"Tertawalah sampai kau lupa dengan yang namanya luka" _Brian Airlangga
"Mereka akan sangat bahagia dengan tawa yang kau ciptakan,hingga mereka lupa jika sedang dibohongi" _Brian Airlangga
"Air mata yang ku hapus saat ini,mungkin akan tumpah lagi di...
Hai Hello Annyeong!!💚 Jangan lupa vote ya yeorobun. Karena satu jempol yang kalian klik Sangat berarti bagi semangat author🤗
Absen dulu absen dulu💚
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~°°°~°°~°°°~°°~ "Kamu terlalu istimewa untuk aku yang banyak kurangnya. Mohon maaf aku telah mencintai sejauh ini" @remahan rengginang
~°°°~°°°~°°°~
Milka masih menunggu penjelasan dari dokter Risa selaku dokter yang menangani Malvin.dengan harap-harap cemas,ia berharap akan ada berita baik mengenai perkembangan kesehatan kakaknya. Sampai akhirnya dokter Risa meminta Milka masuk kedalam ruangannya.
"Gimana dok?" Tanya Milka penuh harap. Terdengar helaan nafas yang keluar dari dr. Risa
"Masih sama. Sampai sekarang Malvin masih belum bisa mengingat apapun. Dia juga bahkan belum bisa bicara sedikitpun."
"Jadi gimana? Kak Malvin tetap bisa sembuh kan?" Milka melirik Malvin disampingnya.
"Ada kemungkinan kecil. Tapi kamu jangan putus asa. Kita akan lakukan yang terbaik. Sementara ini Malvin harus tetap rawat jalan."
"Makasih,dok. Saya cuma mau kak Malvin sembuh gimana pun caranya." Lirih Milka dengan harapan besar atas kesembuhan kakaknya itu.
Selepas kepergian Milka dan Malvin, dr. Risa duduk melamun sambil memijat pangkal hidungnya. Kepalanya terasa berat setelah sejak semalam ia kurang tidur.disisi lain juga ia masih memikirkan kesembuhan Pasiennya,Malvin. Tiba-tiba pintu berderit,tampaklah seorang remaja SMA yang tak asing Dimatanya.
"Mamaaaaaa......"
"Eh,Bri. Kok tumben kamu Dateng kesini?"
Brian berjalan menghampiri dr.Risa dengan plastik berwarna pink bergambar sapi yang berisi martabak mini tiga rasa. Ada rasa keju favoritnya Brian,rasa coklat,dan rasa stroberi yang tentu saja ia beli dikantin sekolahnya.
"Bri bawa sesuatu nih." Brian dengan bangganya membukakan bungkusan itu.
"Apaan tuh?" dr.Risa antusias
" Martabak mini. Cobain deh ma. Yang ini nih! Ini rasa keju. Mama pasti suka."
Brian menyodorkan martabak mini rasa keju,rasa favoritnya. Setelah satu gigitan yang Risa coba, rasanya tidak buruk untuk sekelas makanan dengan harga seribuan.