25

12.1K 1.5K 82
                                    

Halo semuanya sehat, kan?
sehat dong, tetap jaga kesehatan dan terus semangat.

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

"Bagaimana bisa kejadian hari ini bisa terjadi?"

"Maaf, Pangeran. Hamba tidak tahu dan tidak menduga akan adanya hal seperti itu. Anjing yang hamba bawa merupakan anjing terlatih, tapi sewaktu hamba sedang mengajak berpatroli seperti biasanya, tiba-tiba anjing itu terlihat agresif dan berlari kencang. Hamba minta maaf atas kesalahan yang telah hamba lakukan. Mohon hukum hamba!" Bawahan itu langsung berlutut setelah menjelaskan kronologi kejadian sewaktu siang saat pesta teh sedang berlangsung.

Jester sedikit mengernyitkan keningnya dan terdiam,yang membuat bawahannya tidak kuasa merasa lebih was-was atas kesalahannya. Meskipun tidak sepenuhnya merupakan salahnya tapi sewaktu itu ia yang sedang bertugas berpatroli dengan anjing tersebut. Jadi, itu sudah menjadi tanggung jawabnya.

"Bangun, untuk kali ini aku akan melupakannya. Tapi tidak untuk waktu berikutnya."

"Terima kasih untuk kebaikan Pangeran. Hamba berjanji akan lebih berhati-hati lagi di masa depan. Berkah untuk Pangeran kedua!"

"Hm."

Jester tidak terlalu peduli dengan masalah ini meskipun ada yang terluka. Apalagi setelah tahu siapa korbannya. Sebenarnya, ia tidak suka dengan Clarista karena ia tahu bagaimana perlakuan gadis itu pada adiknya. Dan sebelumnya, ia tidak bisa berbuat banyak untuk membantu adiknya dikarenakan rencana sang ayah. Tapi selama gadis itu tidak menyentuh adiknya, ia hanya akan mengamati dari jauh. Jadi, anggap saja itu sebagai salah satu pembalasan. Jika bukan karena sang paman notabene ayah Clarista yang berjasa dalam melindungi raja.  Mungkin, Jester sudah melakukan sesuatu pada gadis menyebalkan itu. Ia sudah banyak menahan diri selama ini.

***

"Eden."

"Hamba, Pangeran."

"Bagaimana dengan tugas yang aku berikan padamu?"

"Saya telah melaksanakan sesuai dengan perintah Pangeran. Orang-orang kita menemukan banyak hal."

"Hal-hal itu menarik?" Noel tersenyum miring.

Eden memiliki ekspresi yang rumit, pangeran ketiga terlihat sudah mengetahui tentang hasilnya.

"Lebih dari menarik, Pangeran."

Loren menyerahkan secangkir teh herbal pada tuannya.

Noel mengerutkan keningnya ketika melihat teh yang ada di depannya tapi ia tidak menolaknya. Noel menerima cangkir itu lalu meminumnya secara perlahan.

"Lanjutkan."

"Melalui orang-orang kita, mereka menemukan orang-orang milik pejabat datang ke tempat perjudian."

"Tempat perjudian?"

"Benar, Pangeran. Jika kita tidak memperhatikan dengan seksama. Pasti kita akan berpikir jika orang-orang itu sedang menghabiskan uang untuk bermain judi."

"Lalu?"

"Orang-orang itu akan kalah dan tidak memiliki uang untuk bertaruh lagi. Kemudian, orang-orang itu akan memohon untuk meminjam uang seolah-olah sudah kecanduan berjudi. Nantinya orang-orang itu akan diseret oleh dua orang menjaga ke lantai atas."

"Kamu sudah memastikan orang-orang itu dari pejabat tertentu, 'kan?"

"Sudah, Pangeran. Saya menggunakan 'mereka' sesuai yang dengan perintah Pangeran."

"Orang-orang itu sangat pintar, Pangeran." ucap Loren.

"Tapi aku lebih pintar dari mereka." Noel memasang wajah sedikit sombong.

Abandoned Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang