11. Na : 1/2+5+1/5+2/4+5+4

251 38 8
                                    


11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11. Na : 1/2 + 5 + 1/5 + 2/4 + 5 + 4

"Akkhhhh!!" pekik Karina merasa sakit dan sesak karena lehernya dicekik menggunakan tali tambang oleh wanita anggun sebagai buronan nomor enam itu.

Wanita itu tertawa dengan deretan gigi putihnya yang terlihat. Dia sungguh menikmati pemandangan saat Karina tersiksa karena itu adalah caranya menemukan kebahagiaan. Kejam, juga sadis.

—• [Na] •—

Argi kini telah duduk di sofa ruang tamu rumah Dena sembari memegangi ponselnya memandang kontak dengan nama : Partner.

"Wah, udah bangun lo?"

Argi langsung menoleh ke belakang karena suara seorang perempuan.

"Gimana? Udah mendingan belum?" tanya Dena sembari berjalan mendekati Argi bersama Queenna di sampingnya.

Argi menganggukkan kepalanya. "Makasih."

Dena tertawa kecil. "Sama-sama. Btw, nanti lo tidur di rumah sebelah ya, di rumahnya Kak Chiko. Masa iya lo tidur di rumah gue, jangan ngadi-ngadi deh."

Queenna menyenggol bahu Dena. "Heh, ganteng banget, anjir, Den! Lihat tuh sixpack-nya! Gila! Lo pakai pelet apa sih, Den?"

"Pelet gundulmu! Gue kagak pakai apa-apa, Queen. Jangan sembarangan deh kalau ngomong!" tegur Dena dengan ekspresi menahan senyum.

Queenna menyengir sembari menatap Dena agar tergoda dan tertawa. Queenna tahu Dena tengah menahan senyum, makanya dia melakukan itu.

"Iih, apaan sih, Queen!" Dena langsung memalingkan wajahnya membuat misi Queenna menggodanya berhasil.

Argi tiba-tiba bangkit sembari mengambil hoodie hitam miliknya yang menjadi bantalan kepalanya sejak dia pingsan saat ditolong Dena, lalu memakai hoodie itu ditubuhnya yang tidak memakai baju sama sekali.

"Eh, lo mau ke mana?" tanya Dena melihat Argi bangkit hendak pergi, padahal dia baru bangun sekitar setengah jam yang lalu sebelum Karina meneleponnya.

"Ke suatu tempat," jawab Argi begitu jelas tengah menyembunyikan sesuatu.

Dena mengernyitkan keningnya cemas. Pemuda ini belum lama sadar dari pingsan, dan sekarang dia mau pergi ke suatu tempat dengan luka sayat benda tajam diperutnya yang masih bisa terbuka kapan saja. Dena sungguh khawatir dan tidak ingin ada orang yang terluka lagi karena penindasan.

"Heh, lo itu baru bangun ya! Ngapain lo mau pergi? Mau ke mana sih, hah? Setidaknya tuh lo bilang makasih dulu ke Dena karena udah tolong lo semalam! Jangan asal pergi aja kayak tuan rumah ini, anjay!" Bukan Dena yang mengomel, justru Queenna yang mengomel karena kesal pada Argi yang terlihat seolah tidak menghargai pertolongan yang diberikan Dena.

MYSTERIOUS NaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang