𝓡𝓪𝓼𝓬𝓪𝓵_4

367 43 8
                                    

🖤🖤🖤

‘Present’

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Present’

Xiao Zhan nyaris menjatuhkan diri sendiri di saat ia berdiri di sisi atap. Sebelah kakinya melangkah ke depan dengan mata tertutup sambil membayangkan kehidupan yang ia jalani, rasa kehilangan yang menyakitkan dan kerinduan yang menyiksa. Namun tubuhnya tidak jadi melayang ke bawah karena satu tarikan dari Marcus yang merangkul pinggangnya.

“Hei, Xiao Zhan! Apa kau sudah bosan hidup?!”

Marcus menarik tubuh Xiao Zhan hingga tubuh keduanya terjungkal ke belakang, sama-sama menimpa lantai rooftop.

Tawa lebar Xiao Zhan bergema di suasana malam yang sepi. Ia terduduk di lantai atap dan mulai menikmati minuman dari botol di tangan. Mulutnya mengeluarkan desahan puas sambil meluruskan punggung dan kini ia terbaring pada lantai, menatap lurus ke langit malam yang dihiasi beberapa kerlip bintang.

“Kenapa kau selalu mencoba hal-hal yang bisa membunuhmu? Apa kau ingin bunuh diri?” Marcus mengoceh.

“Aku tidak akan mati semudah itu, Marcus. Tenang saja,” jawab Xiao Zhan. “Ini adalah upayaku untuk menjaga diri tetap waspada dan hidup.”

Meski sambil menampilkan raut muka gusar, namun Marcus menarik napas lega melihat sikap inspektur itu kembali seperti biasa. Ia duduk di lantai dan menatap Xiao Zhan yang terdiam memandang langit.

“Kau tidak pandai menutupi, Xiao Zhan. Kau terganggu oleh sosok tampan yang malam itu menggodamu,” ujarnya, seringai di bibirnya mengiringi nada tuduhan yang ia lontarkan.

“Dia hanya seorang informan,” desah Xiao Zhan. “Dia akan lebih mudah lolos dari hukum jika bisa bekerja sama dengan polisi.”

“Dan dia akan dibunuh jika ketahuan berkhianat,” timpal Marcus.

“Itu sebabnya dia membutuhkan perlindunganku. Kita ikuti saja permainannya.”

“Kau dan dia sulit dipahami,” balas Marcus. Ia melipat kedua kaki. “Aku membawa berita buruk. Ada yang menembak seorang gadis di klub Fairies.”

Xiao Zhan menolehkan wajah, langsung memasang raut muka kesal. Perlahan ia bangun dan duduk, sesaat meneguk lagi minuman keras dari botol.

“Satu tamparan lagi di wajah polisi Hongkong,” desisnya setelah menelan cairan yang semakin menghangatkan tubuh. “Kita ke klub. Aku ingin memainkan beberapa bola.”

“Kau belum bisa melupakan semuanya. Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Kehilangan seseorang yang disayangi adalah hal yang menyakitkan. Tapi kau juga tidak bisa menyiksa diri,” Marcus membantah, terdengar kesal. “Melarikan diri pada minuman dan menghabiskan uang tidak menyelesaikan masalah,” lanjutnya.

“Sekali ini saja, kau temani aku. Aku benar-benar ingin melupakan semuanya malam ini,” kata Xiao Zhan. Napasnya berhembus panjang dan beberapa saat memejamkan mata sampai ia mengajukan pertanyaan yang dari tadi mengusik. “Di mana dia?” tanyanya ragu.

𝑹𝑨𝑺𝑪𝑨𝑳 ; 𝓔𝓿𝓲𝓵 𝓲𝓷 𝓗𝓮𝓪𝓿𝓮𝓷 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang