43

6.8K 1.1K 89
                                    

Halo halo apa kabar? Sehat kan? Sehat donk.

Typo tandai ya supaya bisa langsung.

Biasakan vote sebelum membaca. Gratis ko, silakan klik bintang yang ada di pojok kiri bawah ya~

###

Noel dibaringkan dengan posisi kepala lebih tinggi. Ini maksudkan untuk mencegah pendarahan Noel naik kembali. Karena Noel sendiri sudah mengalami muntah darah yang menandakan organ dalamnya sudah tidak baik-baik saja.

Deska langsung diseret ke tempat lain. Tapi Argaleon meminta supaya Deska tidak mati. Kematian terlalu mudah baginya dan Argaleon sendiri belum melampiaskan amarahnya. Jadi, ia tidak mengijinkan untuk Deska mati terlebih dulu.

'Vail' lain di tempatkan di sudut ruangan dengan dijaga dari kanan dan kiri tubuhnya. Tapi sebenarnya, setelah tahu tidak bisa meloloskan diri, 'Vail' tidak lagi berupaya lagi. Ia hanya duduk dengan tenang, seperti menunggu sesuatu.

Vail yang asli sedang berusaha menangani luka-luka Noel. Kondisi Noel sangat buruk dan wajahnya sudah sangat pucat, bahkan, bibirnya sudah terlihat agak membiru.

Vail mengelap peluh yang ada di keningnya setelah berhasil menangani pendarahan Noel. Kini tatapan matanya beralih ke arah sudut, tempat 'Vail' lain berada.

Dengan langkah lebar Vail menghampiri 'Vail'.

'Vail' sendiri langsung memasang senyum lebar melihat Vail yang berjalan ke arahnya.

Tanpa berkata-kata, Vail langsung menendang 'Vail' hingga jatuh terlentang. Seakan tidak cukup, Vail meletakkan kakinya di atas dada 'Vail' untuk menekannya.

"Kamu masih bisa tersenyum?!"

"Ayolah, Vail~"

"Tutup mulutmu untukku!" Vail melanjutkan ucapannya, "Berikan penawarnya!"

"Jika aku tidak mau?"

"Oh, kita lihat seberapa mampu dirimu." Vail menginjak-injak tubuh Vail palsu.

Argaleon, Laveron dan Jester tidak tahu jika Vail yang terlihat sangat lembut bisa bertindak seperti itu. Tapi mereka tidak berniat menghentikan, mereka hanya diam untuk menonton. Karena mereka merasa, Vail akan segera mendapatkan penawarnya tanpa mereka harus turun tangan.

Apalagi dengan wajahnya keduanya yang terlihat sama persis. Sepertinya mereka sudah bisa menebak sesuatu.

Kedua penjaga yang menjaga 'Vail' langsung menyingkir setelah melihat amarah Vail yang asli.

"Kamu ingin memberikannya atau tidak?" ucap Vail dengan masih menginjak-injak Vail palsu.

"Hentikan! Baik, baiklah!"

Vail langsung berhenti setelah mendengar teriakan dari 'Vail' yang sekarang pakaiannya sudah penuh dengan tanda kakinya.

"Sakit! Kamu sangat kasar!" sungut Vail yang sedang mencoba untuk duduk.

Mendengar nada 'Vail' yang terdengar menyebalkan baginya. Vail sudah mengangkat kakinya untuk melanjutkan aksinya.

Vail palsu langsung ketakutan. "Aku akan menutup mulut!"

Vail kembali menurunkan kakinya. Ia menatap datar saudara kembarnya yang sekarang penampilannya terlihat sangat mengenaskan.

"Kenapa kamu sangat galak!" Setelah selesai berbicara, 'Vail' langsung menutup mulutnya dengan cepat.

"Vale!"

"Baik, baik, akan aku berikan!"

Vale yang merupakan saudara kembar Vail langsung mengambil botol kecil yang berada di saku tersembunyi di balik bajunya.

Abandoned Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang