Hujan masih derasnya menjatuhi jalanan tak memperdulikan banyaknya limpahan air yang sudah menggenang di berbagai sisi tepi jalan
Dua orang yang sama-sama memiliki kepala batu sedang membelah jalanan dengan sepeda motor yang tampak sering oleng kekiri dan kekanan
Sahut-Sahutan argumen dan cacian ikut meramaikan suara derasnya hujan dan sesekali petir yang bergemuruh
"UDAH GUE BILANG GUE BISA PULANG SENDIRI.!"
"LO KENAPA SIH, NIAT GUE BAIK!"
"SETIDAKNYA LO BAWA MOTORNYA YANG BENER GK OLENG OLENG GINI!
"YA LO NYA GK BISA DIEM, GERAK GERAK MULU!"
"GIMANA GUE MAU DIEM LO BAWA MOTOR GK BECUS!"
"LO ARAHIN AJA, SIMPANGAN DEPAN BELOK KIRI APA KANAN!"
"BELOK KANAN, MANGAKNYA GK TAU JALAN SOK-SOK BAWA MOTOR DI DEPAN"
DAN .... BLA-BLA -BLA
Sudah bisa di tebak
Sahut-sahutan tersebut keluar dari mulut Shani dan gracia.
Bukannya motor gracia yang di tinggal dan mengantar gracia pulang dengan mobilnya, malah Shani yang meninggalkan mobilnya di halte dan merampas kemudi motor gracia dengan paksa.
Hingga akhirnya setelah perdebatan yang sepanjang jalan yang menguras energi di tambah tubuh yang sudah menggigil,
Motor yang di kendarai shani akhirnya berhenti di sebuah halaman rumah besar yang lumayan mewah
Gracia turun dari motor di susul Shani
Mereka tampak basah kuyup
Gracia cepat berjalan menuju ke arah rumah, namun
Shani hanya diam menatap punggung gracia lalu ia berbalik arah keluar halaman rumah berjalan kaki
Gracia yang merasa Shani tidak mengikutinya, menoleh dan mendapati shani berjalan santai menuju ke arah pintu pagar halaman rumahnya
Shani tampak tak memperdulikan hujan dan terlihat sedang menelpon seseorang
Gracia mengeram kesal lalu kembali lagi menuju keluar membiarkan tubuhnya yang sudah menggigil kembali masuk kedalam guyuran hujan
"IKUT MASUK!" Tegas Gracia
Tangan gracia reflek menggenggam lengan Shani yang masih terkejut dengan kedatangan gracia
Shani reflek menghentikan telponya saat merasa lengannya di tarik gracia menuju ke rumah mewah tersebut
Shani yang masih membeku sejenak reflek ikut melangkah mengiringi langkah gracia dengan tatapan yang tak terlepas dari lengannya yabg di genggam gracia
'Deg'
Kembali jantungnya bergemuruh dengan hebat
Langkah kaki yang semula menyusuri balok-balok bata jalan sekarang sepatu Converse itu melangkah menginjak ubin yang membuat genangan air di setiap tapakan pijaknya
Melangkah terus menaiki anakan tangga dengan keheningan yang masih menyelimuti suasana dengan irama deguban jantung yang tak berhenti memacu dengan cepat
Tak memperdulikan tetesan air yang jatuh di area rumahnya, gracia terus saja melangkahkan kaki menarik lengan manusia menyebalkan yang juga hanya diam , dimana ocehan serta gonggongan bak lolongan anjing liar yang keluar di mulut gadis di belakangya yang memekakan telinganya
"Masuk, mandi bersihin badan lo!" Ucap datar gracia tepat berdiri di ambang pintu kamar mandi
Shani tersentak dari lamunannya sesaat mengitarkan pandangannya
Tanpa sadar ia sudah berada di dalam kamar si ketua osis songong yang kemarin sangat ia benci
"Cepat masuk,!" Suara datar gracia kembali mengembalikan kesadaran shani akan lamunannya
Tepat dengan handuk beserta baju ganti yang sudah di sodorkan tepat di hadapan wajahnya
Shani mengambil nya dengan mulut yang masih rapat tertutup lalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi.
"HA-ha HACHIM.!!!"
30 Menit akhirnya Shani keluar dengan suara bersin yang menggelegar ke seluruh ruang kamar gracia
Tampak suara shani menarik ingusnya
Gracia yang juga sudah mandi di kamar abangnya Frans dan juga sudah berganti pakaian duduk bersedekap dada di sisi kasur
Menatap heran ke arah Shani
'Tok tok tok'
Suara ketukan pintu terdengar dan tampak ART mengantarkan 2 gelas susu coklat hangat
"Taroh di sana aja bik" ucap gracia menunjuk meja belajarnya
Shani sedikit kikuk sekarang
Sesaat ia merasa roman tidak enak di tubuhnya
Akibat kecelakaan tahun lalu, membuat daya tahan tubuh Shani sedikit lebih lemah
Entah karena di guyur hujan ataukah karena jantungnya sekarang sangat berpacu cepat sedari tadi
"HACHIMMMMM!''
Kembali suara bersin shani menggelegar membuat gracia reflek menutup mata
"KALO BERSIN YA JANGAN NGADEP GUE!" Kesal gracia yang merasa di sembur shani
"S-Sory," ucap Shani kikuk seraya menarik ingus serta menggosok hidungnya
"Kenapa lo hari ini?!" Tanya datar gracia
"Gue kanapa emang?" Balas shani heran
"Sini lo duduk!" Titah gracia menunjuk kursi belajar yang berada di hadapannya
Shani beranjak duduk sambil menggosok hidungnya ya hingga tampak merah
Gracia melihatnya ingin sekali tertawa nelihat wajah shani yang tampak lucu , namun ia berusaha menahan wajah datarnya
"Sekali lagi gue tanya, Kenapa lo hari ini?!," Tanya intimidasi gracia
"H-hachim!"
Bukan jawaban, malah suara bersin yang kembali terdengar
Gracia mengerutkan kening, menatap raut wajah shani yang tampak memucat
"Minum dulu" gracia beranjak mengambilkan susu hangat yang di acungkannya ke arah shani
Shani tampak menyambut dan perlahan meminumnya sedikit
"G-gue mau balik" seru shani yang kembali bangkit berdiri hendak mengambil hpnya berniat menelpon Zee untuk menjemputnya
Namun saat berdiri, kepalanya terasa berat dan
'BRUK!'
Next.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHEATER 2 (GRESHAN)
Fiksi PenggemarKalian pernah gk berimajinasi kembali lagi ke masa-masa kecil dengan pola fikir se dewasa sekarang dan memerbaiki satu per satu kehidupan yang tidak bisa kalian raih pada masa itu?