🖤🖤🖤
Reruntuhan itu serupa bangunan mewah yang sebelumnya pernah berdiri. Sekarang hanya tinggal tembok gersang dan dipenuhi alang-alang. Tanah sekitarnya kering dan merah dengan hawa panas yang membuat kulit terasa sakit. Bangunan itu terdiri dari dua lantai dan membentuk beberapa lorong gelap yang sudah tidak terawat. Di salah satu ruangan lantai bawah yang cukup luas, hanya mengandalkan cahaya suram lampu yang dipasang di dinding, sekumpulan orang sedang mengemasi beberapa pistol dari berbagai jenis.
Di antara orang-orang itu, Zhu Zhangtian berdiri di dekat satu meja, sedang memeriksa pistol di tangan yang dia teliti baik-baik. Dia sedang memastikan pengiriman hari ini berjalan lancar karena barang yang sekarang dikirim dalam jumlah besar dan bernilai ratusan juta. Dia sudah mengambil waktu dan rute yang sesuai untuk perjalanan hari ini.
Matahari siang saat itu bersinar terik, membuat Yibo yang baru turun dari mobil mengernyitkan wajah. Matanya memicing sambi menatap reruntuhan yang dia datangi. Setelah menutup pintu dan mengunci mobil, dengan kedua tangan tersembunyi di dalam saku jaket, dia berjalan masuk. Sebelumnya dia sempat melirik sebuah mobil pengangkut dan lalu lalang orang-orang Zhu Zhangtian yang mengemasi senjata. Sewaktu memasuki lorong panjang untuk menuju ruangan utama, mata hitamnya bergerak liar mengamati seluruh tempat dan sesekali menggumam pelan ketika berselisih jalan dengan anak buah lain.
Tiba di ruangan besar, dia melihat Zhu Zhangtian yang masih serius membolak balik senjata di tangan. Sesaat menarik napas panjang, Yibo melangkah mendekat, berdiri di sebelah pria paruh baya yang melempar lirikan padanya.
"Aku harap Sarfaraz tidak mengatakan banyak hal," dia mulai berkata, membahas tentang kemungkinan Sarfaraz membocorkan rahasia kepada polisi.
Zhu Zhangtian melirik dingin.
"Aku belum pernah mendengar orang mati berbicara," desisnya. "Apa kau sudah berbicara dengan Zhengting?"
"Tentang apa?"
"Tentang pengiriman barang. Kau yang akan mengirimnya, jangan sampai dia memintamu datang pada waktunya nanti."
"Tidak. Tenang saja," balas Yibo santai. Dia mulai bersikap seperti biasa, terkesan sudah tak peduli tentang kematian sahabatnya yang baru kemarin dia tangisi. Dengan wajah tanpa dosa dia mengambil satu pistol yang tergeletak, ikut mengamati dan menekan pelatuknya untuk mengetes kelancaran.
Mengingat pembicaraannya dengan Xiao Zhan, dia harus bisa menahan pengiriman dan mencegah puluhan senjata itu keluar dari bangunan sebelum polisi datang. Sangat beruntung alat yang dulu dia tempelkan di rumah Sarfaraz masih berfungsi. Mereka pun mengetahui rute serta lokasi dan nama yang akan menerima barang tersebut. Cctv juga alat perekam menangkap semua gerak dan suara orang di tempat Sarfaraz.
"Pengiriman besar-besaran ini sesuatu yang baru kita lakukan. Kita akan menyebar semuanya di Makau dan sekitarnya. Hubungi Yu Hao, dan pastikan tempat pertukaran barang kita aman. Rute ini akan mengambil jalur darat dan laut di tahap kedua."
Itu yang mereka dengar sewaktu Xiao Zhan membuka akses cctv di rumah Sarfaraz.
"Makau sebuah kepulauan yang dihuni oleh banyak investor, bahkan ada beberapa gangster yang juga berkuasa. Jika mereka sampai berhubungan, ini masalah yang sangat besar. Kita harus bisa memutus rantai mereka hingga tidak lagi memiliki akses ke pulau tersebut," Xiao Zhan berkata khawatir.
"Aku akan menahan mereka sampai kau dan anggota lainnya tiba," Yibo menanggapi.
"Hati-hatilah dan jangan lupa nyalakan GPS-mu."
Yibo melirik sekilas pada Zhu Zhangtian yang menjauh dari sisinya. Dia mulai memasang wajah serius sambil memutar-mutar pistol di tangan.
"Pistol ini sedikit berkarat, apakah semuanya seperti ini?" ujarnya kesal. Keningnya berkerut dalam dan dia kembali mengambil pistol lain setelah melempar yang sebelumnya dia pegang. Lagi-lagi omelannya terdengar sewaktu melihat beberapa karat yang sebenarnya tidak terlalu mengganggu. Hanya saja dia berusaha untuk menunda waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑹𝑨𝑺𝑪𝑨𝑳 ; 𝓔𝓿𝓲𝓵 𝓲𝓷 𝓗𝓮𝓪𝓿𝓮𝓷 [𝐄𝐧𝐝]
ActionWang Yibo, memiliki hati yang sesungguhnya baik, namun terjerumus dalam kejahatan hingga bertemu dengan polisi yang membantunya melakukan hal-hal luar biasa untuk kembali seperti semula. Dia mulai dekat dengan polisi muda yang memberinya kehidupan b...