Bab 51🐉

60 6 0
                                    

"Pada akhirnya bahagia itu akan ada. Meski tidak saat ini, percayalah kamu akan bahagia dilain waktu"

Brian menatap Nikol yang sibuk memasukan koper terakhir nya ke dalam mobil. Hari ini Nikol akan pergi ke papua, melaksanakan tugas disana untuk beberapa waktu yang Brian sendiri tidak tahu berapa lamanya.

Setelah memasukkan koper terakhir nya itu, Nikol menghampiri putranya. Ia tersenyum, ia sentuh pundak putranya yang sudah tidak setegar dulu. "Bri, Papa akan pergi bertugas di Papua. Doakan yang terbaik, semoga papa bisa pulang lagi dengan selamat." Ucapnya.

Brian mengangguk, ia menahan tangisnya. Bagaimana tidak, ia tahu setiap kali Nikol bertugas, ia harus merasakan segala kekhawatiran saat mungkin saja berita buruk sampai ke telinganya. "Bri akan selalu berdoa untuk papa." Ucapnya dengan suara serak.

Pria itu tersenyum. Ia mengedarkan menatap rumahnya yang berdiri besar. Disanalah, ia akan titipkan anaknya sendirian. Ah tidak, masih ada bik Surti yang akan merawat Brian.

"Tuan, sudah beres semua...." Kata wanita itu muncul dibalik mobil.

Nikol menoleh dan mengangguk, "terimakasih, bik."

"Iya tuan."

Saat Bik Surti hendak melangkah pergi, Nikol tiba-tiba saja memanggilnya lagi. Bik Surti kira ada sesuatu yang terlupa, ternyata bukan.

"Bisa ke sini sebentar, bik?"

"Ya, tuan? Ada yang lupa atau belum bibik siapkan?"

Pria itu menggeleng, "sudah semua. Saya cuma mau pesan, tolong jaga Brian ya. Selama saya gak ada, tolong rawat dia dengan baik." Kata pria itu.

Kalimat yang bebas menyusup ditelinga Brian itu membuat air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya terjatuh. Cowok itu seketika memeluk Nikol dengan erat. "Pa, Brian janji akan baik-baik aja disini. Jangan khawatir, putra papa sudah besar." Isaknya.

Pria itu membalas pelukan Brian. Ia usap-usap punggung putranya yang terasa lebih kurus. Pria itu juga tengah berusaha menahan tangisnya dibalik pundak Brian.

Cukup lama mereka berpelukan, sampai akhirnya Nikol melepaskan nya lebih dulu.

"Papa berangkat ya. Jaga diri baik-baik." Katanya.

Brian mengangguk, meski hatinya tidak pernah berkata ikhlas untuk ditinggalkan.

Lalu pria itu berbalik dan menuju mobilnya. Melihat setiap langkah Nikol terasa makin sesak untuk Brian.

Setelah memasuki mobil, dan menyalakan nya ia membuka kaca lalu melambaikan tangan kearah Brian. Brian pun membalasnya dengan senyuman yang ia paksakan.

"Bye bye papa... Bri akan baik-baik aja disini!!" Teriak Brian saat mobil itu berjalan meninggalkan pelataran rumahnya. Tak sampai disana, Brian berlari ingin melihat Nikol lebih jauh lagi.

"PAPA HATI-HATI!! BRI BANTUIN DISINI LEWAT DOA!!" Teriaknya.

Andaikan saja Nikol tahu bertapa takutnya Brian pada satu kemungkinan terbesar yang bisa saja terjadi.

"Bri harap papa balik lagi ke sini dengan selamat sebelum Brian pergi, pa...." Batin Brian seraya memandang mobil Nikol yang sudah jauh.

Brian Airlangga (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang