🖤🖤🖤
Toko minuman itu menyisakan dua pengunjung yang akhirnya masing-masing dari mereka membeli satu botol anggur berkualitas. Yibo bisa bernapas lega setelah toko itu ditinggalkan para pembeli dan ia pun mulai menikmati minuman yang disodorkan Jiang Lei padanya. Kedua sikunya bertumpu pada meja counter, satu tangan menggoyang gelas yang berisi cairan kuning terang. Dengan pandangan kosong, dia hanya duduk termangu di belakang meja kaca. Telinganya kini dipenuhi suara Jiang Lei yang mengeluarkan kata-kata menghakimi.“Aku sudah peringatkan sebelumnya, jangan menarik Zhengting dalam hidupmu. Lihat sekarang! Kau kesusahan sendiri gara-gara dia.”
Gerutuan Jiang Lei lagi-lagi menyentuh pendengaran, membuat kepalanya semakin berputar-putar tak karuan.
“Tidak masalah sebenarnya jika kau benar-benar menyukainya, tapi buktinya kau sama sekali tidak menginginkan kehidupan bersamanya. Kau hanya bermain-main dengan perasaan. Dia benar-benar mencintaimu, bagaimana kalau dia memaksa dan mengajakmu kawin lari?”
“Berlebihan,” gumam Yibo. Bola matanya berputar tak paham mendengar ucapan Jiang Lei.
Kawin lari dengan Zhengting? Tidak akan pernah terjadi dalam kehidupan mana pun.
“Aku pikir kau mengejar polisi muda bernama Xiao Zhan.”
Tanpa peduli, Jiang Lei melanjutkan ocehannya. “Dia lebih manis dibanding Zhengting, dia bahkan bisa membantu kita keluar dari bisnis gelap yang kita jalani sekarang.”
“Inspektur itu? Mana peduli dia padaku?” Yibo setengah emosi. “Dia bahkan tidak pernah lagi menghubungi dari sejak aku tertembak olehnya. Tidak punya perasaan,” ia mendesis, kesal dan jengkel.
“Aku benar-benar tidak mengerti tentangmu,” Jiang Lei menggelengkan kepala. Dia menarik kursi tinggi dan ikut duduk di sebelah Yibo. “Kau bilang kemarin ada suara tembakan hingga menghentikan para preman yang menghajarmu. Apa kau tidak terpikir itu mungkin saja perbuatan Xiao Zhan.”
Sesaat Yibo melemparkan tatapan selidik pada temannya, merasa ucapannya cukup masuk akal tetapi dirinya masih dilanda kekesalan. Tiba-tiba saja hidupnya terasa kacau hanya karena kehadiran seorang polisi.
“Walaupun dia yang melakukannya, tetap saja dia yang terlebih dulu mengacaukan hidupku,” ia mengakhiri ucapan dengan menenggak minuman.
“Harusnya kau mengatakan sesuatu yang lebih tepat. Dia mengacaukan hatimu. Benar, kan?”
Sebelah alis Jiang Lei terangkat, menggoda temannya yang mengeluarkan decakan gusar.
“Seharusnya aku menjalani kehidupan yang jujur sejak awal.”
Jawaban Yibo bukan hal yang tepat untuk menanggapi kalimat Jiang Lei.
“Kehidupan jujur?” ulang Jiang Lei, sedikit mencemooh. “Kau akan mengunyah sisa makanan sambil duduk di luar kuil,” lanjutnya pedas. Dia mendelikkan mata menyaksikan Yibo yang tidak juga beranjak dari duduknya. “Apa kau hanya akan berbicara, atau melakukan beberapa pekerjaan? Kerjamu dari tadi hanya duduk melamun seperti orang yang sedang patah hati.”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑹𝑨𝑺𝑪𝑨𝑳 ; 𝓔𝓿𝓲𝓵 𝓲𝓷 𝓗𝓮𝓪𝓿𝓮𝓷 [𝐄𝐧𝐝]
ActionWang Yibo, memiliki hati yang sesungguhnya baik, namun terjerumus dalam kejahatan hingga bertemu dengan polisi yang membantunya melakukan hal-hal luar biasa untuk kembali seperti semula. Dia mulai dekat dengan polisi muda yang memberinya kehidupan b...