21

14.3K 1.8K 217
                                    

Halo halo,
Apa kabar semua? Sehat? Sehat donk pastinya.

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

Kondisi Noel berangsur membaik di bawah pengawasan langsung tabib istana terbaik. Apalagi, Argaleon menahan putra bungsunya untuk tetap diam dan tinggal di istananya.

Argaleon tidak membiarkan Noel jauh dari pengawasannya, ia harus memastikan kesembuhan Noel dari cideranya.

Menurut Noel, itu semuanya masih dalam batas wajar untuknya dengan alasan demi pemulihan dan keselamatannya. Tapi Noel tidak habis pikir dengan aturan baru yang diterapkan sang ayah untuk tidak membiarkannya tidur sendiri. Sang ayah memintanya untuk tidur dengan salah satu diantara dirinya dan kedua kakaknya.

Tentu saja Noel menolak dari awal tapi Argaleon dan kedua putra tertuanya sudah membuat kesepakatan. Mereka tidak akan mengubah keputusannya.

Apa mereka pikir dirinya anak kecil yang ketika tidur harus ditemani? pikir Noel.

Jika dulu, mungkin Noel akan merasa sangat senang, ini merupakan salah satu keinginan. Tapi Noel bukan lagi dirinya yang dulu. Mungkin raganya masih sama tapi jiwanya telah digantikan dengan jiwa Noel yang telah mati satu kali.

Noel tidak lagi haus akan kasih sayang dan perhatian dari keluarganya. Ia tidak lagi memikirkan tentang itu. Prioritasnya telah tergantikan. Noel tidak menolak dengan perhatian dan kasih sayang yang diberikan keluarganya padanya saat ini.

Tapi untuk menemaninya tidur, bukankah ini terlalu berlebihan? Ia merasa sudah besar dan tidak perlu lagi ditemani saat tidur.

Ada Loren yang akan senantiasa berjaga di depan ruangannya, tidak jarang juga Loren akan berjaga di dalam kamar Noel. Apalagi, sekarang ada tambahan Eden di sekitarnya.

Apakah masih belum cukup?

Bukan Argaleon jika ia kalah dalam berargumen dengan putra bungsunya. Ia memiliki banyak pengalaman dalam hal ini. Ia telah menghadapi bermacam-macam orang yang lebih alot dan kolot.

Yang berakhir dengan Noel yang hanya bisa pasrah. Noel akui dirinya memang keras kepala tapi ayah dan kedua kakaknya ternyata lebih keras kepala!

Baiklah, apapun yang mereka inginkan.

***

Noel duduk bersandar di sofa, di sampingnya ada kakak keduanya-Jester.

"Kakak."

"Hm?"

"Bisakah aku tidur sendirian malam ini?"

"Tentu saja... tidak."

Noel langsung memasang wajah datar, Jester menyerahkan sepotong buah yang telah dikupasnya dan telah dipotong menjadi bagian yang lebih kecil ke depan mulut sang adik.

"Jadilah baik dan buka mulutmu."

Meskipun masih memasang wajah datar, Noel dengan patuh membuka mulutnya untuk memakan potongan buah yang diserahkan sang kakak. Tidak perlu menolak, anggap saja Noel mendapatkan tenaga tambahan, manfaatkan saja dengan benar. Tidak baik jika hanya menjadi pajangan.

Jester mengelus surai adiknya dengan sayang, "Jangan memasang wajah seperti itu."

Bukan apa-apa, justru melihat ekspresi Noel, Jester semakin gemas dan ingin sekali mengigit pipi putih milik adiknya itu.

"Jangan berpikir untuk mengigit, pipiku bukanlah sebuah makanan. Apakah Kakak dan Ayah kekurangan makanan?"

Sekarang Jester mencubit pelan sebelah pipi milik adiknya karena niatnya untuk mengigit pipi sang adik sudah diketahui, jadilah ia mengganti tindakannya dengan mencubit pipi adiknya.

Abandoned Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang