Kisah 23

1K 128 92
                                    

Brushhh


Brakkhhh





Akhhh!!!




"Adek!"





Taehyung terlonjak, bukan hanya apa yang baru saja dirinya lihat namun juga suara yang mampu memukul telak dadanya dengan debaran menyakitkan.

Pekikan orang-orang itu membuat Taehyung linglung, tatapannya tak tentu arah milihat mereka mulai mendekati tubu bergetar itu dengan tatap berbeda-beda.

Taehyung baru saja menyaksikan bagaimana air teh yang mengepul panas itu tumpah tepat dibaju wanita yang dirinya ajak bicara, Jeni menjerit. Uap panas itu mampu membuatnya terkejut kepanasan, melepaskan cengkraman kuat pada nampan.


"Adek! Kamu ini apa-apaan?!" Seokjin menarik lengan Taehyung, membawa tubuh itu untuk menghadapnya.

Urat-urat itu terlihat menonjol dari dahi mulus Seokjin, air mukanya memerah menahan amarah.

Tidak salah lihat, Seokjin dengan jelas bagaimana nampan yang dibawa Jeni jatuh tapat menyiram tubuhnya.

"Kamu ini kenapa?! Kak Jeni bawa air panas, kamu sengaja hah?!" Tubuh Taehyung bergetar, tatapan Seokjin begitu menyeramkan.

Cengkraman kuat dilengannya belum Seokjin lepas malah yang Taehyung rasakan semakin kencang dan membuatnya seakan mati rasa.

"Mas kecewa sama kamu! Kelakuan kamu gak bisa maafkan begitu saja, renungin kesalahan kamu"

Dilihatnya bunda sedang membawa Jeni untuk berganti, membantu membersihkan luka yang pastinya akan menyisakan bekas.

Jeni seakan hilang ingatan, melupakan Taehyung yang nyatanya ikut terluka. Bukan tak ingin memisahkan perdebatan kakak beradik itu, tapi semua seakan menulikan  pendengaran Jeni oleh rasa panas disebagian kulitnya.

Seokjin beralih menatap penuh sesal pada kekasihnya, raut cemas dan takut membuat Seokjin seakan kebingungan.

"Mas, kita ke klinik terdekat dulu. Nanti kulitnya melepuh" Bunda menuntun calon mantunya itu di iringi si sulung Seokjin.

Disana, Jimin dan juga Jungkook mendekat. Menatap Taehyung dengan rasa tidak percaya.

"Jangan ke kanakan, kamu sudah besar. Tau mana yang tidak pantas dan berbahaya untuk dilakukan. Sekarang kalo udah kayak gini siapa yang susah?" Jimin berlalu setelah mengucapkan itu.

"Kamu memang adik kita, adik kesayangan mas Seokjin tapi itu tidak akan membuat setiap kesalahan termaafkan. Apa lagi sampai melukai orang yang Mas Seokjin cintai" Kalimat Jungkook sungguh berbeda, tidak ada lagi kakak jahil dan menyebalkan. Taehyung rasa Jungkook begitu kecewa.

"Kook, buruan kita susul kak Jeni" Suara panggilan sedikit keras terdengar dari kejauhan, "Ayoo, buruan!" Namjoon melambai, memberi gestur untuk secepat mungkin menghampirinya.


Disana, di dekat mobil yang terparkir Namjoon juga Hoseok berdiri menunggu orang yang baru saja dipanggilnya. Jungkook dengan segera berlari mendekat, lalu berlalu tanpa ada rasa bersalah.

Sedangkan Taehyung?


Dirinya masih berdiri, berusaha untuk tetap menopang tubuh gemetarnya sekuat mungkin.

Joshua mengusap bahu sempit adiknya, menarik perhatian Taehyung yang masih diam sejak semula.

"Kita pulang, ya?" Joshua meraih lengan taehyung, "Kita tunggu di vila aja"

Lion KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang