°
°°
°°°
°°°°°
||
|||Kisahnya sudah selesai, dirinya sudah pergi, namun cinta masih terpatri didalam hati dan kini hanya dapat disampaikan dalam litani
_Milka Kaylistia"Selamat beristirahat, Brian. Jangan pernah merasa sakit lagi." Gadis itu berdiri dari tempatnya.
"Bri, ini gue Ipal. Gue ikhlas lo pergi, tapi enggak dengan cara lo, Bri. Lo boleh bilang gue egois, tapi gue sayang sama lo. Gue disini, gue akan menunggu Zio pulang. nanti gue akan bawa dia ke sini, memperlihatkan betapa damainya lo ditempat peristirahatan lo. Setidaknya lo gak rasain sakit lagi kan?"
Ipal yang sejak tadi memeluk nisan itu bangkit dari tempatnya, menatap gundukan tanah yang bertabur bunga.
"Terimakasih, panglima. Terimakasih pernah jadi Leader terbaik disaat gue gak ada. Terimakasih pernah jagain adek gue, dan pernah jagain G-Dragon. Sepanjang sejarah, lo adalah leader terbaik."
"Maafin kita yang gagal jadi temen lo, Bri..." Ucap Atuy dengan suara serak.
Rafa yang sejak tadi menunduk, kini menatap nisan itu. Ia menarik napas panjang. Rasanya seperti mimpi. "Gue gak nyangka kado dihari ulang tahun gue justru adalah kepergian lo. Ini kado terburuk yang gak pernah gue harapkan."
Beberapa saat kemudian, Malvin tersenyum, menatap anggotanya sebentar lalu kembali menatap gundukan tanah itu. "Sekarang, lo istirahat ya? Kita pulang dulu...." Katanya.
Ipal menghela napas, berat sekali langkahnya untuk pergi meninggalkan Brian sendirian. Meski bibirnya berkata ikhlas, namun hatinya tetap sulit menerima kepergian Brian. "Lo akan baik-baik aja disana kan? Gue takut lo kedinginan, kesepian. Maaf gue gak bisa nemenin lo lagi, Bri."
"Pal, ayo kita pulang. Sebentar lagi Hujan." Ucapan Rafa itu menyadarkan Ipal. Rupanya satu persatu mulai melangkah pergi, meninggalkan tempat peristirahatan terakhir Brian.
Ipal pun ikut melangkah pergi, menyusul Malvin yang merangkul adiknya, menyusul Atuy juga Rafa yang akhirnya berjalan lebih dulu.
Satu persatu pergi dari sana, namun tidak dengan satu orang yang masih berjongkok diujung kaki peristirahatan Brian. Sejak tadi, ia memang tidak mengatakan apapun, kecuali menatap gundukan tanah itu dengan tatapan kosong.
"Gu-gue... Gak tau harus apa sekarang, ini seperti Mimpi, Bri." Ucapnya.
Matanya kini memanas, setetes air mata terjatuh begitu saja tanpa diminta. Cowok itu menangis dalam diam, menatap gundukan tanah itu dengan perasaan sesak luar biasa.
Bayang-bayang Brian terputar kembali di ingatannya. Bagaimana dulu Brian banyak bertanya tentang Milka, bagaimana ia bercerita tentang kehidupan di bandung bersama Abah, bagaimana kisah konyol seekor kambing bernama encum, bagaimana ia pernah mengikuti olimpiade, bagaimana cowok itu sangat menyukai martabak mini, bagaimana Brian tertawa seperti sosok paling bahagia di dunia. Namun nyatanya salah, Iqbal merasa telah tertipu.
"Kenapa gue gak tau, kalo sosok konyol kayak lo juga bisa sakit. Kenapa gue gak menyadari itu."
"Maafin gue, Brian...."
"Makasih pernah nyimpen rahasia Malvin bareng gue. Makasih udah bantuin gue jaga Milka disaat Malvin gak ada."
"Dunia Milka dan Malvin udah baik-baik aja dan G-Dragon juga udah kembali utuh. Harusnya lo bisa bahagia ditengah-tengah kita, tapi tuhan lebih sayang sama lo."

KAMU SEDANG MEMBACA
Brian Airlangga (TAMAT)✓
Teen Fiction"Tertawalah sampai kau lupa dengan yang namanya luka" _Brian Airlangga "Mereka akan sangat bahagia dengan tawa yang kau ciptakan,hingga mereka lupa jika sedang dibohongi" _Brian Airlangga "Air mata yang ku hapus saat ini,mungkin akan tumpah lagi di...