"Tertawalah sampai kau lupa dengan yang namanya luka" _Brian Airlangga
"Mereka akan sangat bahagia dengan tawa yang kau ciptakan,hingga mereka lupa jika sedang dibohongi" _Brian Airlangga
"Air mata yang ku hapus saat ini,mungkin akan tumpah lagi di...
Dari kepergiannya, kamu akan belajar apa itu ikhlas. _Milka Kaylistia
Kemarin ternyata hanya candaan untuk tidak terlalu khawatir dengan lukanya ya? Kenapa sih hal-hal sebesar ini justru harus berbohong? _Gdragon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pukul 22.24 Suasana di luar masih hujan lebat, kini tampak anggota inti G-Dragon juga seorang gadis yang tampak duduk diruang tunggu dengan raut wajah khawatir.
"Ya tuhan, tolong kali ini aja sembuhin Brian..." Gumam Ipal seraya mengepalkan kedua tangannya kuat. Ia takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak.
"Pal, Brian bakalan sembuh kan?" Tanya Milka yang duduk di sampingnya.
"Gue gak tau, gue takut...." Jawaban itu membuat air mata Milka kembali terjatuh, "gue harap dia baik-baik aja."
Sementara itu, Brian masih berada diruang ICU dan dalam keadaan kritis. Sudah beberapa jam mereka menunggu kabar dari dokter. Sampai akhirnya keluarlah seorang pria berjas putih.
Sontak semua yang ada disana menoleh, bahkan Ipal sudah berjalan menghampiri Pria itu. "Gimana keadaan teman saya, dok?!" Tanya Ipal tak sabaran. Mata cowok itu sudah berkaca-kaca, bahkan tanpa sadar ia meraih tangan dokter dan menggenggam nya kuat penuh emosi.
"Pal...." Tegur Malvin. Cowok itu ikut berdiri dan menghampiri bersama Milka.
"Pasien masih hidup kan? Temen saya masih hidup kan? Dia baik-baik aja kan? Cepet bilang!"
"Ipal! Sabar, jangan kayak gini." Malvin berusaha menenangkan Ipal yang sulit menahan emosional nya sendiri.
"Maaf, dok. Gimana keadaan temen kami?" Tanya Malvin lebih sopan.
"Keadaannya tidak begitu baik, tapi... Pasien dalam keadaan sadarkan diri dan..." Dokter itu diam sebentar,
"Dan apa?!" Bentak Ipal.
"Kalian semua boleh masuk, pasien ingin bertemu kalian semua." Ujarnya, namun kalimat itu terdengar tak begitu baik.
Tanpa membuang waktu, Ipal berjalan lebih dulu memasuki ruangan, lalu diikuti yang lain. Beberapa perawat yang ada disana memilih keluar, dan memberi ruang untuk mereka semua.
Tampaklah Brian tersenyum kecil sekalipun tubuhnya dipenuhi alat medis.
"Brii!!"
Ipal berlari cepat menghampiri sahabat nya itu. Dan seketika air mata yang ia tahan tadi tumpah karena melihat kondisi Brian saat ini. Ia tidak tahan lagi, Brian terlalu menyedihkan.