19

14.5K 2K 66
                                    

Halo semua sehat? Sehat donk.
Jaga kesehatan dan tetap semangat!

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

Noel duduk menyamping bersantai sembari meluruskan kakinya di atas sofa.

Loren berdiri di samping sang tuan, "Pangeran, ingin saya memijat kaki anda?"

"Hm? Tidak perlu. Aku hanya ingin meluruskan kakiku saja."

Noel menarik selimut tipis untuk menutupi sebagian tubuhnya.

"Ingin saya pesankan dapur untuk membuatkan minuman hangat?"

Noel tampak berpikir, ia memang merasa sedikit dingin. Apalagi kondisi fisiknya sekarang sedikit melemah dibandingkan sebelumnya. Meminum minuman hangat sepertinya menjadi pilihan yang cukup baik. "Hm, beritahu dapur, buatkan sesuatu yang ringan saja."

"Baik, Pangeran."

Tidak lama setelah Loren ke luar, pintu diketuk.

Noel mempersilahkan untuk masuk. Masuklah seorang pelayan wanita diikuti dua pelayan pria.

"Di mana Loren?"

Seorang pelayan perempuan menjawab sembari menundukkan kepala, "Tuan Loren ada sedikit urusan. Tuan Loren memerintahkan hamba untuk mengantar makanan terlebih dahulu."

"Aku memesan minuman, bagaimana bisa yang datang justru makanan?"

"Minuman sedang dibuat, jadi hamba mengantarkan makanan terlebih dahulu sembari menunggu minuman selesai dibuat."

Tatapan Noel langsung berubah dingin, disusul suara berisik dari luar.

Noel bangkit lalu berjalan melingkari sofa menuju satu titik, "Ah, bukankah kalian terlalu berani untuk datang ke sini?"

Pelayan yang tadi datang dengan wajah ramah langsung merubah ekspresinya menjadi datar. Sepertinya penyamaran mereka langsung diketahui.

"Pangeran terlalu pintar," ucap salah satu pelayan pria.

"Kalian yang terlalu bodoh." Noel melepaskan dua belati kecil. Yang satu langsung tertancap di leher pelayan wanita, yang tidak siap akan serangan mendadak dari Noel langsung terjatuh dengan darah mengalir deras dari lehernya. Sedangkan belati lain langsung menancap di dada kiri salah satu pelayan pria.

Dengan begitu, keduanya memiliki luka yang fatal dan tidak bisa bergerak atau bisa jadi akan mendekati ajalnya jika tidak ditangani cepat. Tapi memang itu tujuan Noel. Ia tidak mungkin bisa menghadapi ketiganya sekaligus. Jadi, ia perlu melumpuhkan dua untuk bisa fokus pada satu orang.

Satu yang tersisa langsung mengeluarkan pedang yang disembunyikan di balik tubuhnya.

"Kemampuan Pangeran sama sekali tidak bisa diremehkan. Suatu kehormatan bagi hamba untuk bisa menjadi lawan Pangeran."

Noel tidak menjawab, ia menarik pedang yang sudah ia sembunyikan di satu titik. Ia menebak jika sekarang ia sedang disergap. Noel bisa mendengar benturan antar pedang dari luar. Pasti sekarang Loren pun sama sedang dihadang dalam perjalanannya.

"Ini sedikit merepotkan," gumam Noel. Ia langsung memasang pose siaga, ekspresi malasnya langsung hilang seketika digantikan dengan wajah yang berubah serius.

Pria berpakaian pelayan itu langsung melakukan serangan, ia tahu jika ia tidak memiliki waktu lama. Ia perlu bertindak cepat, lagipula lawannya hanya seorang remaja dan terlihat lemah, passti semuanya akan berakhir dengan cepat, pikirnya.

Pedang Noel langsung memblokir pedang lawannya, dari segi kekuatan mungkin ia cukup baik. Tapi Noel memiliki pengalaman dalam berpedang saat terjun ke peperangan di kehidupan sebelumnya. Ia merasa cukup mampu jika hanya untuk mengatasi satu orang.

Abandoned Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang