25

1.9K 123 4
                                    

















Kembali ke lika-liku persekolahan

Shani masih belum menunjukan sikap jika ia akan merebut Gracia

Gracia masih bersikap sama pada Shani,

Masih selalu melarang Shani dekat wanita lain di hadapan matanya juda jangan sampai ia mengetahui jikalau Shani mendekati wanita di luar sekolah juga

Tidak ada yang berubah,

Gracia bahkan lebih tampak menjengkelkan sekarang, karena Volume daya pukul dan banyaknya pukulan terhadap Shani semakin bertambah setiap harinya

Dan sama sekali Shani tak ada terbesit di otaknya untuk membalas perbuatan gracia

Shani hanya diam saja dan memilih menerima dengan pasrah pukulan-pukulan telak gracia terhadapnya

Bahkan 3 bulan sudah berlalu , hubungan keduanya hanya sebagai sarung tinju dan samsaknya.

Tidak ada momen akur apa lagi berharap momen romantis.

Namun berbeda dengan hati nya,

Bahkan dalamnya palung mariana tak sedalam Shani menyembunyikan perasaannya

Shani jengkel, tapi Shani juga menyukai perasaan jengkel setiap gracia marah ia dekat dengan gadis lain.

Namun Shani adalah Shani, Sifat naif nya tetap keras bertengger di kepala batu nya

Ia menyangkal seluruh debaran jantungnya untuk Gracia adalah debaran Jantung seseorang yang jatuh cinta, ia sekuatnya manipulatif  oraknya agar berpikir itu adalah debaran Takut, takut akan di pukul lagi dan lagi.




























Ujian kelulusan sudah barakhir hari ini.

Dimana waktu ia bertemu gracia akan berakhir

Waktu dimana penderitaan pelipisnya semakin berkurang

Namun kenapa,

Kenapa ia malah sesenggukan di dalam kamar nya sekarang,

Duduk di lantai dingin Sambil Menyandarkan punggung di tepi kasur bahkan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya.

"Hiks.. hiks.." suara isakan tertahan tiap kali ia melirik ke arah kertas di tangannya

Kertas bertuliskan Undangan pertunangan Gracia dan Chiko berjadwal tepat Sebulan setelah ujian kelulusan mereka berakhir.

Kertas yang ia dapatkan dari anin sekarang berada di tangannya

Kamar yang tertutup rapat bahkan cahaya tak bisa masuk di dalamnya

Shani masih tetap di posisinya sejak saat pulang sekolah hingga sore dan saat malam seperti ini

'TOK TOK TOK'


"SHANN.... KALO GK BUKA GUE DOBRAK NI PINTU, PEGEL TAU LAH DARI TADI GUE PANGGILIN COK!"

Peraduan suara feni dan ketukan pintu tak juga membuat shani berhenti menangisi sebab yang di tutup-tutupi sifat naifnya sendiri.

"JANGAN MASUK CO, GW MAU SENDIRI HIKS...!" Sahut Shani kali ini yang mulai lelah mendengar teriakan feni dan Zee

"YA , SE'ENGGKNYA LO MAKAN DULU LAH SAT, LO MATI DI DALEM, ZEE SIAPA YANG BIAYAIN SEKOLAHNYA HAH?"  Teriak Feni lagi

"MAMAH... JANGAN MATI MAH, HIKS.. ZEE BELUM MAU JADI YATIM MAH HIKS.." Timpal Zee

'Ceklek'

Pintu akhirnya terbuka.

Shani memeluk tubuh zee dengan erat sambil masih menangis

"Hiks, maafin mamah ya nak, mama gk akan biarin lo sendirian di dunia yang fana ini hiks ." Ucap lirih shani

Raut wajah Shani seketika berubah dan sangat Syok melihat sosok yang berdiri di balik tubuh Feni

Sosok tersebut juga menatap Shani dengan raut wajah yang 'Biasa saja'

"Kok?" Celetuk heran Shani sambil cepat-cepat mengusap air matanya

Feni menatap sosok yang ternyata adalah Gracia di belakangnya dengan senyum

Namun , wajah gracia masih saja 'Biasa aja' Datar.

"Fen, Zee, boleh tinggalin kita?" Suara Gracia terdengar dingin, yang membuat feni menarik tangan Zee yang masih di peluk Shani menjauh pergi

"Zee!" Panggil Gracia

Tampak zee dan Feni berbalik badan menatap gracia

Gracia tampak merogoh dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang 100 ribuan

"Kalian jalan-jalan aja dulu, jajan yang banyak" ucap gracia yang memang tau tabiat Zee dan Feni sangat-sangat Kepo, jujur saja gracia hanya ingin bicara 4 mata dengan Shani sekarang

"MAKASIH BUNDA..!!" Jawab sumringah Zee yang merampas uang di tangan gracia lalu menarik Feni keluar apartemen.

Sekarang, Gracia mengalihkan pandangan menilik serius ke wajah Shani.

"Sudah makan?" Tanya pelan gracia saat mereka hanya tinggal berdua

Shank tampak menggeleng

Gracia meneliti penampilan shani yang masih memakai seragam sekolah tampak sangat kusut.

"Mandi dulu, aku buatin makan" titah gracia

Seperti magic, shani tampak patuh dan berjalan masuk ke dalam kamarnya.





















40 menit berlalu,

Gracia dan Shani sudah duduk di meja makan apartemen Shani

Di hadapannya terdapat 2 piring nasi goreng yang di sajikan gracia

"Makan" titah gracia

Shani mengangguk, lalu perlahan menyuap nasinya

"Telurnya juga, itu special telur dari new zeland" ucap gracia yang turut memotongkan telur di piring shani

Ucapan gracia barusan sedikit membuatnya tersentak,

Bukan kah kata-kata halu seperti itu adalah kata-kata yang sering ia gunakan bersama feni dan zee

Mungkin hanya kebetulan, fikirnya

Shani mengangguk, dan kepalanya terus bergerak mengangguk-anggukan menikmati nasi buatan gracia yang sangat enak

Gracia kembali menyodorkan segelas air putih di hadapan Shani

Lagi-lagi shani meminum dan memakan apapun yang gracia suguhkan

"Selesai makannya?" Tanya gracia saat melihat piring Shani sudah kosong

Shani mengangguk dan sedikit menampilkan senyum, hanya sedikit.

Gracia jika hanya berdua dengannya seperti ini selalu menampilkan sifat manisnya

Tidak ada seruan lo-gue

Tidak ada caci maki

Sangat berbeda jika di sekolah, atau jika berada bersama orang lain,










"Kita perlu bicara" ucap gracia











Next.

CHEATER 2 (GRESHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang