Kisah 32

1.1K 122 35
                                    

Setelah mengadakan sidang keluarga, si Lion Kim harap mendapat persetujuan bersyarat. Iya berasa bebas bersyarat aja, tahanan rumah sakit beberapa waktu lalu. Semoga.

Udah ngerengek sana sini gak ada yang kemakan sama tangisan anak singa itu, segala macam cara gak ada yang mempan buat nembus dinding kokoh orang-orang kerasa kepala macam keluarganya. Keras kepala? Iya, macem dia orang.

Satu-satunya cara yang belum Taehyung lakukan adalah...


"Terserah, biar aja adek mati disini!"

"Taehyung!" Nama yang jarang sekali terucap.

Taehyung tersentak, udah mah orang-orangnya pada sangar. Suaranya udah kayakbapak-bapak semua, beraaaat bener. Di tambah serempak lagi, anggota paduan suara Kim.







Jeder!!!






Menggelegar! Seperti petir disiang bolong, gak ada hujan gak ada angin.

"Ngomong apa kamu?" Suara dingin si ayah membuat Taehyung bungkam, "Bagus ngomong kayak gitu?"

"Biar papa yang bicara" Opa menggeser menantunya itu.

Jarang-jarang si ayah tuh marah apalagi sama si bungsu Lion Kim kesayangannya. Jadi jangan sampe kelepasan.

"Jaga ucapan kamu, semua yang kita lakukan supaya kamu tetap baik-baik aja. Terus kamu ngomong kayak gitu? Apa itu bagus?" Ayah masih tetap menatap Taehyung dengan dingin, tidak ada suara keras apalagi bentakan. Tapi lebih nyeremin dari itu.

"Cukup, biar daddy yang beri pengertian" Granpa ikut bersuara, anaknya itu sedang emosi.

Gimana gak emosi, kalimat Taehyung barusan membuay si ayah marah sampe ke ubun-ubun.

"Ayah mau ngomong apa lagi?" Taehyung yang semula dia kini menatap ayahnya dengan tenang, "Emang itu kan yang kalian mau?"

"Adek?!" Bunda mendekat, menarik tatapan anak bungsunya yang seakan memancing kemarahan. "Jangan seperti ini, kita bicarakan lagi yaa?"

"Apa?" Taehyung menatap bundanya, mata berkaca-kaca itu membuat semuanya merasa bersalah. "Aku cuma mau pulang!" Teriak Taehyung dengan lantang.





Brugh!!!



Seokjin langsung mendekat, memeluk Taehyung yang kini tampak emosi.
Mengusap punggung sempit adiknya yang bergetar, mencoba mengalihkan perhatian Taehyung dari tatapan ayahnya yang masih sama kerasnya.

"Adek, jangan seperti ini. Gak baik, tenang, okee?" Seokjin membisikan kalimat itu dengan perlahan, membawa wajah adiknya untuk dia tatap.

"Kalo adek kayak gini yang ada nanti malah drop, tenang oke?"

Seokjin bisa merasakan dengan jelas, deru napas Taehyung yang dirasa memberat. Tidak hanya Seokjin, semua yang ada disana bisa melihat tubuh kecil anak singa itu bergetar, napasnya memburu dengan pandangan yang tak menentu.

"Adek..?"

"Sem-mua nya.. hh.. semuanya.. hh larang adek.. pul-lang.. hh.."

"Atur dulu napasnya, yaa?" Seokjin masih berusah menenangkan, tapi semua tidak Taehyung indahkan.

"Aku- cuma.. hh.. hh.. mau liat mas nikah.. hh.. hiks.. hiks.. aku mau-liat mas sama-kak jeni.. hiks.. sebentar.. hiks.. hh"

"Iyaiya, sekarang adek tenang dulu" Taehyung menggeleng ribut, rasanya kesempatan untuk bicara cuma kali ini aja.

"Aku ma-u hh.. pulang.. hiks.. hiks.."

"Mas mu nikah minggu depan, masih lama" Granpa sedikit menjelaskan, "Sebelum acara jadi lebih baik adek disini dulu, biar nanti kuat"

"Hiks.. pul-lang! Hiks.. hh..h.. ma-u pulang!"

"Jangan ngeyel Taehyung" Ayah kembali bersuara.

Bapak tujuh anak itu masih sama keras, kalo udah ngamuk susah dibujuk. Emang dasar pohon gak jatuh dari buahnya. Ehh! Benerkan?

Taehyung kesal, tidak adakah yang bisa mengerti keinginannya? Atau.. Taehyung sendiri tidak bisakah mengerti ketakutan keluarganya?

Anak-anak ayah yang lain tidak ada yang bersuara, sudah cukup perdebatan antara ayah dan si bungsu saja.

"Ayah gak sa-yang ad-adek! Hiks.. hhiks.. hh.. hh.."

"Kalo ayah gak sayang buat apa ayah lakuin ini sama kamu?"

Taehyung menatap ayahnya dengan tajam, biarpun matanya mulai sendu tapi sorot matanya macem singa siap menerkam.

"Pergi! Semua-nya per-gi!! Hh.. hh.." Taehyung berontak dalam pelukan Seokjin, anak menjauhkan siapa saja yang mencoba mendekat dan menyentuhnya.

"Adek, jangan kayak gini" Seokjin mencoba mengunci pergerakan Taehyung, "Diam, Dek!"

"Pergiii!!!" Napasnya semakin memburu, mata elang itu semakin memerah berkaca-kaca.


Pranngg



Tiang infus itu terjatuh, bahkan jarum yang menempel dipunggung tangan Taehyung terlepas menyebabkan luka berdarah disana.

"Adek.." Bunda meraih tangan anak bungsunya, singa kecilnya sedang mengamuk. "Tenang, Dek. Tenang, sayang.. jangan kayak gini" Bunda mencari apapun yang bisa menutup luka Taehyung.



"Adek.. mohon.. hh.. hh.."

Setelahnya melemas dalam pelukan si Mas Tersayang.







°

°

°

Rindu si adek tantrum gak nih???

Btw anak si ayah baru potong rambut 🤭

Btw anak si ayah baru potong rambut 🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




See you 🤗



26/11/23










Lion KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang