•*'¨*•.¸¸.•*'¨*•.¸¸.•*'¨*•.¸¸.•*'¨*•.¸¸.
(\_ (\
(=' :') Double update, Kawan!!!
(,('')('')
¸.•*'¨*•.¸¸.•*'¨*•.¸¸.•*'¨*•.¸¸.•*'¨*•.¸------------- Enjoy reading -------------
Keraton Mataram sejak kemarin disibukkan dengan berbagai persiapan. Berita kedatangan Gusti Kanjeng Putri Pembayun ke keraton Mataram setelah dua tahun pergi merupakan peristiwa yang tentu layak dirayakan. Semua orang gembira karena sang Putri akhirnya kembali pulang.
Bukan itu saja yang membuat antusias para penghuni keraton meningkat. Namun, kedatangan Gusti Kanjeng Putri Pembayun katanya akan disertai suaminya. Laki-laki yang tentu akan menjadi menantu pertama Panembahan Senopati. Penasaran sekaligus heran sebab laki-laki yang dimaksud juga merupakan musuh sang Sultan.
Gunjigan, prasangka dan desas-desus liar berseliweran di keraton. Walau tentu tidak ada yang benar-benar berani berucap ataupun bertanya secara lugas. Sebenarnya, jadi hal normal jika mereka bertanya-tanya tentang sebab-musabab sang Putri berbuat nekat begitu. Hal lain yang membuat orang-orang bertambah heran adalah Gusti Kanjeng Putri Pembayun bukannya tetap menjaga jarak aman tetapi justru akan diperkenalkan si laki-laki langsung pada Panembahan Senopati.
Cari mati bukan?
Apa status Pembayun dari 'putri' justru akan berganti menjadi 'pengkhianat'?
Memang benar bahwa Panembahan Senopati bukan raja kejam yang sewenang-wenang. Namun, semua orang juga tahu bahwa beliau tegas dalam menjalankan aturan dan tak pandang bulu saat menjatuhkan hukuman. Lihat saja yang terjadi pada Pangeran Rangga Samudra beberapa waktu lalu.
Sesuai ungkapan, harimau saja tidak akan memangsa anaknya sendiri. Oleh karena itu, semua orang masih berharap hal baik yang akan terjadi esok hari dan bukan sebaliknya. Siapa tahu permusuhan bertahun-tahun bisa dilebur menjadi perdamaian setelah adanya jalinan kekerabatan.
Jika penghuni keraton kalangan bawah khawatir. Maka para petinggi keraton lebih khawatir lagi. Beberapa orang tentu tahu apa yang telah terjadi sebenarnya. Iya, beberapa karena jumlah orangnya bahkan masih bisa dihitung dengan jari.
Rahasia. Semua adalah rahasia yang hanya diketahui dan dipahami oleh segelintir orang. Merekapun dipastikan akan tutup mulut sebagai bentuk pengabdian pada Kesultanan Mataram.
Walau Gusti Kanjeng Putri Pembayun tidak akan menjadi penerus tahta. Namun, nyatanya perempuan itu tetap ingin terlibat dalam urusan penting pemerintahan termasuk memberantas musuh-musuh yang berusaha menjegal kejayaan Mataram. Turut mendukung tercapainya cita-cita sang ayah untuk menjadikan seluruh wilayah Jawa berada di bawah panji-panji Kesultanan Mataram.
Dalam khasanah kehidupan masyarakat Jawa memang menganut budaya patriarki--budaya di mana laki-laki dipandang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari perempuan--yang dipraktikkan secara turun-temurun. Akibatnya, laki-laki memiliki kekuasaan lebih besar dan status lebih tinggi daripada perempuan dalam berbagai segi kehidupan.
Nyatanya hal itu juga berlalu dalam menentukan ahli waris tahta suatu kerajaan. Tidak semua memang sebab setiap kerajaan memiliki kebijakan masing-masing apalagi jika menghadapi situasi khusus. Sederhananya, beda kerajaan, beda aturan.
Sejarah mencatat bahwa di tanah Jawa pernah ada beberapa pemimpin dari kalangan perempuan. Yang paling masyur dan melegenda tentu adalah Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga. Naik tahta dengan gelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara. Beliau memimpin sebagai Ratu Kerajaan Kalingga sejak tahun 674 M.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Calon Arang
Historical FictionBukan cerita tentang Ratu dan Raja. Bukan juga cerita tentang Putri dengan Pangerannya. Bukan pula cerita tentang persaingan Ratu dan Selir untuk mendapat hati sang Raja. Ini cerita tentang seorang dukun perempuan yang tersembunyi di dalam bangunan...