Bab 39🐉

62 7 5
                                    

Sesakit apapun, kamu tidak pantas memperlihatkannya pada orang lain.
_Brian Airlangga

Plak!
Satu tamparan keras mendarat dipipi Zio. Begitu kuat hingga kulit Zio terasa kebas.

Zio sempat menatap mata pria itu yang menyorot nyalang penuh emosi kepadanya, hingga tak bertahan lama Zio kembali menunduk.

"Anak kurang ajar!" Desis pria itu.

"Papa udah bilang jangan keluar sebelum papa minta kamu keluar, Zio!!"

Zio tersentak. Perlahan ia memberanikan diri menatap pria dihadapannya itu. Dengan suara yang tertahan Zio berkata, "papa bener. Harusnya Zio gak keluar."

Benar bukan? Andaikan Zio tidak terlibat, andai ia tidak datang mungkin Brian tidak akan seperti ini.
Zio merasa semua terjadi karena kesalahannya.

"Pulang!" Tukas pria itu lalu menarik kasar tangan putranya. Tapi dengan keras pula Zio menepis menghentakkan tangannya hingga genggaman sang ayah terlepas dari tempatnya.

"Papa bisa pulang sendiri." Ucap Zio dengan suara tertahan.

Kaget? Tentu saja. Karena ini adalah kali pertama seorang Zio Angkasa berani membantah.

"Zio!"

"Zio masih mau disini, pa. Zio yang bersalah karena ngelukain Brian." Tutur Zio dengan suara bergetar.

"Pulang!" Tekan Herlambang penuh emosi.

Di luar dugaan, jika selama ini Zio akan mengikuti kemauan nya tanpa alasan, kini Zio menggeleng sebagai penolakan.

"Enggak." Jawab Zio. "Zio gak mau pulang."

Tatapan Herlambang menajam. "Ikut papa pulang sekarang, atau jangan pernah pulang sama sekali."

Bagai tersentak. Zio tidak menyangka ayahnya akan memberikan pilihan sesulit ini. Sebuah pilihan yang begitu membingungkan untuknya.

Sesaat Zio terdiam menatap ujung sepatunya, lalu menoleh kearah dipan, dimana seorang Brian Airlangga terlihat beristirahat dengan tenang disana.

Zio menghela napas berat lalu kembali menatap Herlambang yang masih menanti jawabannya.

"Brian itu sahabat Zio, pa." Ujar Zio kemudian.

"Enggak. Dia saingan kamu. Kamu gak punya sahabat sama sekali, Zio."

Zio membungkam mulutnya. Matanya memanas seketika. Ada jeritan didalam hati yang saat ini ia pendam. Kenapa Zio tidak pernah diizinkan untuk memiliki seorang teman? Kenapa Zio hanya dikekang dan harus mengikuti kemauan ayahnya?

Hingga air mata Zio tiba-tiba turun karena tidak sanggup lagi untuk ditahan. Detik itu pula Ipal yang masih berada disana makin terkejut dengan apa yang dilihatnya. Sejauh ini, ia masih belum mengerti mengapa Zio bersikap seperti ini. Dan ia tidak mengerti apa yang terjadi antara Zio dan juga Brian.

"Pulang sekarang, atau jangan pernah pulang lagi...." Herlambang kembali memberikan pilihan.

"Tapi Brian_"

"Brian atau papa?"

Damn!
Kali ini bahkan sama sekali bukan sebuah pilihan untuk Zio.

Brian Airlangga (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang