"Mencintai harus setulus itu...."
_Brian Airlangga.Suasana malam terasa begitu dingin. Hembusan angin malam menerpa wajah pucat Brian dan juga menerbangkan beberapa helai rambut Milka yang indah.
Dari atas rooftop rumah sakit, keduanya menyaksikan pemandangan malam yang bertabur bintang-bintang. Indah memang. Tapi sayangnya keindahan itu tak mampu menggantikan perasaan sedih dihati gadis cantik itu.
Ya, Brian mengajak Milka ke rumah sakit untuk mengobati lukanya lalu setelahnya cowok itu mengajak Milka untuk pergi melihat bintang diatas Rooftop.
"Mil...." Panggil Brian. Gadis itu menoleh pada Brian yang duduk disampingnya.
"Duduk disini beberapa menit lagi gapapa kan?" Tanya Brian mengingat sekarang sudah sekitar pukul delapan malam.
Milka mengangguk sekali sebagai jawaban. Lalu gadis itu melemparkan pandangan kekejauhan. Seolah tatapan itu tengah menerawang seseorang yang yang begitu jauh keberadaannya.
Malvin. Sosok itulah yang sangat Milka rindukan saat ini. Singapura terlalu jauh. Hingga menciptakan jarak yang akhirnya membuat rindu semakin menggunung dihati kecil Milka.
Dari samping, Brian menatap dalam pada Milka. Brian mampu merasakan kerapuhan yang tengah dirasakan oleh gadis cantik disampingnya.
"Mil...." Panggil Brian membuat Milka menoleh dan menatap tepat pada netra gelap yang kini tampak tak begitu berbinar seperti pertama kali Milka bertemu dengannya.
Dalam beberapa detik, tatapan keduanya terkunci.
Milka tidak bisa berbohong jika ada getaran saat ia bersitatap dengan Brian. Seolah ada gejolak rasa yang tidak bisa Milka jelaskan melalui kata-kata. Dimatanya, Brian terlihat berbeda. Brian terlihat sebagai sosok yang istimewa. Mungkinkah ia memang sudah jatuh cinta dengan lelaki itu?
"Gue sayang sama lo, Mil...." Ucap Brian tanpa sadar. Entahlah kata-kata itu seolah keluar sendiri.
Sementara Milka kian terpaku.
"Brian, maaf...." Lirih Milka.
"Maaf untuk?"
"Hari itu gue pernah marah-marah sama lo."
"Kapan? Kok gue gak inget?" Brian terkekeh kecil ditengah keseriusan Milka.
"Hari itu, hari pertama kali kita ketemu." Jawab Milka.
Brian lantas tertawa kecil dan mengalihkan pandangannya keatas langit yang gelap dan bertabur bintang itu.
"Lo gak tau seberapa senengnya gue hari itu." Ujar Brian. "Hari dimana gue ketemu sama cewek tercantik yang pernah ada. Tapi lo tau gak apa yang paling bikin gue galau seharian?" Tanya Brian lalu menoleh pada Milka, menanti jawaban dari gadis itu.
Milka menggeleng kecil. "Apa?" Tanyanya.
"Hari dimana lo tolak gue, Mil. Gue galau parah. Lo tau gak? gue mengurung diri dikamar, matiin lampu, ditemenin sama selimut sapi dan Upin Ipin." Jelas Brian mengingat kala itu.
"Seketika gue berubah menjadi introvert, hehehe...." Brian tertawa. Milka sempat diam pun akhirnya mengulas senyuman.
Brian menghela napas, "Lo nolak gue terus...." Ucapnya terlihat sedih.
"Jadi, gue bikin lo sedih terus ya?" Tanya Milka.
"Sedih pas lo tolak, tapi seneng lagi setelah lo mau deket-deket sama gue. Apalagi sekarang. Gue seneng banget karena punya waktu berdua sama lo, Mil."
"Lagian, kita kan baru kenal. Aneh aja tiba-tiba lo ungkapin perasaan. Kesannya, lo adalah buaya darat yang pindah SMA." Celetuk Milka.
"Buset. Kitheart gue, Mil. Jadi harus nunggu kenal lama dulu ya? Berapa lama? Satu abad? Dua abad? Ah! Keburu gue mati, Mil." Oceh Brian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brian Airlangga (TAMAT)✓
Teen Fiction"Tertawalah sampai kau lupa dengan yang namanya luka" _Brian Airlangga "Mereka akan sangat bahagia dengan tawa yang kau ciptakan,hingga mereka lupa jika sedang dibohongi" _Brian Airlangga "Air mata yang ku hapus saat ini,mungkin akan tumpah lagi di...