𝓡𝓪𝓼𝓬𝓪𝓵_26

147 22 1
                                    

🖤🖤🖤

Satu minggu berlalu dari hari Xiao Zhan melawan komisaris Zhang. Semua hal kembali berjalan normal dan dia masih tetap berusaha untuk menjatuhkan gangster yang semakin merajalela. Sampai saat ini, semua masih aman dan belum ada yang mengetahui hubungannya dengan Wang Yibo hingga suatu hari, ketika Xiao Zhan sedang menikmati secangkir kopi di sebuah kafe kecil, seorang teman lama yang pernah bertemu waktu di Tsing Yi Village tiba-tiba saja menghampiri dirinya. Dia baru saja menyesap dari sisi cangkir saat menyadari ada seseorang yang menghampiri. Xiao Zhan menoleh dan mendapati Zhang Yixing berdiri di dekat meja yang ia duduki.

“Yixing?”

Xiao Zhan menurunkan cangkir, mengerutkan kening melihat sosok itu mendadak muncul di hadapannya.

“Hai, Xiao Zhan. Bagaimana kabarmu?”

Zhang Yixing menampilkan senyum yang merekah menghias wajah. Jarinya menunjuk salah satu kursi. “Boleh aku duduk?”

“Ah, ya, silakan.”

Xiao Zhan meletakkan cangkir ke atas tatakan sambil memperhatikan gerak gerik Zhang Yixing yang menempati kursi. Dalam hati dia masih bertanya-tanya tentang kemunculan tiba-tiba dari teman lama yang bahkan nyaris dia lupakan.

“Kau terlihat tidak nyaman,” ujar Yixing setelah duduk nyaman di seberang Xiao Zhan. “Sepertinya kehadiranku sedikit mengganggu,” lanjutnya.

“Tidak, bukan seperti itu,” elak Xiao Zhan, merasa tak enak hati. “Aku hanya cukup terkejut karena kau ada di sini dan mengetahui aku sedang berada di kafe ini.”

“Kafe ini cukup nyaman untuk dijadikan pilihan dalam menyendiri,” balas Yixing. Dia memutar pandangan, mengamati suasana sepi dan damai diiringi musik jazz yang mengalun lembut. Hanya beberapa orang yang sedang menikmati kopi di sore hari. Pemandangan luar menyajikan jalanan sepi yang ditumbuhi pepohonan hijau, beberapa helai daun terbang terbawa angin dan berserakan di sepanjang sisi.

“Apa kau ada masalah? Kenapa menyendiri di sini? Di mana pemuda yang waktu itu mengaku sebagai kekasihmu?” tanyanya. Dia kembali menatap Xiao Zhan dan melempar senyum tipis.

“Dia sedang sibuk,” Xiao Zhan menjawab meski keningnya sedikit berkerut.

Zhang Yixing melebarkan senyum. “Jangan khawatir, aku hanya kebetulan lewat,” ujarnya. Dia melambai memanggil salah satu pelayan, dan kembali berpaling pada Xiao Zhan setelah memesan minuman. Mata hitamnya membalas tatapan Xiao Zhan yang mengandung kecurigaan. Kepalanya menggeleng lambat.

“Aku tahu tak mudah membuat alasan di depanmu. Kau sangat sensitif, Xiao Zhan.”

Untuk sesaat Zhang Yixing menarik napas panjang dan mengubah ekspresi wajahnya menjadi lebih serius.

“Sebenarnya aku dari kepolisian distrik Luohu, Shenzhen, kebetulan dipindahkan ke sini. Aku tidak menyangka kalau ternyata kau seorang inspektur yang sudah memiliki nama besar. Berarti sekarang aku bawahanmu di sini.”

“Jadi kau—”

Xiao Zhan mengerjap tak percaya. Dia tidak pernah menduga kalau teman sekolahnya dulu juga ternyata seorang polisi.

“Aku polisi sepertimu,” ungkap Yixing, “sebelumnya aku mendatangi kantor pusat dan mengetahui semuanya. Aku bertemu Marcus dan dia bilang kalau kau suka minum kopi di sini.”

“Aku benar-benar tak menyangka ...”

Xiao Zhan geleng-geleng kepala, senyum tipis kini terpatri di bibir.

“Kenapa waktu bertemu di Tsing Yi Village kau tidak mengatakan apa pun?” tanyanya.

Jawaban Yixing belum sempat terucap karena tibanya sang pelayan yang membawakan kopi pesanan serta beberapa camilan. Sekilas mengangguk, Yixing menyodorkan sepiring french fries ke depan Xiao Zhan.

𝑹𝑨𝑺𝑪𝑨𝑳 ; 𝓔𝓿𝓲𝓵 𝓲𝓷 𝓗𝓮𝓪𝓿𝓮𝓷 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang