11

17.8K 2.1K 103
                                    

Selama malam semuanya.

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

Noel melihat wajah berseri Loren. Ia sudah bisa menebaknya tapi ia tetap bertanya, "Pagi ini, wajahmu terlihat berseri dan sepertinya kamu sangat senang."

"Hamba senang karena cuaca pagi ini sangat cerah dan kondisi Pangeran juga sudah lebih baik."

"Ah, benarkah?"

"Hamba tidak berani berbohong."

Noel tidak bertanya lagi, biarkan saja Loren merasa senang. Ia menopang sebelah sisi wajahnya seperti biasanya lalu memasang pose malas.

"Bagaimana hasilnya?"

Loren langsung memasang sikap serius, "Lapor, Pangeran, semuanya berjalan sesuai dengan keinginan anda. Dan hari ini, gadis itu sudah pindah ke kamar barunya."

"Ah, begitukah. Loren ... Bagaimana menurutmu, haruskan berhenti di sini atau kita teruskan?"

"Tentu saja diteruskan!" Loren refleks menjawab tapi ia menyadari nadanya yang terlalu spontan dan bersemangat. Loren mengoreksi perkataannya, "Maksud hamba, semuanya sesuai keinginan Tuanku. Hamba akan mengikuti semua pengaturan Pangeran."

Noel terkekeh geli melihat sikap Loren yang seperti itu. Ia tahu betul, jika Loren sebenarnya sudah menahan diri cukup lama untuk tidak melakukan apapun pada Clarista. Loren tidak berani bertindak tanpa perintahnya. Jadi, ketika saat ini ia memutuskan untuk membalas Clarista, Loren akan dengan senang hati melakukan perintahnya tanpa bertanya.

"Nanti malam, kita berikan sambutan dan hadiah kecil untuknya di tempat barunya." Noel memasang sedikit senyum miring di bibirnya.

"Baik, apapun perintah Pangeran." Suasana hati Loren berada di tingkat yang sangat cerah.

"Besok, kita akan keluar. Dan aku tidak ingin mencolok."

Loren tahu maksud dari perkataan sang pangeran. Tuannya ingin keluar dari istana dengan menyamar dan tidak ingin identitasnya diketahui.

"Baik, hamba akan mempersiapkan semuanya, Pangeran."

"Panggil saja aku, Noel."

"Hamba tidak berani."

"Kamu tidak patuh. Apakah kamu tidak tahu, kamu bisa saja dipenggal karena tidak menuruti perintah seorang Pangeran."

"Hidup dan mati hamba milik Pangeran. Tentu saja, jika Pangeran menginginkan nyawa hamba. Hamba akan dengan senang hati memberikannya."

Noel mendengus dan memasang wajah cemberut. Loren akan mematuhi semua perintahnya dan tidak akan bertanya tapi satu hal yang sangat sulit dipatuhi Loren yaitu, memanggil namanya tanpa embel-embel gelar.

Loren diam-diam tersenyum geli, tuannya sering kali memerintahkan dirinya untuk memanggil langsung dengan nama. Tapi mana mungkin Loren melakukannya. Ia tahu batasan tersendiri dan itu juga tidak baik untuk sang tuan.

***

Noel memasuki ruang kerja sang ayah dengan mudah. Pengawal yang berjaga di depan pintu tidak berani menghentikannya dan langsung membuka pintu jika sang pangeran ketiga datang. Apalagi sang raja telah memerintahkan secara langsung untuk tidak menghentikan anaknya ketika datang.

Argaleon melihat putra ketiganya masuk di ikuti Loren di belakangnya.

Bawahan yang sedang melapor langsung memasang wajah berbinar saat melihat kedatangan sang pangeran. Karena kebetulan, bawahan yang sedang melapor ini, merupakan orang-orang yang pernah diberikan saran oleh pangeran ketiga tentang hama belalang. Jadi, mereka memiliki rasa hormat dan merasa segan pada sang pangeran.

Abandoned Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang