31

8.7K 1.4K 81
                                    

Halo halo,
Apa kabar?
Sehat? Jangan lupa jaga kesehatan ya. Akhir-akhir ini banyak orang sakit akibat cuaca.

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

Hari telah berganti, pertemuan pagi yang rutin diadakan berlangsung seperti biasanya.

Argaleon menatap dingin para bawahannya. Ia mendengarkan mereka melaporkan hasil kerja dalam diam.

Para bawahan yang ditatap sang raja dengan begitu merasa bulu kuduk mereka berdiri dengan hawa dingin yang mulai menyelimuti.

"Pertemuan selesai."

"Segala berkah untuk Yang Mulia!"

Argaleon menatap kepergian bawahannya yang satu persatu mulai meninggalkan aula.

"Zee!"

"Hamba Yang Mulia."

"Selidiki!"

"Baik, Yang Mulia."

Argaleon mengetuk pelan sandaran singgasananya dengan ujung jari-jarinya. Ia tampak memperhitungkan sesuatu.

***

"Apakah Kakak cukup menganggur?"

"Saat ini tidak ada pertemuan penting yang perlu Kakak hadiri."

"Kak Ve terlihat sangat santai. Aku tidak menyangka sebagai putra mahkota Kakak terlihat sesantai."

"Itu karena Kakak sangat kompeten." Terlihat sikap Laveron yang sedang membanggakan diri.

Noel menatap datar kakak sulungnya.

"Tidakkah Kakak merasa terlalu percaya diri?"

"Itu sudah seharusnya. Sebagai putra mahkota, kepercayaannya diri salah satu yang harus dilatih sejak dini."

Mendengar ucapan sang kakak, Noel malahan semakin kesal. Dari mana kepercayaan diri kakaknya berasal?

"Tapi justru aku merasa, Kakak semakin menyebalkan."

Laveron terkekeh lalu mencubit pelan pipi adiknya dengan gemas.

Noel menampik tangan kakaknya yang mulai bermain dengan pipinya.

"Kakak, pipiku bukanlah sebuah mainan ataupun makanan yang bisa kakak gigit sesuka hati."

"Kamu terlalu menggemaskan untuk Kakak."

"Kalau begitu tidak perlu melihatku. Dengan begitu, Kakak tidak akan merasa gemas."

"Akan terlalu sayang jika Kakak melewatkan adik Kakak ini. Cukup dulu Kakak bodoh yang mau mengikuti rencana ayah. Sekarang, Kakak akan senantiasa melihatmu."

"Kakak tahu bodoh?"

Laveron dibuat meringis sangat mendengar ucapan pedas sang adik.

"Iya, Kakak akui Kakak bodoh. Jadi, maafkan Kakak, oke?"

Noel mendengus tanpa menjawab ucapan kakak sulungnya.

Laveron tidak marah, ia mengelus pelan pucuk kepala adiknya dengan sayang.

Noel menopang sebelah wajahnya yang sekarang selalu terlihat pucat.

Bau aroma obat bisa secara samar tercium dari tubuh Noel. Mungkin dikarenakan Noel yang sekarang mulai mengonsumsi obat herbal secara rutin, yang diresepkan oleh tabib istana guna memperkuat daya tahan tubuhnya yang telah menurun.

Pintu terbuka diikuti dengan Jester yang masuk membawa sesuatu di tangan kanannya.

Jester menghampiri Noel yang tengah duduk dengan sebelah tangan menopang wajahnya.

Abandoned Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang