06

1.9K 239 29
                                    

Sambil menggenggam botol air yang ada di tangan, Doyoung berusaha mengatur napas yang terasa sesak sebab masih diliputi rasa takut. Junghwan yang duduk di kursi pengemudi masih terus berusaha menenangkan, mengusap bahunya berulang kali sambil berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Mau saya hubungin manajer kamu?" Tawar Junghwan, dan Doyoung menggeleng pelan.

"Dia lagi ada urusan sekarang." Tolaknya, Doyoung tidak ingin mengganggu pertemuan singkat Mashiho bersama kekasihnya.

"Terus sekarang gimana? Kamu mau diem di sini terus sampe nanti pagi?"

Sedikit tersinggung dengan pertanyaan Junghwan, Doyoung menoleh ke arah Junghwan yang juga menatapnya sejak tadi.

"Saya mau cari hotel buat istirahat hari ini." Ucapnya sambil menunjukkan raut tidak suka, jika memang ia tidak ingin membantu atau menemaninya, harusnya ia bilang sejak tadi.

Tangan Doyoung hampir meraih kenop pintu, tapi dengan cepat Junghwan menahannya. Ia memakaikan seatbelt tanpa bicara dan langsung menyalakan mesin mobil. Membawa Doyoung keluar dari tempat parkir.

"Kita mau ke mana?" Tanya Doyoung setelah melihat Junghwan melewati hotel terdekat dari tempat tinggalnya.

"Ke rumah saya."

"What? No. Saya gak mau." Tolak Doyoung lagi, berkunjung ke rumah Junghwan di jam dua pagi hanya akan menimbulkan masalah nanti.

"Saya juga gak mau ngebiarin kamu tidur di hotel sendirian setelah apa yang kamu alamin barusan."

"But, that's better dibanding harus ke rumah kamu."

"Saya tinggal sama kakak saya so nothing to worried."

"Tetep aja, Junghwan. Gimana kalau ada orang yang mergokin kita di sana?" Sanggah Doyoung lagi, ia tidak akan membiarkan gosip baru beredar dan membuat namanya makin buruk.

Sudah cukup ia berkorban dengan menjalani program bersama Junghwan, alasan apa lagi yang harus ia lontarkan jika mereka kedapatan keluar bersama dari hunian Doyoung menuju tempat tinggal Junghwan.

Doyoung belum ingin karirnya hancur berantakan.

"Gak ada, kamu aman sama saya." Ucap Junghwan dengan yakin.

"Apa jaminannya?"

"Maksudnya?"

"In case nanti ada berita lain soal kita, kamu bisa kasih jaminan apa buat karir saya?"

Pertanyaan Doyoung membuat Junghwan menghentikan laju kendaraan dan menepikannya di pinggir jalan, masih dengan kedua tangan di atas kemudi, Junghwan menoleh ke arah Doyoung yang seakan menunggu jawaban.

"Apapun hal buruk yang ada di pikiran kamu sekarang, saya yang akan tanggung jawab kalau itu jadi kenyataan." Ucap Junghwan, seakan tahu dengan apa yang sedang Doyoung pikirkan.

Doyoung diam, ia mengalihkan pandangan ke luar jendela sebelum mengangguk samar, membuat Junghwan kembali menginjak pedal gas dan membawa mereka menuju kediamannya.

Tanpa Junghwan sadari, sesak yang sejak tadi bersarang di dada Doyoung, kini berubah menjadi debar tidak beraturan hanya karena Junghwan yang memandangnya dengan penuh keyakinan.

Park Jeongwoo, bahkan Watanabe Haruto tidak pernah menatapnya seyakin itu. Tidak ada satupun dari mereka yang mampu membuat Doyoung percaya hanya dengan kata-kata. Entah karena raut Junghwan juga ikut bicara, atau karena kemampuan aktingnya yang di atas rata-rata.

Doyoung tidak tahu, dan untuk saat ini ia masih belum ingin tahu.


We Got Married [Hwanbby] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang