29

9.5K 1.3K 83
                                    

Halo halo readers kesayangan Inay.

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

Noel memijat pangkal hidungnya disusul dengan helaan napas pelan.

Loren tertawa kecil tanpa mengeluarkan suara. Ia merasa geli melihat tuannya.

"Apa yang kamu tertawakan?!" Noel menatap Loren dengan ekspresi sedikit cemberut.

"Hamba hanya merasa senang."

"Senang? Aku bisa melihatnya dengan jelas," sindir Noel lalu menyandarkan punggungnya ke sofa.

Noel sudah bisa memprediksinya tapi ini masih membuatnya tidak habis pikir.

"Putra Mahkota dan Pangeran Kedua mengirimkan penjaga bayangannya untuk melindungi Pangeran, tentu ini sesuatu yang bisa disebut sesuatu yang membahagiakan."

"Aku tahu, kamu pasti sangat senang karena bisa mengurangi beban kerjamu, bukan?" Noel menuduh Loren secara terang-terangan. Ia tahu jika tanpa adanya tambahan penjaga bayangan milik kedua kakaknya, Loren tetap akan melakukan yang terbaik. Tapi melihat senyum menggoda Loren membuat Noel merasa kesal.

Melihat tuannya yang terlihat semakin kesal bukannya membuat Loren takut justru membuatnya semakin gemas. Ia mencoba menahan senyumnya lalu berucap, "Itu tidak benar. Saya senang karena dengan begitu, berarti Pangeran sangat disayangi oleh Putra Mahkota dan Pangeran Kedua. Tidak hanya itu, Yang Mulia juga mengirimkan tambahan penjaga bayangannya."

Noel kembali menghela napas panjang, meskipun mereka disebut penjaga bayangan yang dengan artinya mereka akan berjaga dalam bayangan tanpa menunjukkan diri dan hanya muncul jika diperlukan. Noel masih membayangkan, sekarang kemanapun ia pergi akan banyak sekali pasang mata yang mengawasinya.

Noel tidak bisa menahan wajahnya yang semakin cemberut.

Ini juga alasan Noel meminta bantuan Eden untuk menjadikan para tunawisma menjadi mata dan telinganya. Ia sudah tidak bisa bergerak bebas karena setiap langkahnya akan diawasi.

Loren sebisa mungkin menahan sudut bibirnya yang ingin naik ke atas.

"Loren jika kamu ingin tersenyum ataupun tertawa, silakan! Jangan ditahan! Melihatmu seperti ini hanya bisa membuatku semakin kesal, huh!"

Loren akhirnya hanya bisa tersenyum sopan menatap ke arah sang tuan.

Entah mengapa Noel merasa malu, ia merasa Loren seperti sedang menggodanya. Ia tidak tahan!

Noel bangkit dari sofa, dengan langkah lebar ia berjalan ke arah ranjang untuk merebahkan tubuhnya.

"Aku ingin tidur!"

"Baiklah, apakah Pangeran menginginkan segelas susu sebelum tidur?"

"Loren!"

"Baiklah, hamba akan meminta dapur segera mengantarkan segelas susu hangat," ucap Loren dengan senyuman yang masih bertengger di bibirnya.

Noel membalikkan tubuhnya untuk memunggungi Loren. Ia menarik selimut sampai menutupi kepalanya.

Loren tidak bisa lagi menahan tawanya.

Eden dan Eliot yang sedari tadi terdiam yang hanya bisa menjadi penonton pun tidak bisa untuk tidak terinfeksi.

Eden tersenyum kecil, sedangkan Eliot hanya bisa menarik sudut bibirnya secara samar.

Loren menarik ke arah bawah selimut yang telah menutupi seluruh tubuh sang tuan hingga kepala, "Tidak baik tidur dengan kondisi tertutup, itu tidak bagus untuk pernapasan dan juga kesehatan Pangeran."

Abandoned Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang