"Jadi hukuman apa yang Pangeran inginkan, hm?" tanya Nyai Pradni mencoba mengais sisa kesabaran yang ada pada dirinya.
Jeda.
Jeda cukup lama.
"Aku tidak tahu apa yang kumau," jawab Pangeran Rangga Samudra dengan suara pelan. Binar matanya meredup bersama raut wajahnya yang tidak segarang tadi.
DEG. Nyai Pradni memiringkan badannya agar dapat memandang bergantian antara Pangeran Rangga Samudra dan Sedayu. Perlahan tapi pasti, Nyai Pradni mulai memahami situasi. Rupanya ketakutan Ki Juru Martani dulu kala akhirnya terjadi.
Celaka... Celaka 12.
Rasa cinta itu anugerah Sang Pencipta. Hati memang milik manusia namun perasaan di luar kuasa pemiliknya. Jika cinta sepihak dari Sedayu itu masih wajar mengingat Pangeran Rangga Samudra mempunyai wajah rupawan. Akan tetapi jadi tak wajar jika kedua muda-mudi ini mempunyai perasaan yang sama.
Dari yang miskin hingga kaya, dari yang bodoh hingga pintar dan dari yang jelek hingga rupawan pasti pernah jatuh cinta. Minimal sekali. Maksimal berkali-kali. Lah itu memang kodrat sebagai manusia. Nyai Pradni tentu pernah muda. Jangan salah, dirinya juga pernah merasakan jatuh cinta.
Walau kisah cinta Nyai Pradni teramat tragis. Siapa sih yang bersedia menerima dukun sebagai kekasihnya? Jangankan berbalas, justru laki-laki itu seakan jijik padanya. Penolakan juga tidak mampu membuat rasa cinta itu lenyap dari hati Nyai Pradni. Rasa cintanya ternyata tetap tertanam walau laki-laki itu telah meninggal dunia sekalipun.
Tenang, kematiannya tidak ada sangkut-pautnya dengan Nyai Pradni. Laki-laki itu meninggal di medan perang karena dia seorang prajurit. Nyai Pradni juga tidak pernah mewujudkan cintanya meskipun dirinya tentu bisa ilmu pelet alias ilmu pengasihan. Walau dukun, namun Nyai Pradni tetap adalah perempuan yang ingin mendapat balasan cinta yang tulus. Bukan cinta palsu pengaruh mantra.
Untungnya, Nyai Pradni tidak pernah lagi jatuh cinta setelahnya. Mungkin hatinya ikut mati bersama laki-laki itu. Paling tidak, dirinya tidak mengalami patah hati berkali-kali. Itu yang perlu disyukuri.
Apa Pangeran Rangga Samudra pernah melihat wajah asli Sedayu?
Itu adalah alasan masuk akal jika sang Pangeran benar-benar jatuh cinta pada Sedayu. Percayalah, Sedayu itu walau bukan putri tapi wajahnya cantik. Siapa sih yang tidak menyukai perempuan cantik? Kemungkinan besar Pangeran Rangga Samudra juga seperti itu.
"Eheem. Pangeran kan tahu jika wajah Nyi Datu tidak sesempurna perempuan lain. Akan sangat menyedihkan jika badannya juga ikut luka-luka karena rotan." Nyai Pradni berusaha memastikan kecurigaannya.
"Nyai Pradni menganggap aku ini orang macam apa sebenarnya? Kesatria sejati tidak akan melukai perempuan. Aku memang pemarah tapi sampai hari ini aku tidak pernah berbuat sewenang-wenang pada perempuan." Alis Pangeran Rangga Samudra menukik satu. "Tapi Nyai, bukannya menghina wajah seseorang itu hal yang menyakitkan hati! Walau Nyi Datu adalah murid Nyai tapi aku rasa tidak perlu sampai berkata begitu."
Artinya Pangeran Rangga Samudra tidak tahu wajah asli Sedayu?
Batin Nyai Pradni bukannya tenang justru malah bertambah gusar. Sepertinya, otak Pangeran Rangga Samudra yang tidak normal. Iya, tidak mungkin disebut normal jika dia tidak keberatan jikapun Sedayu buruk rupa.
Pangeran sableng.
Nyai Pradni pura-pura tenang. "Ah, tenang saja Pangeran. Murid hamba itu hatinya tak selemah kelihatannya."
Jika mempertimbangkan logika maka Nyai Pradni harus mencari cara menjauhkan Pangeran Rangga Samudra dengan Sedayu. Bahaya jika ada orang lain yang menyadari perasaan terlarang ini. Pangeran Rangga Samudra mungkin akan selamat tapi tidak dengan Sedayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Calon Arang
Historical FictionBukan cerita tentang Ratu dan Raja. Bukan juga cerita tentang Putri dengan Pangerannya. Bukan pula cerita tentang persaingan Ratu dan Selir untuk mendapat hati sang Raja. Ini cerita tentang seorang dukun perempuan yang tersembunyi di dalam bangunan...