11 - Eccedentesiast

711 58 4
                                    

Hari Minggu ini Aksa sengaja bangun pagi untuk jogging di area sekitar rumahnya. Hari masih gelap saat Aksa keluar kamar, dia membuka sebentar kamar Arka yang ada di seberang kamarnya dan tersenyum ketika melihat adiknya masih bergelung nyaman di balik selimut. Aksa tidak mau mengganggu tidur Arka, anak itu kelihatan nyenyak sekali tidurnya. Dia menutup pintu kamar Arka perlahan dan turun ke bawah.

Sekitar satu jam kemudian Aksa menghentikan kegiatannya, dia belum bisa melakukan olahraga yang berat. Karena masih terlalu pagi, Aksa memutuskan untuk menunggui Pak Ujang yang sedang sibuk menata taman. Pak Ujang ditugaskan oleh ayah mereka untuk mengurus taman dan halaman rumah ini.

Setelah bosan, Aksa masuk ke dalam rumah untuk membersihkan dirinya. Suara ribut-ribut terdengar dari lantai atas. Arka berlari dari sana dengan wajah super panik.

"Anjir, gue telat!!!" teriak Arka tergesa-gesa.

Aksa memandangnya aneh, "Heh, mau kemana lo?"

"Gue telat nih! Udah hampir jam 8, kok lo juga belum siap-siap, Sa? Lo mau kita dihukum bareng?"

"Arka tenang!" Aksa mencekal bahu Arka sambil menghela nafas, dia menatap Arka yang berseragam lengkap meskipun sedikit berantakan.

"Apaan? Makin telat nih kita! Apa bolos sekalian aja ya? Ya udah bolos aja yuk."

"Ini hari Minggu, lo nggak perlu ke sekolah!"

"HAH? ANJING! BABI! MONYET! KUCING! KECOAK!"

"Makanya lo jangan begadang aja! Kebiasaan." Aksa geleng-geleng kepala melihat wajah shock kembarannya itu.

Arka nyengir, dia berbalik untuk kembali ke kamarnya dan berganti baju. Aksa menyusulnya, dia ingin mandi lalu bermalas-malasan seharian. Selesai mandi, notifikasi di ponselnya berbunyi. Sebuah chat dari Reyhan muncul di group chat Platinum.

Reyhan mengusulkan sebuah pesta kecil-kecilan untuk merayakan bergabungnya Aksa dan Arka di Platinum. Aksa tersenyum kecil, padahal tidak harus dirayakan seperti ini. Ini semua kan hanya sementara, setidaknya sampai tujuannya tercapai.

Aksa berjalan ke nakas yang ada di samping tempat tidurnya, dia membuka lacinya dan mengeluarkan sebuah buku agenda bersampul hitam yang lembarannya sudah mulai menguning. Aksa mengambil sebuah foto yang terselip di agenda itu. Dia menghela nafas panjang.
.

.

.

.

.

Begitu menginjakkan kaki di basecamp, suara Reyhan yang sedang berkaraoke terdengar. Pemuda itu menyanyikan lagu Someone Like You-nya Adele dengan penuh penghayatan. Aksa dan Arka saling berpandangan sebelum bergabung dengan yang lain.

"Wah, Bang Rey, kalau mbak Adele dengerin ini dia pasti bakalan ngerekrut lo buat jadi penyanyi latarnya deh!" kata Dean semangat.

"Penghayatan lo dalam nyanyiin lagu ini udah kayak ditinggal nikah seratus kali, Rey," sambung Ardian lebay.

Vino melambaikan tangannya mengikuti irama lagu, menikmati nyanyian Reyhan itu. Yasa bertepuk tangan di sebelahnya, dan Giandra geleng-geleng melihat kelakuan ajaib teman-temannya.

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you, too
"Don't forget me, " I begged
I remember you said
"Sometimes it lasts in love, but sometimes it hurts instead"
"Sometimes it lasts in love, but sometimes it hurts instead"

Nyanyian Reyhan diakhiri dengan tepuk tangan yang meriah. Reyhan tersenyum lebar, walaupun suaranya tidak bagus-bagus sekali tapi dia bisa membuat penonton hanyut di dalam nyanyiannya.

STRANGE LIGHTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang