defense 2

367 33 12
                                    

Setelah berpamitan pada ibunya Zidan,
Devan membawa bintang ke sebuah apartemen yg cukup mewah.

Bintang agak heran sebenarnya, kenapa kakaknya itu mengajak ia kesana.
Mobil sudah berhenti di are parkiran yg ada di basemen apartemen.

"Yuk, turun." Ucap Devan setelah melepaskan seatbeltnya.

"Kita mau ke siapa bang? Temen Lo?" Ucap bintang heran.

"Udah ikut aja, bawa koper Lo juga!" Ucap Devan.

"Hah? Koper gue? Kenapa?" Tanya bintang masih belum paham.

"Ck, bawa aja, Napa sih? Banyak nanya." Balas Devan agak kesal.

Bintang tak banyak tanya lagi, ia bawa kopernya, dan berjalan mengikuti Devan.

Devan dan bintang kalau memasuki sebuah lift di area Basemen itu.

Lalu mereka berhenti di lantai 18 apartement itu.

Bintang tak banyak tanya lagi, ia hanya mengikuti Devan dari belakang sambil menyeret kopernya.

Hingga akhirnya Devan berhenti di sebuah pintu unit, dengan no 1802.

Devan memasukan card key, kedalam pintu unit itu.
Setelah pintu terbuka keduanya masuk kedalam unit itu.

Devan langsung duduk di sofa yg ada di ruang tamu. sementara bintang masih berdiri sambil mengamati ruangan yg ada di dalam unit itu.

"Bang, rumah siapa ini?" tanya bintang Sambil duduk disamping Devan.

"Rumah gue lah, siapa lagi?" Ucap Devan.

"Rumah Lo?! Waah keren, Lo punya rumah sebagus ini." Ucap bintang kagum.

"Biasa aja tuh, makanya sekolah yg bener, biar entar bisa kerja di tempat bagus, terus bisa beli apartemen kayak gini." Ucap Devan menasehati bintang.

"Iya, hebat Lo, udah punya rumah sendiri." Ucap bintang, baru kali ini memuji abangnya langsung.

"Rencananya ini buat calon istri gue nanti sih " ucap Devan.

"Wah? Lo udah punya pacar bang? Siapa? Kenalin dong." Ucap bintang kepo.

"Gue bilang calon istri, bukan pacar." Ucap Devan.

"Iya berarti pacar Lo kan, kan sama namanya calon istri juga." Ucap bintang.

"Yaa, belum ketemu lah. Maksud gue nanti kalo gue udah ketemu calon istri gue, gitu." Ucap Devan.

"O' iya, simpen barang-barang Lo di kamar itu ya.
Yg di atas sana kamar gue." Ucap Devan

"Gue tinggal disini bang?" Tanya bintang lagi.

"Selama papa belum Nerima Lo, Lo disini aja dulu.
Sama, Lo jangan kerja lagi ya," ucap devan.

"Yah, kalo gak kerja gue gak punya duit bang." Ucap bintang lagi.

"Kan ada gue, gue yg tanggung semua biaya hidup Lo!" Ucap Devan pede.

"Emang Lo mampu bang?" Yanya bintang ragu.

"Lah, asal Lo tau gaji gue 20x lipatnya gaji Lo kerja ya, pake nanya, mampu apa engga lagi." Ucap Devan agak kesal.

Bintang tersenyum ringan,

"Iya-iya bang percaya, gaji Lo lebih gede dari gue." Ucap bintang.

"Udah sana! Beresin barang Lo sekalian!" Ucap Devan pada bintang.



Sore hari saat bintang tengah menonton tv di ruang keluarga di apartemen Devan, Devan berpamitan untuk pergi keluar sebentar.

Devan berpesan agar bintang tak pergi kemanapun sementara ia pergi keluar.

fake brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang