🖤🖤🖤
Langit siang hari nyaris tanpa awan sedikit pun, biru cerah dengan sinar matahari yang bersinar garang. Dalam tampilan kemeja biru muda bergaris, Xiao Zhan melangkah tergesa-gesa menaiki tangga dari gedung kepolisian. Kacamata hitamnya bertengger manis di pangkal hidung untuk mengusir cahaya silau yang masuk. Dia melewati pintu kaca dan merasakan hembusan penyejuk udara yang menyegarkan. Dia berjalan ke arah belakang untuk mengambil air minum dan melinting lengan kemeja untuk membuatnya lebih simpel.
Sambil melepas kacamata, satu tangannya menjangkau gelas kemudian mengisinya oleh air dari lemari es. Untuk sesaat dia menikmati cairan dingin yang mengalir ke tenggorokan. Dia menggumam dan melirik sekilas sewaktu disapa oleh anak buahnya. Setelah merasa segar, Xiao Zhan berjalan menuju ruangan yang dipenuhi anggota polisi. Deretan meja dan kursi yang teratur dan dibatasi kaca. Sebagian anggota tampak duduk mengerjakan beberapa laporan. Xiao Zhan mendekati salah satu meja teknisi, melihat anggotanya sedang serius menghadapi layar komputer. Tumpukan ponsel memenuhi sisi meja.
“Dylan, aku ingin kau melacak beberapa ponsel,” dia berkata pada anak buah yang tampak sibuk.
Anggota polisi berseragam hitam itu mengangguk sekilas sebelum kembali fokus memperhatikan komputer yang menyala.
“Aku juga berpikir inilah yang akan aku lakukan sepanjang hari. Ada empat belas ponsel yang harus aku lacak. Lihat!” dia berkata. Dagunya bergerak pada tumpukan ponsel di atas meja.
“Banyak kasus yang melibatkan data di dalam ponsel,” ujar Xiao Zhan sambil mengamati setiap ponsel sampai dia mengerutkan kening ketika mengenali salah satunya. Dia mengambilnya, memperhatikan lebih jelas dan dia sangat yakin, itu adalah ponsel Wang Yibo. Benda itu sangat mencolok di antara ponsel lain yang masih menggunakan tipe lama.
“Siapa yang memberimu ponsel ini?” tanyanya tanpa mengalihkan fokus dari ponsel di tangan. Dia membolak balik benda mahal itu dengan benak dipenuhi tanda tanya.
Anggota polisi bernama Dylan menoleh, melihat pada ponsel yang diambil oleh Xiao Zhan.
“Aku tidak yakin, tapi sepertinya Renji yang memberikan ini tadi pagi.”
Kerutan di kening Xiao Zhan semakin dalam. Dia teringat ucapan Yibo tentang salah seorang anak buahnya yang kemungkinan bekerja untuk Zhu Zhangtian. Dugaannya mau tidak mau jatuh pada nama yang disebutkan Dylan. Kalau tidak, kenapa ponsel Yibo bisa tiba-tiba berada di kantor polisi.
“Renji? Di mana dia?” Xiao Zhan mengedarkan pandangan.
“Dia tadi menemui Marcus,” sahut Dylan.
“Hmm,” Xiao Zhan bergumam. Dia menuju meja tempat kerja Marcus, tidak jauh dari ruangannya yang selalu terbuka. Ponsel itu dia bawa dan melangkah menghampiri Renji yang sedang duduk di sebelah meja Marcus.
Renji, seorang polisi yang usianya tidak jauh berbeda dengan Xiao Zhan. Matanya melirik sekilas pada inspektur yang menempati kursi di seberang meja. Dia menyibukkan diri dengan menulis sesuatu di atas kertas. Tangan kirinya yang dibalut gips di bagian pergelangan bertumpu di sisi buku.
“Siapa yang memberimu ponsel ini?” Xiao Zhan bertanya setelah duduk menghadapi Renji. Dia memutar-mutar ponsel di tangan sambil melayangkan tatapan menuntut pada anggota polisi tersebut. Matanya sedikit memicing melihat gerak gerik dan sikap Renji yang berusaha menyembunyikan kegelisahan.
“Siapa yang meminta ponsel ini untuk dilacak secepatnya?” tanyanya lebih tegas. Nada suaranya sudah mulai dingin, tidak mengandung keramahan sama sekali.
“Itu ponsel paling mahal di antara semua. Terry mengirimkannya padaku, orang-orangnya menyita ponsel itu dari suatu tempat,” jawaban itu mengalir dari mulut Renji. Tingkahnya tampak serba salah karena tatapan yang tertuju padanya membuatnya tak nyaman. Dia tak berani membalas dan hanya sesekali mengangkat wajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑹𝑨𝑺𝑪𝑨𝑳 ; 𝓔𝓿𝓲𝓵 𝓲𝓷 𝓗𝓮𝓪𝓿𝓮𝓷 [𝐄𝐧𝐝]
ActionWang Yibo, memiliki hati yang sesungguhnya baik, namun terjerumus dalam kejahatan hingga bertemu dengan polisi yang membantunya melakukan hal-hal luar biasa untuk kembali seperti semula. Dia mulai dekat dengan polisi muda yang memberinya kehidupan b...