Kisah 28

1K 110 35
                                    

Saat itu ayah sekeluarga mengambil keputusan besar, mempertaruhkan nyawa demi kehidupan lebih lama.

Sebelum berkas di tanda tangani dengan tangan yang gemetar, tiba-tiba suara bising ramai terdengar. Matanya terbelalak, sosok yang di khawatirkannya berlari mendekat.


"Adek?!"

Senyuman Taehyung kian melebar, tangan Taehyung merentang sempurna.

"Ayaahhh..? Adek udah bisa lari, hihi.. adek bisa loncat-loncat. Ayoo, kita ke pantai lagi. Adek mau main air"

Tatapan mata ayah berembun, hatinya bahagia tidak terkira namun masih sesak tak bertuan.

"Ayah, ayoo.." Taehyung menarik-narik tangan milik ayahnya, "Ish, lama. Cepetan!"

"Yah, ayo. Kok, malah ngelamun" Bunda melambaikan tangannya, "Cepetan, ah. Anak-anak udah nunggu" Bunda berlalu lebih dulu.

"Adek?" Ayah menahan lengan Taehyung, membawa tubuh kecil bayi singanya kedalam pelukan. "Maafin ayah, ya. Ayah minta maaf"

"Kenapa ayah minta maaf? Ayah harusnya seneng kaki adek udah bisa di ajak lari lagi sekarang"

"Adek gak sakit?" Taehyung menggeleng.

"Ayah, ayoo. Acaranya udah mau di mulai, Mas Seokjin nanti marah"

"Acara? Acara apa?"

"Ish! Ayahhh. Mas mau nikah! Masa ayah lupa!"







°°°

"Mas, nanti kalo punya baby lucu. Babynya kasih nama sama kayak adek, ya?"

"Kenapa?"

"Emm, adek mau kasih nama aja deh, boleh yaa?"

"Adek mau kasih nama apa?"

"Taehyung.. itu kan nama adek. Kalo Taehyun..?"

"Iya, adek sama baby nanti tetep jadi dua kesayangannya mas!"

"Mas, adek mau pergi duluan yaa?"

"Kemana?"

"Ke surga. Hihi.."

Mendengar itu seokjin tersentak, kalimat yang adiknya ucapkan serasa tak pantas untuk di didengar.

"Apa sih, Dek. Jangan suka kayak gitu!"

"Dadah mas.. adek duluan yaa..?" Taehyunh berlari, melambaikan tangannya dengan senang hati.








Puk



Puk


Puk






"Mas.. bangun"

"Bunda?"

"Udah magrib, ke air dulu gih"

"Adek?"

"Adek masih diruang ICU, dokter bilang keadaannya mulai ada kemajuan"

"Hiks.. hiks.. bunda.. hiks.." Seokjin menangis terisak, menutup kedua wajahnya dengan telapak tangan. "Aku takut, Bun. Hiks.. maaf. Maafin mas, bunda"

"Kenapa? Mas kenapa? Ada apa? Cerita sama bunda"

"Adek. Ini salah mas, Bunda. Adek.. hiks.. adek kayak gini karena mas"

"Mas, tenang dulu. Jangan seperti ini, jangan menyalahkan diri sendiri. Dengar baik-baik" Bunda menangkup wajah memerah putra sulungnya. "Adek udah berhasil di operasi, keadaanya sudah membaik"

"Operasi?" Bunda mengangguk, "Kapan?"

"Makanya pamali kalo sore jangan suka tidur, jadi gini kan? Linglung gak jelas kamu tuh"



°°°




Namjoon juga Hoseok baru saja selesai solat, mereka berdua sedikit menikmati udara dinginnya malam yang memberi kesejukan di tubuh dan otaknya yang terasa penat di cafetaria rumah sakit.

Tidak salah lihat, Hoseok melihat adiknya berjalan melewatinya dengan berlari.

"Joon, gua liat adek"

"Ngaco, lo!"

"Serius, joon. Adek baru aja lewat, dia lari"

"Kakak..! Cepetan, ih. Adek nunggu dari tadi, kakak lama!"

Benar, Hoseok tidak berbohong. Namjoon melihat adiknya melambai memanggil mereka dengan wajah kesalnya.

"Ayoo, adek capek tau! Kakak lama!"



°°°


"Ini benar-benar sebuah ke ajaiban, Taehyung sungguh anak yang luar biasa"

"Chan, hiks.. terima kasih, hiks.."

"Sama-sama tante, ini memang sudah kewajiban saya. Setelah ini Taehyung kita pindahkan ke ruang rawat biasa"

"Adek, bener-bener sudah membaik kan, Kak?" Jimin masih tidak percaya, "Adik aku baik kan?"

"Iya, adik kalian sudah membaik" Chanyeol menatap dua adik kakak itu, Jimin juga Jungkook.



°°°

"Adek mau berubah, adek bukan anak kecil. Adek mau memperbaiki semuanya"









°



°



°



Mau kasih foto aja, si adek baru update ig 😁😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau kasih foto aja, si adek baru update ig 😁😁


Nah, cukup sekian dan terima kasih 😁

Yang rindu si adek, boleh temu kangen dulu


17/11/23







Lion KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang