15

1.9K 242 59
                                    

"Orang yang kemarin nyerang kamu, ternyata tinggal tepat di samping apartemen yang kamu tempatin. Makanya kita gak bisa liat dia di cctv karena masuk dari kamar yang sebelahan sama balkonmu."

"Nyebrang gitu aja? Di lantai tiga puluh?"

Mashiho mengangguk, awalnya ia juga tidak percaya, tapi saat ia melihat tempat kejadian, Mashiho dikejutkan dengan fakta kalau laki-laki itu ternyata sudah menguntit Doyoung sejak lama.

Ia bahkan memiliki ruangan khusus yang dipenuhi dengan potret Doyoung, kebanyakan diambil saat Doyoung sedang berdiri di depan pintu unitnya, dan foto yang terakhir ia ambil adalah ketika Doyoung sedang bersama Junghwan. Malam di mana Doyoung pergi ke apotek sendirian.

Namun Mashiho tidak ingin memberi tahu Doyoung soal itu karena takut akan menambah beban pikiran.

Kondisi Doyoung sudah jauh lebih baik, kepalanya tidak lagi dibalut perban dan obat yang dokter berikan juga sudah habis beberapa hari lalu, siang ini ia hendak berangkat ke lokasi syuting Junghwan, sepertinya kencan terakhir mereka sebelum lamaran.

"Sidang pertama bakal diadain awal bulan depan, kamu boleh dateng tapi kalau gak mau ya gapapa." Jelas Mashiho, dan Doyoung hanya mengangguk sebagai jawaban karena tidak ingin melanjutkan percakapan, ia tidak berniat memikirkan masalah itu lebih jauh lagi.

Karena yang paling penting, keadaannya sudah baik-baik saja hari ini.

Tidak butuh waktu lama hingga mereka sampai ke tempat Junghwan, mereka disambut dengan kesibukan yang cukup Doyoung rindukan.

"Penampilanku gimana, kak? Ada yang aneh gak?" Tanya Doyoung, sejak tadi ia tidak berhenti melihat cermin kecil yang tergantung di mobil.

Setelah berhasil memarkirkan mobil di tempat yang padat kendaraan, Mashiho menoleh dan mengangguk pelan. "Cantik, as always." Jawabnya, menjadi manajer Doyoung selama bertahun-tahun membuatnya paham kalau Doyoung memang selalu ingin dipuji.

Mereka akhirnya keluar dari mobil, juru kamera yang naik mobil terpisah juga sudah menunggu di sana. Dengan sedikit mengendap, mereka berjalan menuju tempat Junghwan.

Staff drama sudah tahu perihal syuting reality show yang diadakan di tengah jadwal mereka, tapi Junghwan tidak. Sengaja sebab ingin melihat reaksi Junghwan atas kejutan mereka yang sebenarnya.

Doyoung kini mengenakan jaket yang sama dengan para kru, lengkap dengan topi hitam juga kacamata berbingkai tebal. Ia berdiri tepat di samping kamera, netranya fokus ke arah Junghwan yang tengah berlakon bersama lawan mainnya.

Kedua sudut bibir Doyoung terangkat, dirinya tahu kalau kemampuan Junghwan hebat, tapi tidak menyangka kalau ia sehebat ini. Dengan mudah mengimbangi aktor dan aktris senior, ada perasaan bangga saat melihat Junghwan berdiri di sana, seakan seluruh tubuhnya diselimuti oleh cahaya terang, tanda bahwa Junghwan adalah pemeran utama satu-satunya.

"Cut!"

Suara keras sutradara menyadarkan Doyoung dari lamunan sesaat, ia dan juru kamera yang sejak tadi mengikuti mulai berjalan ke arah Junghwan yang sibuk mengucap terima kasih pada para staff yang ada di sana.

"So Junghwan-ssi." Panggil Doyoung dengan suara yang dibuat-buat, dan ketika Junghwan menoleh, ia langsung tahu siapa yang sedang berdiri di depannya.

"Doyoung!" Balasnya, hampir berteriak dan membuat banyak orang tertawa. "Kamu ngapain di sini? Bukannya syuting baru dimulai besok? Kondisi kamu gimana? Udah enakan?"

Untungnya belum ada mic yang terpasang di tubuh Junghwan, karena kalau iya, bisa dipastikan editor akan kesulitan menyunting tayangan mereka di episode hari ini, Junghwan terlalu banyak bicara dan nampak sangat mencurigakan.

We Got Married [Hwanbby] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang