13

1.7K 263 19
                                    

Butuh waktu hampir satu minggu bagi Doyoung mendapat perawatan di rumah sakit, dan hari ini ia diizinkan untuk pulang setelah kondisinya sudah membaik, luka di kepalanya mulai mengering, memar di sekujur tubuh juga cukup samar.

"Junghwan gak bisa anter kamu pulang, kata Yoshi hari ini jadwalnya full sampai besok pagi."

Mashiho seakan paham walau Doyoung belum menjelaskan, sejak kejadian confess yang berujung ditolak beberapa malam lalu, Junghwan memang masih sering datang ke rumah sakit, tapi entah kenapa sikapnya sedikit berbeda jika dibandingkan dengan malam-malam sebelumnya.

Jangankan Doyoung, Mashiho juga ikut merasakannya. Ia masih belum tahu hubungan apa yang terjadi di antara mereka, tapi dirinya harap itu tidak mengganggu aktivitas mereka ke depannya.

Doyoung hanya mengangguk sebelum mengikuti langkah Mashiho di depan, tidak berniat menanggapi karena ia juga sedang malas bicara. Entahlah, Doyoung bahkan malas melakukan apa-apa.

Untungnya jadwal Doyoung tidak dimulai hari itu juga, setelah berdiskusi dengan karyawan agensi serta rumah produksi, Doyoung setuju untuk melanjutkan syuting acaranya dengan Junghwan tiga hari setelah ini.

"Kok gak pulang?" Tanya Doyoung setelah mobil yang Mashiho kendarai melewati gedung apartemennya.

"Unit kamu masih berantakan, lagian aku gak bisa ngebiarin kamu tinggal di sana sendirian, kalau ada apa-apa gak ada yang bisa nolong dengan cepat."

"Terus? Aku tinggal di mana? Rumah kak Mashi?"

Pertanyaan Doyoung dibalas dengan gelengan, "Aku udah sewa rumah buat kamu huni sementara, dijamin aman karena aku sendiri udah beberapa kali survey ke sana."

Netra Doyoung membulat ketika menyadari di mana mereka sekarang, lingkungan ini cukup familiar meski baru sekali ia kunjungi.

"Rumah Junghwan?" Tanya Doyoung dengan nada tidak percaya.

"No, aku gak segila itu buat bikin kamu tinggal serumah sama Junghwan. Satu komplek cuma beda blok, Junghwan bilang lingkungan ini aman karena mostly dihuni sama orang tua." Jelas Mashiho, ia memang sedikit kebingungan saat mencari hunian sementara untuk Doyoung, agensi menyarankan agar menyewa hotel selama beberapa bulan tapi itu sama saja dengan menetap di apartemen.

Mashiho ingin Doyoung mendapat tempat nyaman agar proses penyembuhan juga berjalan dengan cepat.

"Kenapa? Kamu gak suka?" Tanyanya saat menyadari kalau Doyoung hanya diam sejak tadi.

"Bukan gitu, it feels like kamu sengaja bikin aku makin deket sama Junghwan."

"Untuk sementara emang cuma Junghwan yang bisa aku percaya buat jagain kamu, karena acara we got married itu, gak akan ada gosip aneh even media mergokin kalian lagi berduaan."

Doyoung hanya mengangguk setuju, ia tahu Mashiho pasti ingin yang terbaik untuknya dan apapun langkah yang manajernya ambil, itu pasti sudah dipikirkan dengan baik.

Semoga tidak ada berita aneh kedepannya, Doyoung muak saat melihat kolom komentar di artikel tentangnya selalu dipenuhi dengan kalimat kebencian.

***

Untungnya rumah yang Mashiho sewa sudah siap huni, bahkan pakaian dan keperluan sehari-hari Doyoung sudah ada di sini, ia hanya tinggal menempati tanpa harus repot membeli apapun lagi.

"Beneran gapapa sendirian?" Tanya Mashiho saat Doyoung keluar dari kamar mandi.

Doyoung mengangguk, tubuhnya kini terasa jauh lebih segar. Dirinya bahkan tidak ingat entah kapan terakhir kali kulitnya bersentuhan langsung dengan air dingin karena selama di rumah sakit, ia hanya boleh menggunakan handuk basah untuk membersihkan tubuh.

We Got Married [Hwanbby] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang