Biar readers nggak salah paham aku luruskan dulu bahwa cerita
BUKAN CALON ARANG
itu bukan cerita time traveler.
(Sedayu memang peramal yang bisa meramal masa depan tapi nggak akan terbangun di masa depan kayak
Malinda Rengganis Putri di SIC)Cerita
BUKAN CALON ARANG
ataupun
BUKAN CALON ARANG SEASON 2
itu murni cerita kolosal yang bertema sejarah.
(Sejarahnya benar tapi ceritanya fiktif belaka.)-----------------------------------------
"PANGERAN MAS JOLANG!" seru Sedayu saat melihat sosok laki-laki sedang duduk berjokok sambil membenamkan kepala di lutut.
"Se-Sedayu?!" ucap Pangeran Mas Jolang agak kaget. Dirinya buru-buru bangkit.
Mereka berdua terpisah oleh pagar dari batang kayu. Berbeda dengan lorong yang lain, lorong tempat keberadaan Pangeran Mas Jolang itu dibatasi sederet batang kayu. Mirip seperti yang ada di pintu depan.
"Anda tidak apa-apa?" Sedayu memindai tubuh Pangeran Mas Jolang.
"Aku yang harusnya bertanya begitu. Kenapa kau berdarah-darah? Mana yang luka?" cecar Pangeran Mas Jolang. Tangannya terulur ke sela batang-batang kayu, berusaha menggapai Sedayu.
Bukannya hati berbunga-bunga karena dikawatirkan oleh sang Pangeran, Sedayu malah memutar matanya malas. Dirinya juga memilih mundur menghindari sentuhannya. Risih. Walau otaknya dengan kurang ajar malah memutar ingatan tentang pelukan laki-laki padanya siang itu. Iya, memang setelah insiden 'pelukan' tersebut, baru kali ini mereka bertemu lagi.
"Tidak perlu berlebihan, Pangeran. Lagipula ini bukan darah hamba tapi darah batang pohon."
"Haaaah!"
"Nanti hamba jelaskan. Kita harus pergi dari sini sekarang juga! Kita tidak punya banyak waktu."
Mengabaikan ucapan Sedayu, Pangeran Mas Jolang malah bertanya, "Kau diculik juga?"
"Hamba datang untuk menyelamatkan Pangeran."
Alih-alih senang ada yang menyelamatkan. Raut wajah Pangeran Mas Jolang justru malah mengeras. "Pergi dari sini sebelum makhluk itu datang!"
Sumpah, tempat ini aneh. Pangeran Mas Jolang sadar bahwa kali ini tidak akan mampu melindungi Sedayu. Lawannya bukan manusia. Tentu dirinya ingin bebas namun tak ingin juga melihat Sedayu terancam nyawanya.
"Justru hamba datang untuk bertemu makhluk itu!"
"Kau berteman dengan makhluk mengerikan itu juga?" pekik Pangeran Mas Jolang kaget sekaligus tak habis pikir.
Tentu Pangeran Mas Jolang teringat kenangan lama. Waktu itu Sedayu bilang bahwa dia bisa menjinakkan binatang. Alih-alih kucing, Sedayu malah dekat dengan makhluk seram begitu. Sumpah, seumur hidup baru kali ini Pangeran Mas Jolang kenal perempuan yang luar biasa cantik sekaligus luar biasa antik perilakunya.
"Dih amit-amit." Sedayu bergidik jijik.
Di alam gaib. Sedayu tentu tak punya banyak waktu. Jadi dirinya harus sat set sat set.
"Mundur Pangeran!" perintah Sedayu.
"Kau mau apa?" tanya Pangeran Mas Jolang walau kakinya bergerak selangkah ke belakang.
Sreeeeet.
Sedayu menyabetkan keris ke jajaran batang pohon. Sayangnya tidak seperti tadi, batang pohon yang memenjarakan Pangeran Mas Jolang tidak terbelah sedikitpun. Hal yang membuat Sedayu mengumpat di dalam hati. Sedayu menyelipkan keris di balik kebayanya lalu mengumpulkan tenaga dalam. Mengepalkan tangan untuk bersiap menonjok batang pohon namun____
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Calon Arang
Historical FictionBukan cerita tentang Ratu dan Raja. Bukan juga cerita tentang Putri dengan Pangerannya. Bukan pula cerita tentang persaingan Ratu dan Selir untuk mendapat hati sang Raja. Ini cerita tentang seorang dukun perempuan yang tersembunyi di dalam bangunan...