgyu, biar bagaimanapun jabatan ku lebih tinggi dari pada kau." Datar yeonjun.

"Kau harus tahu, kalau aku pemegang saham terbesar nomor dua di rumah sakit ini, untuk menggulingkan mu adalah hal yang gampang bagiku. Lagian jangan kau anggap aku bodoh Choi yeonjun. Kau melakukan semua ini karena masih menyukai Huang Renjun bukan?" Ucap beomgyu membuat yeonjun terdiam seketika. Dan teringat pembicaraannya dengan Na Jaemin sebelum jaemin benar-benar pergi dari rumah sakit pagi tadi.

Flashback.

Ceklek.

"Presdir Na? Apa ada yang tertinggal?"

"Tidak, tapi saya tahu mengenai obat yang akan dia berikan pada calon istri saya." Yeonjun menatap penasaran pada jaemin.

"Itu adalah obat perusak kandungan. Saya tak akan membiarkan dia lepas dari pengawasan saya. Memberikannya hukuman milik calon istri saya tidak cukup."

"Presdir ingin melakukan apa lagi padanya?"

"Saya sudah membekukan saham yang dia punya, dan tak akan saya cairkan sama sekali. Kau harus menyampaikan hal itu, dan biar dia percaya denganmu sepenuhnya. Maka kau bisa bersandiwara mencintainya." Ucap jaemin datar.

"Tapi—"

"Kau tidak bisa karena beomgyu adalah kekasih dari Choi soobin yang merupakan anak sah dari ayahmu? Sedangkan kau anak selingkuhan? Begitu?"

"Kau tahu mengenai keluarga saya Presdir?"

"Aku tahu segala hal. Itu hal yang sangat mudah dilakukan." Ucap jaemin datar.

"Tapi saya tetap tidak bisa mengatakan kalau saya mencintainya."

"Kenapa? Karena kau masih mencintai calon istriku?" Yeonjun yang mendengarnya benar-benar sangat terkejut saat ini.

Flashback end.

"Kenapa kau diam? Kau tidak bisa menjawab bukan?" Marah beomgyu.

"Mana yang ingin kau ketahui? Mengenai perasaanku yang kau sok ketahui itu atau mengenai saham milikmu?"

"Apa maksudmu?"

"Pemilik rumah sakit yang baru membekukan saham mu, karena mereka mendeteksi keluargamu membeli semua saham sebanyak itu dari uang milik keluarga Huang. Apa itu berarti keluargamu belum berhasil mengganti semua harta milik Huang Renjun menjadi milik kalian bukan?"

"Apa? Apa kau sedang bercanda padaku? Tidak ada lagi harta miliknya. Yang ada hanya hartaku."

"Kurasa sebentar lagi keluargamu akan hancur."

"Kau!" Tunjuk beomgyu tepat diwajah yeonjun.

"Jangan seperti itu choi beomgyu, seharusnya kau masih bersyukur karena aku memberikan hukuman dokter huang padamu, bukan memenjarakan mu, karena aku mencintaimu. Setidaknya hargai perasaanku." Datar yeonjun sembari menurunkan tangan beomgyu yang menunjuknya.

"Apa? Kau apa tadi?" Kaget beomgyu.

"Aku mencintaimu, bukan Huang Renjun. Kau yang bodoh karena salah mengira. Jadi kau bisa keluar dari sini." Ucap yeonjun datar lalu duduk di kursinya kembali.

"Kau sudah gila!"

"Apa mencintai itu gila?" Datar yeonjun. Sedangkan beomgyu langsung keluar dengan membanting pintu ruangan yeonjun itu. Sedangkan yeonjun yang melihat beomgyu keluar hanya menghela nafas beratnya sembari menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.
























🍁🍁🍁

Jodoh dari Kakek (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang