Beberapa menit kemudian Aksa sudah sampai di pelataran parkir Paradise, sebuah klub malam megah yang ada di kota ini. Arka sedang tidak berada di rumah sehingga Aksa harus meminta tolong sopir untuk mengantarnya kemari.
Dari kejauhan dia sudah bisa melihat mobil sport warna biru Ardian yang terlihat mencolok di barisan mobil yang terparkir di sini. Raven berada tak jauh dari situ, mengawasi Ardian yang terbaring di pelataran parkir dan sedang meracau tidak jelas.
"Gue hampir nyerah ngehadepin kakak lo ini," Raven menyambut Aksa. Dia menghela nafas panjang sambil melirik ke arah Ardian.
"Thanks ya Ven udah jagain Kak Ardian," Aksa tersenyum singkat sebelum berjongkok di dekat Ardian.
Raven menghela nafas lagi. Mengawasi orang mabuk tidak pernah semelelahkan ini sebelumnya.
"Kak Ardian," panggil Aksa pelan, dia menepuk pundak Ardian lembut, "Ayo kita pulang, jangan tidur di sini."
"Pulang?" Ardian bergumam tidak jelas, "Gue nggak punya tempat buat pulang."
Ada nada getir di sana.
"Kak Ardian ngomong apa sih?"
"Gue pengen menghilang aja," racau Ardian lagi membuat Aksa menatapnya sedih.
Aksa tidak tahan lagi mendengar suara rapuh itu, dia kemudian berbalik kepada Raven.
"Ven, bisa bantu gue buat bawa Kak Ardian ke mobil?"
Raven mengangguk dan dengan segera membantu Aksa untuk membawa Ardian ke mobil yang dibawa Aksa tadi. Aksa memeriksa saku jaket Ardian dan mengambil kunci mobil Ardian.
"Tolong lo bawa mobil Kak Ardian ya,"
"Oke," Raven hanya menjawab singkat dan menerima kunci yang diberikan oleh Aksa, tanpa harus dijelaskan pun Raven tahu jika pikiran Aksa juga sedang kacau. Dia tidak ingin menambah beban pikiran sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGE LIGHTS
FanfictionKepindahan Aksana Mahendra ke SMA Harapan membuatnya terlibat dengan geng Platinum. Hidup Aksa yang semula terasa kelabu sedikit demi sedikit mulai lebih berwarna lagi. Tetapi bagaimana jika sebenarnya Aksa mempunyai sebuah tujuan tersembunyi di bal...