29 |Masa putih abu abu🍊

343 55 26
                                    

              Kata orang, kita bisa melupakan seseorang dengan perasaan benci yang begitu besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Kata orang, kita bisa melupakan seseorang dengan perasaan benci yang begitu besar. Namun bagaimana jika benci dan rindu itu saling berselisihan.

Aku tersenyum kecut. Kenangan bersama cowo tengil itu memang masih membekas di ingatan ku bahkan aku ingat dimana kami menciptakan momen momen konyol.
Dia jahat, benar, dia menciptakan hal hal kecil untuk menyakiti ku seperti saat ini.

Haaahhh..

Tetapi sudahlah ,dia hanya masa lalu. Itu juga sudah terjadi lima tahun silam aku juga sudah tak terlalu sakit karena nya namun jika di ingat kembali tidak bisa aku katakan jika itu tak menyakitkan.

Cinta pertama. Dia cinta pertama ku dimasa putih abu abu. Kalau kata orang cinta masa remaja hanya cinta monyet namun bagaimana jika aku tak pernah bisa lagi mencintai seseorang?

Entahlah siapa yang tahu kedepannya, umurku masih 22 tahunan entah lima tahun ke depan aku bertemu seseorang lagi , siapa yang tau, benar kan?

Aku menutup diary cowok tengil itu, aku simpan kembali di bawah laci tempat aku menemukannya tadi.

See u tengil. Aku senang ketemu kamu meskipun aku pernah begitu membenci mu. Yah tak menutup kemungkinan kalau aku masih kesel sama dia.

Huruf YS yang dia tulis di diary tadi ialah Yisa ,dulu aku sempat berpikir Yunna Salmahira.

--

Pagi telah kembali tiba, aku menyebrangi jalanan kota untuk pergi ke restoran tempat ku bekerja, di tengah jalan aku tiba tiba di hentikan oleh seseorang.

"Hallo mbak ye'en!" sapanya semangat. Aku benci sama orang kayak gini, dia selalu memperlambat jalannku, "Minggir!" ketusku.

Tetapi dia menggeleng, dia menepuk dua kali kursi penumpang di sepeda ontelnya, "Naik dong kebetulan babang dodo selalu berbaik hati" tu lihatlah ke alayan dia.

"Bisa gak jangan ganggu?" tekan ku sekali lagi tapi dia tetap keras kepala dia terus memaksa ku agar aku pergi bersamanya.

Aku melihat jam di tangan kiri ku. Sebentar lagi masuk jam kerja, sebenarnya tidak apa apa kalau sedikit telat tapi hari ini anak pemilik restoran datang dan Alvano sudah mengingatkan ku semalam supaya jangan telat.

"Mau gak neng? mau lah yahh.."

"Yaudah yaudahh!" Akhirnya aku menerima ajakan si lelaki ini.

Namanya Nando dia kerja di depan restoran kami, di sebuah toko Buku. Anaknya humoris dan sederhana, enak di ajak berteman tapi sayang agak sedikit cupu. Padahal ya dia bisa di katakan ganteng.

Sudah dua tahunan ini dia selalu mengganggu ku dengan tingkah konyol nya, terkadang aku tak sengaja melihat wajahnya tiba tiba berubah jadi wajah si tengil karena perilaku mereka hampir mirip.

Babu Si Tengil - Proses revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang