32

8.2K 1.3K 97
                                    

Halo halo semuanya, sehat? Sehat donk.

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

Pecahnya perang antara dua kubu tidak bisa terhindarkan.

Para prajurit kerajaan diharuskan menghadapi lawan yang tiba-tiba saja datang menyerbu. Tidak diketahui dari mana musuh mereka berasal. Tidak ada deklarasi perang dari kerajaan tetangga. Jadi, besar kemungkinan semua itu adalah pemberontakan.

Argaleon dan Laveron yang memegang kekuasaan internal tetap berusaha bersikap tenang. Mereka membuat penyelidikan mengenai kemungkinan pemberontakan ini.

Selama ini, semuanya berjalan damai dan tidak terlihat adanya indikasi pemberontakan.

Semuanya itu membuat para pejabat saling memandang dengan bingung sekaligus khawatir.

Para pejabat yang merasa khawatir ialah mereka yang kadang kala memiliki selisih pendapat dengan sang raja. Mereka takut akan dicurigai ikut dalam pemberontakan yang sedang terjadi. Mereka yang memiliki pengalaman selisih paham tidak dapat menahan  keringat dingin dan hawa dingin yang terasa menyelimuti leher mereka.

"Tidak ada yang diperbolehkan meninggalkan ibu kota. Mereka yang melanggar akan langsung ditangkap dan  akan langsung diselidiki karena kemungkinan indikasi keterlibatan!"

"Kami menerima perintah Yang Mulia!"

Perintah itu tidak hanya ditujukan untuk mereka yang hadir. Karena secara tidak langsung juga ditujukan untuk pejabat beserta keluarganya.

Para pejabat yang takut pemberontakan berhasil menerobos dan datang ke pusat kerajaan tidak bisa menahan kegelisahan. Mereka sebenarnya ingin untuk sementara waktu mengirim para anggota keluarganya untuk menjauhi ibu kota untuk berlindung. Tapi karena turunnya perintah sang raja, mereka hanya bisa memikirkan tanpa berani bertindak meninggalkan wilayah pusat.

"Sebelum itu...," belum sempat Argaleon menyelesaikan perkataannya, ia telah memberikan kode kepada kepala pengawal pribadinya.

Sekelompok orang berbaju hitam tiba-tiba masuk dan mengelilingi seseorang yang berada di aula pertemuan.

"Yang Mulia, ada apa dengan semua ini?" Orang yang dikepung masih bisa memasang wajah tersenyum, tidak ada raut ketakutan ataupun kepanikan di wajahnya.

"Singkirkan." Argaleon melambaikan tangan memberikan kode, untuk membawa pria itu keluar dari ruangan.

Deska mengikuti dengan tenang sekelompok orang yang tengah membawanya entah kemana. Ia sangat kooperatif, tidak terlihat melawan.

Pejabat lain yang melihat penangkapan itu merasa sangat terkejut. Apakah dari mereka benar-benar ada terlibat dengan masalah yang tengah berlangsung.

"Semuanya bisa pergi."

Argaleon mengingat kembali ucapan putra bungsunya.

"Orang yang paling tidak mencolok bisa jadi, orang yang menyembunyikan ambisi terbesar. Ayah, kamu harus memasang jaring dan temukan kepalanya."

"Tidak perlu memakai kiasan, apakah kamu ingin bermain tebak-tebakan dengan Ayah?"

"Aku tahu Ayah pintar jadi tidak perlu kita bermain."

Argaleon tampak memikirkan sesuatu sampai sepertinya ia mendapat pencerahan.

"Menteri perhubungan masyarakat?"

"Ah, aku tidak menyangka, Ayah akan dengan cepat menemukannya."

Argaleon memikirkan, dari sekian banyaknya pejabat. Banyak dari mereka yang suka menjilat padanya dengan membuat berbagai prestasi untuk menunjukkan kemampuan dirinya sendiri. Hanya sedikit orang yang terlihat bersungguh-sungguh dalam menjalan posisinya. Ia ingat jika menteri perhubungan masyarakat tidak pernah mau mengambil tugas yang besar dan terkesan sangat rendah hati. Sehingga membuat Argaleon tidak terlalu memperhatikan Deska. Ternyata semua itu hanyalah kamuflase.

Abandoned Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang