Bab 54🐉

36 2 0
                                    

Kamu marah karena terlalu sakit, padahal kamu terluka karena harapan mu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu marah karena terlalu sakit, padahal kamu terluka karena harapan mu sendiri.
_Brian Airlangga

Semilir angin menerbangkan beberapa helai rambut gadis cantik yang dibiarkan tergerai indah. Gadis tersenyum seraya menatap hamparan langit biru yang hari ini terlihat begitu cerah.

Sejak tadi pagi, ia merasakan perasaan aneh yang tidak bisa ia ungkapkan melalui kata-kata. Rasanya seperti ada... Kupu-kupu berterbangan.

"Brian...." Gumamnya.

Sesaat Milka menatap jam yang melingkar indah ditangannya. Sudah sepuluh menit yang lalu bel istirahat berbunyi. Seperti kata Brian, gadis itu datang ke rooftop. Namun sayangnya sampai detik ini, cowok itu belum nampak juga kedatangannya. "Gak mungkin lupa kan?" Gumamnya kecil.

Milka menggeleng kecil, ia yakin Brian pasti datang. Untuk itu, Milka bersabar dan memilih menunggu cowok itu lagi.

"Ekhm!" Suara dehaman seseorang membuat Milka menoleh, ia kira itu Brian.

"Bri_"

Degh'
Seketika Milka terhenti. Senyumannya pudar. Dan jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Gadis itu meremat ujung rok nya sendiri kala menatap tiga orang yang datang itu.

"J-justin...." Gumam Milka sedikit takut.

Ya, mereka adalah Justin dan dua gadis urakan yang tak lain adalah Rana dan Bulan.

Rana menyeringai, "udah lama gak main-main, Mil. Semenjak Malvin balik, gue gak pernah lagi tuh main-main sama lo." Ujarnya yang lantas membuat Milka gugup.

"Mau apa lo semua?!" Tanya Milka tinggi.

Justin tertawa hambar mendengar nada bicara gadis lemah yang kini sudah berani menaikkan nada bicaranya. Cowok itu memberi tepuk tangan, "hebat... Hebat... Lo udah mulai berani sama gue."

"Keliatannya, lo lagi bahagia kan? Dua cowok kesayangan lo kembali." Malvin lalu terkekeh.

Detik berikutnya, cowok itu maju beberapa langkah, seraya melemparkan tatapan sinis pada Milka. "Lo pernah bilang kan, Mil. Kalo kita sama-sama kehilangan orang yang kita sayang. Tapi, kesayangan lo berhasil kembali sedangkan sahabat gue?"

Milka diam, menatap Justin dengan tatapan takut. Untuk pertanyaan yang baru saja dilayangkan cowok itu, tentu saja jawabannya 'tidak' bukan?

Shaka tidak akan pernah kembali, dan Milka tahu itu.

"Udah lah, Justin. Kalo kata gue sih mending habisin aja." Sahut Bulan kemudian. Gadis yang tampak mengunyah permen karet itu menyeringai menatap Milka dengan Hina.

Brian Airlangga (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang