Bab 19🐉

75 7 0
                                    

Weh apa kabar guys.
Maap banget suka slow up.
Maap juga Karena judul sub bab nya aku ganti ...
Happy Reading guys 🥀

~semua akan baik-baik saja,layaknya humor yang selalu mengalir diantara kita.Percaya kan?~

°°°®°°°

"Sambala-sambala bala sambalado. Terasa pedas terasa panas. Sambala-sambala bala sambalado. Mulut bergetar lidah berdoyang. Cintamu seperti sambalado ah ah..."

Brian asik menyanyikan lagu dari pedangdut ayu tingting sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. Ya,pagi yang indah. Sekilas Info Abah sudah pulang kemarin siang,Risa sudah pergi ke rumah sakit lima belas menit yang lalu dan yang tersisa hanya dirinya dan Nikol.

Begitu Brian keluar rumahnya,Brian dibuat terkejut dengan kehadiran sebuah motor yang tak lain tak bukan adalah motor kesayangannya yang katanya masih dibengkel.

Brian berseru tak kuasa menahan kegembiraannya. "Omegat! Motor gueh udah sembuh!" Secepat kilat Brian berlari memeluk motor kesayangannya yang ia beri nama 'my lady' itu.

"Ya Allah my lady, gue kangen banget sama Lo. Jangan sakit-sakitan lagi ya. Lo gak kasihan apa sama gue yang harus digodain ibu-ibu angkot mulu?" Ucap Brian dengan mata terpejam seraya mengelus body motornya.

"Btw,kita harus berjuang. Lo kan jagoan gue,My lady. Kita harus jadi the winner. Kita kalahin tu si Jono."

"Ekhm!"

Suara dehaman membuat Brian tersadar lalu menoleh keteras rumah. Ada Nikol yang asik membaca koran. Lalu pria itu menyingkirkan koran dari pandangannya. Brian memberikan cengiran khasnya kala Nikol menatapnya.

"Ehe papa? Papa dari abad Brapa disitu,pa?" Brian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Hanya saja sedikit malu karena terciduk mengobrol dengan motor.

"Bri,sini." Titah Nikol dan sebagai anak yang Soleh,berbakti dan penurut Brian lekas menghampiri.

Keduanya berhadapan,duduk dikursi depan rumah. Jarang sekali moment ini terjadi. Nikol dan Brian bukanlah sosok yang sering bertemu lalu ngopi bersama. Mereka terlalu dilanda kesibukan masing-masing.

"Kamu berantem?" Tanya Nikol to the point saja. Kemarin ia ingin Membahas ini tapi tak enak karena masih ada Abah dirumah.

"Berantem enggak?" Ulang Nikol kala Brian justru terdiam dan menunduk dalam. Oke,dari gesturnya,Brian mengatakan 'iya'

Nikol menghela napas lalu meletakkan koran diatas meja. "Karena apa? Perempuan?" Tanya Nikol. Itu jelas alasan yang lumrah. Sebagai sosok yang pernah muda,Nikol juga paham mengenai persoalan sekarang lelaki. Justru itu ia tak ingin terjerumus pada permasalahan yang mungkin saja merusak masa depannya.

"Kamu gak akan jadi hebat dengan berlagak sok jago. Siapa yang perduli kamu menang atau kalah. Dan poinnya,kamu tetap tercatat sebagai siswa nakal." Ujar Nikol dengan pembawaannya yang tegas nan tenang.

Tak perlu membentak untuk membuat Brian diam.

"Brian,ingat! Papa gak pernah menekankan kamu ingin jadi apa dimasa depan, kamu ingin jadi TNI,pilot,dokter,guru,pengusaha itu terserah kamu. Asal jangan satu....jadi Narapidana." Brian meneguk salivanya sendiri saat mendengar perkataan Nikol.

Brian Airlangga (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang