22

1.5K 215 75
                                    

plis sambil dengerin lagunya...


Setelah usaha yang cukup keras, Doyoung akhirnya berhasil membuka pintu rumahnya dengan sebelah tangan. Hampir tengah malam dan ia benar-benar butuh istirahat sekarang, senyum tipis terukir di wajahnya karena setidaknya ia tidak perlu berada di luar selama bermenit-menit hanya karena gips yang terbalut di tangan kanan.

Namun raut lega di wajahnya seketika berubah saat menemukan Junghwan yang sedang duduk di sofa ruang tengah, seakan menunggu kedatangannya.

"Ngapain kamu di sini?" Tanya Doyoung, ia berjalan lurus ke kamar tidur namun langkahnya berhenti saat Junghwan mencengkram pergelangan tangannya dengan cukup kuat.

"We need to talk." Ucap Junghwan tanpa ekspresi.

"We? Bukannya kamu yang harusnya jelasin semuanya ke aku?"

Dapat Doyoung rasakan pegangan Junghwan yang mengerat di lengannya, membuatnya tanpa sadar meringis kesakitan.

"Sorry." Ucap Junghwan, kali ini setelah melepas pegangannya di tangan Doyoung. "Tangan kamu kenapa? Kok gak kabarin aku?" Tanyanya kemudian sembari menuntun kekasihnya untuk duduk di sofa.

Doyoung menghela napas sebelum bicara, "Kenapa cuma aku?" Tanyanya setelah sedikit menjauhkan diri dari Junghwan.

"Maksudnya?" Junghwan yang tidak paham pun kembali bertanya.

"Kenapa cuma aku yang harus kasih kabar ke kamu? Kenapa gak pernah kamu duluan?"

"Kok jadi kemana-mana gini, sih? Aku kerja, Doyoung." Protes Junghwan, tidak terima dengan semua ucapan yang Doyoung lontarkan.

"Kamu pikir aku nggak? Kamu pikir seharian ini aku cuma jalan-jalan? Dan kamu udah pulang dari tadi siang, tapi kamu bahkan gak nanya alesan kenapa pemotretan kita mendadak batal, kan?"

Emosi yang sekuat tenaga Junghwan tahan hampir sampai ke puncak, andai Doyoung tahu kalau sejak kemarin, ia juga tidak dalam keadaan baik-baik saja, berbagai penekanan dari beberapa pihak juga membuatnya kesulitan.

"Aku bahkan gak punya waktu buat pegang handphone, gimana caranya aku hubungin kamu?" Junghwan membela diri.

"Kamu syuting di mana sih? Di tengah hutan? Di tengah perang? Kamu cuma syuting tiga jam di Incheon, a fuckin Incheon."

"You don't have to throw your anger towards me, Doyoung." Balas Junghwan, seakan memiliki senjata baru setelah mendengar umpatan dari mulut kekasihnya.

"Said the one who leave me last night. Kamu bahkan gak mau temenin aku pas aku butuh, gimana caranya aku punya nyali buat hubungin kamu duluan, Junghwan?"

Ia mendadak teringat kejadian menyesakkan tadi malam, andai Junghwan tahu kalau Mashiho memarahinya habis-habisan karena matanya yang bengkak sebab terlalu banyak menangis, semua karena Junghwan, semua diakibatkan oleh sikap brengsek Junghwan terhadapnya.

"Aku punya alesan buat itu, dan udah aku jelasin juga kan semalem?"

"Penjelasan apa? Semua sikap sama omonganmu gak ada satupun yang bikin aku paham, kenapa kamu tiba-tiba berubah, semua bikin aku mikir apa aku baru ngelakuin kesalahan fatal tanpa aku sadarin? Aku mikirin ini semaleman dan tetep gak nemu jawabannya."

We Got Married [Hwanbby] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang