"Tertawalah sampai kau lupa dengan yang namanya luka" _Brian Airlangga
"Mereka akan sangat bahagia dengan tawa yang kau ciptakan,hingga mereka lupa jika sedang dibohongi" _Brian Airlangga
"Air mata yang ku hapus saat ini,mungkin akan tumpah lagi di...
Akan sejauh apa semesta bercanda? Padahal sebenarnya tawaku sudah tidak layak terdengar lagi _Brian Airlangga
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tau gak sih?!" Atuy yang baru saja datang langsung menyambar dan sedikit mengejutkan Rafa.
"Salam tuy! Jangan kayak setan! Gue hampir kena serangan jantung!" Kesal Rafa
Si pelaku hanya cengengesan.
"Apaan?" Tanya Brian sembari menikmati setangkai permen milkita yang ia beli tadi pagi.
Atuy pun mulai celingak-celinguk, memastikan aman untuk bercerita. "Si anak baru itu, ternyata sepupuan sama si Justin." Ucapnya setengah berbisik.
Degh'! Entahlah, saat satu kalimat itu terucap dari mulut Atuy seketika berhasil membuat jantung Brian berdegup. "Zio bakal cari masalah apa lagi sama gue..."
"Maksud Lo si Zio?" Sahut Ipal
"Iyalah. Siapa lagi anak baru selain Zio."
"Gue anak baru." Sambar Brian.
"Elah, Lo udah berapa bulan disini. Masih mau disebut anak baru?"
"Oh jadi gue udah senior hahaha," Brian tertawa renyah. Tawa yang sebenarnya hanya menutupi rasa khawatirnya.
"Yaudah sii, emang kenapa kalo dia sepupu Justin?" Tanya Rafa.
"Yaa, takutnya dia bakal sama kayak Justin."
"Ngebully Milka maksud Lo?" Tanya Ipal.
Atuy menjentikkan jari, "Yap. Gue takut aja sih."
"Kalo emang iya, kita gak boleh tinggal diam lagi." Sahut Iqbal yang sejak tadi hanya menyimak.
"Kenapa gak dari awal Lo bertindak?" Tanya Brian membuat Iqbal menoleh. "Dari awal harusnya kalian cegah perbuatan binatang itu. Tapi kayaknya kalian seneng liat Milka disakitin Justin." Brian tertawa hambar yang sebenarnya sedikit menyiratkan kekecewaan atas sikap G-Dragon itu.
"Gak gitu, Bri..." Timpal Iqbal.
"Jadi?"
Tak langsung menjawab, Iqbal sempat menatap tiga lainnya bergantian. Lalu cowok itu menghela napas kasar. "Bri, Lo gak tau apa-apa." Kata Iqbal seraya menepuk pundak Brian pelan. "Tapi, gue sangat berterimakasih karena Lo udah jadi pahlawan untuk Milka. Dan...kalo Lo beneran sayang sama dia, Lo gak akan pernah capek buat lindungin dia." Iqbal tersenyum kecil.