threshold

380 31 14
                                    

"eh Van, ini adek Lo kan?!" Ucap vino salah satu partner kerja Devan di kantor.

Devan lalu mencondongkan badannya ke arah layar smartphone yg ditunjukan vino.

Disana terlihat seorang remaja yg mirip bintang sedang melayani pelanggan di balik meja kasir sebuah minimarket.

"Coba sini, Lo dapet ini dari mana?" Tanya Devan sambil meraih smartphone vino.

"Kemaren malem, pas gue pulang nongkrong, mampir ke sana dulu gue buat beli rokok, eh malah liat adek Lo, awalnya gue gak yakin, makanya gue fotoin diem-diem." Ucap vino sambil melahap bakso di depannya.

Devan hanya memperhatikan foto itu dengan serius, ia sampai mengabaikan makanan di depannya.

"Minimarket mana nih?" Tanya Devan akhirnya.

"Itu beneran adek Lo?!" Tanya vino balik.

"Kayaknya sih iya, gue mau mastiin, dimana ini?" Ucap Devan.

"Itu Deket perumahan permata biru, pas banget di Deket gerbangnya," ucap vino.

Oke, akhirnya Devan dapat petunjuk mengenai keberadaan adiknya bintang.
Sebenarnya ia ingin acuh, dengan masalah adiknya, namun ia merasa bertanggung jawab atas bintang, ia sudah janji akan jadi kakak yg baik untuk bintang pada ALM ibunya.

Awalnya saat mendengar masalah bintang di sekolah, Devan sudah kecewa pada bintang, ia bahkan memilih diam saat sang ayah memutuskan akan menyekolahkan bintang di asrama.

Namun saat tau bintang kabur, Devan sedikit mencemaskannya.
Apa lagi kondisi bintang saat itu baru saja masa pemulihan dari insiden keracunan alkohol.

Devan agak kurang fokus saat bekerja karena memikirkan bintang.
Ia tutup berkas yg sedang ia periksa.
Ia sandarkan punggungnya pada kursi yg ia duduki.
Sedikit mengeurut pangkal hidungnya, karena masalah bintang sedikit membuyarkan konsentrasinya saat bekerja.

"Ck, bintang, Lo bikin masalah aja sih." Gumam Devan.

Saat pulang dari kantor, Devan berpapasan dengan Darren di tangga.

"Bang, baru pulang?" Sapa Darren ramah.

"Iya, eh ren, Lo ketemu bintang gak di sekolah?" Tanya Devan, menghentikan langkah Darren yg akan menuruni tangga.

Darren berbalik dan menanggapi Devan yg berada 2 tangan di atasnya.

"Ketemu, kenapa emang bang?" Tanya Darren.

"Dia tinggal sama siapa? Tau gak Lo?" Tanya Devan lagi.

"Yang aku denger dia tinggal sama Zidan. Temen sekelasnya." Ucap Darren.

"Dimana itu?" Tanya Devan.

"Gue gak tau bang, belum pernah ke rumahnya." Ucap Darren.

"Ren, Lo kan Deket sama bintang, Lo gak coba bujuk dia buat balik?" Tanya Devan.

"Kemaren gue sempet ngasih dia duit, Lo tau kan ayah udah blokir semua kartu dia.
Gue kasih dia duit,yaa buat pegangan aja.tapi dia tolak mentah-mentah." Ucap Darren.

"Lo gak ajak dia balik?" Tanya Devan.

"Buat apa bang, kita disini kan gak ada yg ngusir dia, lagi pula dia juga pergi sendiri.kalo mau balik dia juga bakal balik sendiri kan." Ucap Darren.

Devan agak heran dengan jawaban darren. Seakan Darren tampak tak peduli dengan kepergian bintang.

"Lo,,, lagi ada masalah sama bintang?" Tanya Devan.

Darren nampak terdiam sesaat.

"Gue sih engga, tapi dia yg nyari masalah sama gue." Ucap Darren

"Masalah ap-" belum sempat Devan menyelesaikan ucapannya Darren langsung memotong ucapannya.

fake brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang