𝓡𝓪𝓼𝓬𝓪𝓵_17

212 31 2
                                    

🖤🖤🖤

Restoran itu cukup ramai dikunjungi warga dan turis yang datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Restoran itu cukup ramai dikunjungi warga dan turis yang datang. Suasana malam yang romantis menjadikan restoran itu satu destinasi yang dipilih oleh turis bahkan warga setempat. Alunan musik mengalun lambat, lilin yang menyala serta kerlip lampu kekuningan di sekitar restoran. Permukaan air danau terkadang memendarkan kilaunya, menjadikan pantulan di atasnya ikut bergerak.

Salah satu meja yang terdapat di luar restoran menjadi pilihan Yibo dan Xiao Zhan untuk menikmati makan malam. Duduk pada kursi yang seolah-olah melayang di atas air danau. Aroma yang dihasilkan dari lilin aromaterapi menyerbu penciuman mereka, meskipun pada akhirnya kalah oleh aroma masakan yang menyengat ketika hidangan berupa steak daging tersaji pada meja mereka.

“Kalau kau ingin yang lain, pesan saja. Jangan khawatirkan apa pun.”

Sambil menaikkan alis, Yibo melempar senyuman nakal.

“Ini saja belum dimakan, kau sudah menyuruhku memesan yang lain,” Xiao Zhan menukas.

“Kenapa tidak? Aku tidak ingin kau lemas di saat kita bercinta.”

“Yibo ...”

Diiringi desisan gemas, Xiao Zhan mendelikkan mata. Merasa tak habis pikir dengan kelakuan dan ucapan Yibo yang selalu membuatnya geleng-geleng kepala.

“Bagaimana bisa kau membicarakan hal itu di saat makan?” ia menggerutu sambil memotong steak yang mengepulkan uap.

“Kenapa tidak? Itu kenyataan. Memang apa tujuannya kita datang ke sini?” Wajah tampan Yibo mengernyit tanpa dosa.

“Otakmu benar-benar mesum,” Xiao Zhan komat kamit dengan wajah merah padam.

“Kau selalu merusak mood-ku, Xiao Zhan. Apa salahnya sesekali kita menikmati waktu,” Yibo menekuk wajah. Binar matanya yang tadi begitu kentara sekarang meredup dalam hitungan detik. Dia pura-pura sibuk memotong steak dengan bibir merengut.

Sekilas melirik, Xiao Zhan merasa sikap Yibo begitu bebas untuk mengeluarkan apa pun yang dirasakannya. Mungkin sikapnya sendiri yang memang masih sangat kaku dan sulit untuk bergaul. Dia tahu sebenarnya Yibo hanya berpura-pura kesal, namun melihat wajahnya yang muram tetap saja membuatnya merasa bersalah.

“Sudahlah. Jangan merajuk seperti itu,” ia berkata, mendesah pasrah dengan sikap kekasihnya yang sedikit aneh. “Kita di sini untuk menyenangkan diri sendiri. Kau bebas mengatakan apa pun. Terserahmu.”

Dia menyuapkan steak kemudian melempar pandang pada permukaan air danau yang berkilau. Xiao Zhan akui, seumur hidupnya dia belum pernah berkencan dengan seseorang seperti Yibo bahkan di tempat romantis pula. Dia mengakui jika dirinya sangat kaku dalam berhubungan, dulu pun seperti itu. Dia tidak pernah melakukan hal-hal seperti sekarang.

Tetapi saat ini dia mengenal Yibo yang begitu bebas dan ia tidak pernah menyangka akan jatuh cinta pada sosok sepertinya. Apalagi pemuda itu sebelumnya dia anggap sebagai seorang musuh. Tetapi kini justru dia menyerahkan hatinya pada pemuda tampan yang memiliki pesona tak terbantahkan. Terkadang dia tak habis pikir bagaimana bisa dia jatuh ke dalam pelukan Wang Yibo, bahkan sekarang berada di satu tempat romantis yang seumur-umur tidak pernah terpikir untuk didatangi olehnya.

𝑹𝑨𝑺𝑪𝑨𝑳 ; 𝓔𝓿𝓲𝓵 𝓲𝓷 𝓗𝓮𝓪𝓿𝓮𝓷 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang