𝓡𝓪𝓼𝓬𝓪𝓵_5

310 45 4
                                    

🖤🖤🖤

Di satu klub bernama Dark Side dengan kelengkapannya yang menyenangkan para pengunjung, Wang Yibo berada di salah satu ruangan di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di satu klub bernama Dark Side dengan kelengkapannya yang menyenangkan para pengunjung, Wang Yibo berada di salah satu ruangan di sana. Klub itu berada di Tsim Sha Tsui, area Ave of Stars, Salisbury Rd. Malam hari selalu menjadi pilihan Yibo untuk mencari kesenangan dan hiburan. Kehidupan malam yang selama beberapa tahun ini mengisi hidupnya. Bersama Jiang Lei, dia menikmati minuman dan rokok yang asapnya berputar di sekitar mereka. Keduanya sedang berada di ruangan yang dijadikan tempat untuk bermain kartu.
Yibo duduk bersandar di salah satu kursi, rokok di tangannya mengepulkan asap. Tatapannya tertuju pada Jiang Lei yang sedang bermain kartu. Diam-diam dia merasakan suatu kekurangan setelah selama ini menjalani semuanya tanpa kendala. Kehidupan yang dia jalani tidak membuatnya kekurangan apa pun, meski nyawanya sesekali terancam. Tetapi kadang, di saat malam, di kala orang-orang beristirahat dalam damai, dia tidak pernah merasakan hal itu. Pada akhirnya, dia berusaha mencari hiburan dan kesenangan dengan cara bergabung dalam keramaian tetapi dia tidak pernah sepenuhnya tenggelam di dalamnya.

Pada intinya, dia merasa kesepian.

Dirinya tidak memiliki teman sejati dan cinta. Semua hal dia jalani dengan menghitung untung dan rugi. Selalu mewaspadai orang-orang sekitarnya dan dihantui ketakutan. Begitu pun percintaannya dengan Zhengting. Dia hanya mengejar kesenangan, kepuasan namun tidak merasakan kasih sayang yang bisa menghangatkan hatinya.

Di tengah alunan musik yang memenuhi klub, Yibo masih tetap bertahan pada kursi tinggi sambil tak henti menghisap rokok. Entah berapa lama dia duduk hingga menghabiskan lagi satu batang rokok yang akhirnya ia jejalkan pada asbak di atas meja. Dia berniat untuk bergabung dengan Jiang Lei bermain kartu namun panggilan alam mendesak dirinya hingga langkahnya menuju ke tempat lain.

Setelah menenggak lagi setengah isi gelas minuman keras, Yibo bangkit dan berjalan menuju toilet di sisi klub. Lorong yang remang-remang diwarnai lampu kemerahan, udaranya sejuk dan beraroma wangi dari aromaterapi yang terpasang di ujung lorong. Dia masuk ke ruangan toilet dan seperti halnya orang yang membuang hajat, ia pun mencuci tangan setelahnya pada wastafel toilet. Yibo masih mencuci tangannya sampai merasakan kehadiran orang lain. Karena di dalam toilet tidak ada lagi siapa-siapa, dia menduga bahwa orang itu sengaja menunggu untuk menemuinya di kala tidak ada orang.

Yibo menolehkan wajah, namun belum sempat melakukan apa pun, suara samar dari kunci pistol yang ditarik membuatnya berhenti. Benda itu lagi-lagi menempel pada pinggangnya dan ia mengulas senyum tipis sewaktu melihat dari cermin wastafel siapa sosok yang menodongnya.

“Pak Inspektur, kenapa kau selalu menodongkan pistolmu? Apa kau benar-benar tidak berminat menyentuh di tempat lain?” ia berkata. Matanya berkilau menatap sosok Xiao Zhan yang berdiri di belakangnya.

“Jangan banyak bicara,” balas Xiao Zhan. “Kau belum memberikan informasi lain. Atau kau sedang menghindar dariku?”

Wang Yibo merasa sedikit berbeda setiap bertemu polisi bernama Xiao Zhan. Sikapnya yang arogan namun begitu bebas menjadikannya daya tarik sendiri. Dia menilai Xiao Zhan sangat terburu-buru dalam usahanya untuk menjatuhkan gangster di kota itu.

𝑹𝑨𝑺𝑪𝑨𝑳 ; 𝓔𝓿𝓲𝓵 𝓲𝓷 𝓗𝓮𝓪𝓿𝓮𝓷 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang