7

18.7K 2.1K 62
                                    

Halo halo, semuanya sehat? sehat dong. jaga kesehatan tetap semangat!

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki

###

Noel memasang wajah tenang. Sulit menebak apa yang dipikirkannya.

"Tidak," ucap Laveron.

"Kakak juga tidak setuju," imbuh Jester.

Orios dalam hati mendengus remeh, ia sudah meragukan ucapan pangeran Noel yang menyetujui tantangannya begitu mudah. Pasti, pangeran Noel sudah bisa menebak jika kedua pangeran yang lain pasti tidak akan mengijinkan. Bukankah ucapan pangeran Noel hanya omong kosong? Mana mungkin pangeran Noel berani menerima tantangannya.

Noel menetap lurus ke arah Orios, ia tahu jika Orios sangat menyukai Clarista. Tujuan Orios ialah ingin mempermalukan dirinya demi wanita itu. Siapapun tahu jika dirinya memiliki banyak konflik dengan Clarista. Orios pasti memilih tantangan ini sebagai cara membalasnya, karena di mata Orios pasti dirinya yang mengganggu Clarista. Meskipun, faktanya sebaliknya.

Clarista memasang senyum ke arah Orios seolah memberikan semangat, Orios tentu saja sangat senang melihat senyum orang yang disukainya.

Noel yang melihat itu hanya bisa mendengus pelan, 'dasar bodoh', kata itu cocok untuk Orios

Orios sebenarnya pemuda yang berbakat dan tangguh. Ia juga sering ikut berlatih di ketentaraan. Tapi sayang, mata Orios tidak sebaik bakatnya. Sungguh sangat disayangkan.

"Laki-laki tidak akan menarik apa yang diucapkannya. Jadi, Kakak tidak bisa melarang ku," ucap Noel, seolah tidak ingin mendengar ucapan penolakan lagi dari kakaknya, Noel langsung bangkit dari duduknya. Gerakannya sangat halus dan tidak terkesan terburu-buru. Ia berjalan menghampiri Orios yang ada di arena bakat.

Noel berdiri tidak jauh dari Orios,"Tentukan aturannya."

"Apakah Pangeran memiliki persyaratan khusus?"

'Tidak, katakan saja."

"Baik, bagaimana jika masing-masing dari kita akan meletakkan satu buah apel di atas kepala kita sebagai sasarannya. Saya berjanji atas nyawa saya, jika bidikan saya meleset dan melukai Pangeran. Saya akan membayar sesuai dengan konsekuensinya."

"Lalu bagaimana jika aku yang meleset? Apakah kamu tidak sayang nyawamu?"

"Saya percaya dengan kemampuan Pangeran."

Noel memasang seringai tipis, Noel tahu jika maksud sebenarnya dari Orios adalah ia tidak memiliki bakat sama sekali.

"Baik, tapi jangan salahkan aku jika bidikan ku akan meleset."

"Saya tidak berani."

"Kerena kamu tidak keberatan, mulailah. Kamu dahulu."

"Noel!"

"Tidak apa-apa, Kak. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, aku percaya dengan Tuan Muda Orios," ucap Noel sembari tersenyum kecil. "Dan aku tidak bisa menarik apa yang telah aku ucapkan. Sebagai Pangeran, bagaimana bisa aku melakukan itu. Bukankah itu memalukan untuk anggota kerajaan?"

Laveron dan Jester hanya bisa mengatupkan bibirnya dengan erat. Keduanya tidak bisa membantah ucapan sang adik.

"Kamu tahu bukan, jika melukai anggota kerajaan merupakan kejahatan," ucap Jester.

"Saya tahu dan saya akan memastikan tidak akan melukai Pangeran Ketiga."

Penonton tidak sabar menunggu adu tanding antara pangeran ketiga dan Orios. Mereka tidak meragukan kemampuan Orios, mereka hanya menantikan lelucon yang akan dilakukan pangeran Noel. Terlebih untuk Clarista, ia tidak sabar untuk melihat Noel dipermalukan, ia masih tidak terima dengan apa yang dilakukan Noel padanya terkahir kali.

Abandoned Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang