𝓡𝓪𝓼𝓬𝓪𝓵_9

249 41 3
                                    

🖤🖤🖤

Rumah sakit itu sudah tidak terlalu dipenuhi pengunjung karena malam yang semakin larut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rumah sakit itu sudah tidak terlalu dipenuhi pengunjung karena malam yang semakin larut. Yibo duduk bersandar pada kursi pasien dan membiarkan tangannya diobati oleh Zhengting. Tubuh atasnya yang terbuka memperlihatkan bentuk yang sempurna. Kulitnya yang putih begitu kentara dengan lampu ruangan yang terang benderang. Saat ini keduanya berada di ruangan pribadi Zhengting yang berprofesi sebagai dokter umum.

“Sebenarnya siapa mereka? Kenapa tiba-tiba menyerangmu?” Zhengting bersuara setelah selesai menjahit luka di lengan Yibo.

Pemuda tampan yang ditanya hanya mengatupkan bibir rapat-rapat. Mata hitamnya berkilat-kilat menatap jendela yang memperlihatkan suasana malam. Benaknya dipenuhi berbagai prasangka dan juga rencana. Kini hidupnya sudah mulai tak tenang, kapan saja bisa terbunuh oleh kelompok sendiri. Entah kenapa dia memiliki dugaan bahwa penyerang itu adalah orang-orang yang dia kenal. Jika tidak, mereka tidak akan menutup wajah seakan takut dikenali. Satu hal lain, di antara mereka tidak ada yng mengeluarkan suara satu pun dan mereka menghindari melukai Zhengting meski sesekali terkesan sengaja menyerang hanya untuk mengalihkan perhatiannya.

Terkadang dia menyesali pertemuannya dengan polisi yang dengan mudahnya menggoyahkan hati hingga dirinya mau bekerja sama. Terkadang, dia dihantui penyesalan karena keputusan singkat di masa lalu yang tidak berpikir panjang hingga masuk ke dalam lingkaran hitam seperti itu. Kepintaran seseorang akan sangat membahayakan diri sendiri jika tidak diiringi kewaspadaan, dan itu terjadi padanya. Dia merasa Weiheng yang berada di balik semua yang terjadi meskipun Zhu Zhangtian ikut andil di dalamnya. Ketua gangster itu selalu menutup mata atas perbuatan Weiheng.

Yibo tersentak kaget merasakan sentuhan di bibir. Karena pikirannya yang terus berkelana, dia melupakan bahwa di dekatnya sekarang ada seseorang. Kerjapan matanya mengandung sedikit kekesalam ketika melihat wajah tersenyum Zhengting di depan mata. Pemuda itu baru saja mendaratkan ciuman di bibirnya.

“Terima kasih kau sudah melindungiku,” kata Zhengting, tersenyum senang karena Yibo tidak menolak ciumannya tadi.

“Itu kewajibanku. Jika ayahmu tahu kau celaka di saat bersamaku, kepalaku akan meledak oleh senjata di tangannya.”

Yibo berusaha bangun dari kursi namun tertahan oleh kedua tangan Zhengting yang menahan bahunya.

“Apakah yang menyerangmu anak buah ayahku?” selidik Zhengting.

“Aku tidak tahu.”

“Weiheng?” lagi Zhengting bertanya.

“Aku benar-benar tidak tahu. Mereka menutup mukanya, kau tidak lihat?” jawaban Yibo setengah emosi.

Raut muka Zhengting menampilkan ekspresi tidak suka. Tatapannya menelusuri wajah tampan di depan diwarnai kernyitan gusar. Senyumnya memudar seiring kecurigaan yang memenuhi hati dan pikirannya.

𝑹𝑨𝑺𝑪𝑨𝑳 ; 𝓔𝓿𝓲𝓵 𝓲𝓷 𝓗𝓮𝓪𝓿𝓮𝓷 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang