Bab 47🐉

49 10 4
                                    

Pada Akhirnya kebenaran akan selalu terungkap. Dan penyesalan selalu diakhir cerita.

Malvin berjalan menyusuri rerumputan yang basah akibat hujan gerimis yang tak berhenti sejak dua puluh menit lalu. Langkah kakinya amat pelan, seraya menikmati angin malam yang kala itu bertiup halus mengusap kulit wajahnya.

Setelah meninggalkan Basecamp tadi, Malvin tidak langsung pulang. Ia hanya berkeliling menyusuri jalanan, lalu akhirnya memutuskan untuk pergi ke danau di belakang sekolah. Entahlah, Malvin hanya ingin datang kesini karena ia merindukan sesuatu. Ia sangat merindukan danau yang selalu menjadi tempat nya menghabiskan waktu bersama Justin dan Shaka.

Namun semilir angin yang tadinya berbisik ditelinga Malvin, perlahan-lahan berganti dengan alunan gitar yang dipetik pelan. Suara merdu yang menyenandungkan lagu juga membuat irama itu terdengar sedih.

Degh'
Malvin berhenti ditempatnya, saat sudah dekat dan tak sengaja netranya mendapati seseorang yang duduk membelakanginya. Sosok itu tampak mendalami lagu yang ia nyanyikan. Seolah dari lagu itu ia sampaikan kerinduan pada seseorang.

Cukup lama Malvin mendengarkan lagu yang berjudul "wish you were here." Itu

Sampai akhirnya petikan gitar terakhir membuat Malvin reflek bertepuk tangan pelan. Ia tidak tahu siapa sosok didepan sana, tapi lagu yang ia nyanyikan juga sangat mewakili perasaan nya.

Cowok itu lantas berbalik, menatap Malvin yang berjalan mendekat kearahnya.

"Suara lo luar biasa." Kata Malvin pelan.

Bukan mengatakan terimakasih atau apapun, cowok itu justru bergumam kecil mengucapkan nama, "Malvin Ergarian...."

Malvin lantas terdiam. Ia melirik name tag yang terpasang pada almamater cowok dihadapannya itu. "Zio Angkasa." Bacanya.

"Lo anak baru?" Tanya Malvin.

Zio diam tidak menjawab. Tapi detik berikutnya, Justru Malvin mengambil posisi duduk disamping Zio.

"Gue Malvin." Katanya seraya mengulurkan tangan.

"Gue tau." Balas Zio singkat, tanpa berniat menerima uluran tangan Malvin. Akhirnya cowok itu kembali menarik tangannya lagi. Ia tersenyum kaku saat sosok dihadapannya terlalu sulit untuk diajak berbicara. Yang ada hanya membuat situasi menjadi terasa canggung.

"Gue tau lo ketua G-Dragon. Gue juga tau kalo Brian fans beratnya lo." Ujar Zio tiba-tiba setelah terjadi keheningan sekitar dua menit.

"Brian Airlangga?" Tanya Malvin.

"Iya, Brian. Sahabat gue." Jawabnya.
"Tapi itu dulu, sekarang gue gak pantas disebut sahabat." Lirihnya. Jelas sekali ada tangis yang berusaha Zio tahan saat berujar demikian.

"Dulu gue sama Brian sekolah di SMA yang sama, bahkan semenjak SMP. Tapi cuma perihal kecil, gue sama Brian jadi jauh."

"Lo tau? Awalnya gue ngerasa seneng banget bisa pisah dari Brian karena dia pindah sekolah. Tapi nyatanya gue gak bisa. Gue sebenernya ngerasa kesepian tanpa Brian."

Sejenak Zio berhenti untuk menarik napas, sedangkan Malvin masih serius mendengarkan. Entahlah ia sendiri tidak mengerti kenapa tiba-tiba Zio banyak bicara dan mau berbagi cerita dengannya.

Brian Airlangga (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang